NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

'Klek!'

Aira langsung berbalik saat mendengar pintu kamar itu kembali dibuka. Ia sedikit gugup melihat Brian yang memasuki kamar ini.

Mencoba menetralkan deru nafasnya, Aira yang mengangkat dagu melirik Brian yang melepaskan jasnya secara pasti. Ia memperhatikan setiap kegiatan lelaki itu dan sedikit melotot, ketika Brian hampir melepaskan seluruh pakaian atasnya.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Pertanyaan yang dilontarkan dengan seruan kuat itu menghentikan gerakan Brian melepaskan atasannya. Ia menoleh pada Aira dengan sorot matanya yang begitu tajam.

"Jika kamu ingin mengganti pakaianmu, pergilah ke kamar mandi. Itu akan jauh lebih sopan."

Gerutuan bernada ketus dan sinis itu sangat jelas terdengar dari ucapan yang dilontarkan oleh Aira.

"Ini adalah kamarku. Bukankah aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan?!" Balasan yang setimpal dari Brian membuat Aira memejamkan mata dengan kedua tangan terkepal.

Ayolah!

Ia tahu ini tidak akan mudah. Aira yakin jika pernikahan mereka tidak akan berhasil!

"Dengar ya Brian! Aku tahu jika kita berdua sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini." Menahan kesabarannya, Aira berbicara dengan penuh penekanan.

Namun ucapan itu malah membuat Brian mengangkat sebelah alisnya.

"Sepertinya kamu ingin berbicara lebih banyak."

Dantai Brian memilih bersedekap dan menunggu hal apa yang akan diucapkan oleh Aira kembali.

"Seperti yang aku bilang tadi. Kita sama-sama tidak menginginkan pernikahan ini." Sekali lagi Aira menegaskan.

"Jadi aku harap agar kita berdua bisa bersikap baik. Tahu batasan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak."

Merasa lega setelah menyampaikan keinginannya, Aira sekarang diam dan menunggu respon Brian. Tapi setelah 2 menit diam menunggu Brian bersuara, ia kembali berdecak kesal saat tidak mendapati perkataan apapun dari lelaki itu.

"Kamu mengerti maksudku tidak sih!" Kesabaran Aira semakin menipis kala mendapati Brian yang sepertinya tidak menggubris ucapannya.

"Bisa kamu Jelaskan lebih spesifik, apa yang kamu inginkan?"

Sontak saja ucapan itu membuat air Aira melotot tajam kepada lelaki itu.

"Intinya aku hanya ingin agar kita tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing! Hidupmu adalah milikmu dan Hidupku adalah milikku. Adil bukan?" Ia kembali melirik Brian dengan sorot penuh tuntutan.

"Dan aku berharap agar kita bisa sama-sama bersikap baik di hadapan kedua orang tua kita. Dan selebihnya terserah kepadamu." Aira berbiacara setelah berpikir cukup lama memikirkan apa yang ia inginkan dari Brian kembali.

"Usiamu jauh berbeda dengan usiaku Brian. Dan aku tidak ingin dipusingkan oleh urusan hidupmu." AIra melirik Brian dengan ketus.

Merasa kesal karena harus terlibat dengan lelaki itu, yang sekarang menjadi suaminya.

"Jika kamu lupa satu hal Aira, aku adalah suamimu."

Suara bantahan pertama dari Brian mengingatkan Aira, jika mereka telah menikah.Dan itu sukses membuat mood AIra semakin kesal.

"Meskipun usiaku jauh lebih muda 4 tahun darimu. Bukankah seharusnya kamu lebih menghormatiku sebagai suamimu sekarang?" Dengan sebelah alis yang dinaikkan, Brian menatap Aira yang semakin kesal karena ucapannya.

"Justru karena itu, aku semakin tidak suka kepadamu!" Aira malah meledak mendengar ucapan Brian yang mengingatkannya.

"Kenapa kamu menyetujui Perjodohan ini?" Ia semakin menuntut jawaban dari Brian.

Bahkan tanpa sadar ia melangkah dengan cepat dan berhenti tepat di hadapan Brian dengan menengadah. Perbedaan tinggi tubuh mereka terlihat jelas. Ia yang mengenakan high heels bahkan harus menengadah untuk menatap Brain dengan tajam.

-Berapa sih tinggi badan lelaki ini?- Ia menggerutu kesal dalam hati.

"Jika pertanyaan itu aku kembalikan kepadamu. Kenapa kamu menyetujui Perjodohan ini?" Brian malah balik bertanya kepada Aira, dan membuat wanita itu seketika terdiam.

"Aku menerima Perjodohan ini karena tidak bisa menolak mama dan papaku." Aira menjawab dengan suara pelan.

"Demikian juga aku." Dengan santai Brian menjawab. Ia yang semula bersedekap akhirnya menurunkan kedua tangannya.

"Jika kamu saja tidak bisa menolak perjodohan ini. Kenapa kamu menuntut agar aku bisa menolaknya?!" Brian mencengkram kedua lengan AIra dan menarik wanita itu semakin dekat ke tubuhnya.

"Jangan melihat aku dengan tatapan merendahkan seperti itu Aira!" Desisan suara Brian yang penuh dengan penekanan itu membuat Aira menelan ludah.

Brian benar-benar berbahaya dengan sikapnya yang penuh dengan intimidasi kuat seperti ini. Tapi ia juga tidak ingin mengalah di hadapan lelaki yang usianya jauh lebih muda darinya.

"Kamu adalah seorang lelaki Brian! Seharusnya kamu bisa bersikap lebih tegas dan menolak perjodohan ini!"

Ucapan Aira sukses membuat Brian semakin kesal. Ia melepas  cengkeraman tangannya di lengan Aira dan sedikit menghempas tubuh wanita itu.

Aira yang tidak siap dengan sikap Brian termundur 2 langkah. Tidak menyangka oleh sikap nekat Brian.

"Jika kamu memang tidak suka dengan pernikahan ini. Aku akan menghubungi kedua orang tua kita dan membicarakan perpisahan secepatnya. Kamu mau itu?!" Dengan senyuman miring Brian menoleh pada Aira yang perlahan wajahnya memucat.

"Tidak!"

Dengan cepat Aira berseru. Biar bagaimanapun ia telah menuruti keinginan kedua orang tuanya untuk menikah dengan lelaki pilihan mereka. Akan sangat mengecewakan mama dan papanya, jika ia berpisah bahkan dengan pernikahan mereka yang terhitung baru beberapa jam yang lalu.

"Jika kamu memang tidak ingin mengecewakan kedua orang tuamu. Bukankah seharusnya kita bekerja sama untuk membuat pernikahan ini lebih baik?!" Brian kembali mengintimidasi Aira dengan sorot mata tajamnya.

"Paling tidak orang tua kita merasa senang, karena melihat kita baik-baik saja dengan pernikahan ini bukan?" Brian melirik Aira tajam.

"Aku setuju dengan ucapanmu." Aira menghela nafas setelah terdiam beberapa saat.

Tidak ada gunanya jika ia berdebat terlalu lama dengan lelaki ini. AIra yakin jika Brian bukanlah seseorang yang bisa ia intimidasi dengan cepat.

Lelaki itu bahkan memiliki aura yang mengintimidasi lebih kuat dari siapapun. Dan jangan lupakan tatapan mata tajamnya yang seolah bisa menelanjangi siapapun, dan mengetahui rahasia besar yang disembunyikan.

"Tapi tidak ada kontak fisik yang akan terjadi di antara kita!" Ucapan Aira kembali membuat Brian tersenyum miring.

"Apa kamu takut jika kamu lengah dan tidak sanggup menolakku?"

Ucapan yang dilontarkan oleh Brian dengan penuh percaya diri itu membuat Aira melotot dengan mulut menganga. Ia sama sekali tidak menduga jika Brian akan menjawab seperti itu.

Aira menutup mulutnya dan menelan ludah guna menahan kesabarannya, melihat lelaki itu yang begitu percaya diri.

"Jika ingin aku bersikap baik dengan pernikahan ini. Tidak ada kontak fisik antara kita sedikitpun! Bahkan aku membebaskanmu memiliki kekasihmu di luar pernikahan ini. Tapi jangan pernah mengusik hidup pribadiku!" Ia menyoroti Brian dengan tajam, saat lelaki itu mengangguk secara perlahan.

"Baiklah tidak akan ada kontak fisik antara kita. Tapi aku sedikit ragu, jangan-jangan kamu yang akan menerkam ku duluan."

Usai berkata seperti itu, Brian langsung meninggalkan Aira dengan meraih jasnya. Membawa jas itu ke kamar mandi, lelaki itu menutup pintu kamar mandi secara perlahan.

"Bagaimana bisa aku memiliki suami yang menyebalkan seperti itu?" Memandangi pintu kamar mandi yang tertutup, Aira menggerutu dengan perasaan kesal.

"Lihat saja! Akan aku buat kamu tidak tahan dengan pernikahan ini hingga kamu sendiri yang meminta berpisah." Aira mengepalkan kedua tangannya kembali dengan penuh emosi.

Mengapa ia harus terlibat dengan lelaki itu? Setelah mereka hanya pernah berjumpa beberapa kali di kampus yang dulu pernah menjadi tempat mereka menimba ilmu.

Aira menghela nafas dan mendudukkan tubuhnya di atas ranjang. Merebahkan tubuhnya dan memilih memejamkan mata. Ia benar-benar merasa sangat lelah sepanjang hari ini.

Terlebih dengan semua situasi dan suami yang baru ia ketahui sosoknya.

.................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!