NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:106.5k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beranak

Malam minggu. Waktunya menghabiskan waktu bersama keluarga dan pasangan. Tapi di Flashline, kau hanya akan menemukan sekumpulan jomblo yang kurang belai dan kasih sayang.

Langit mendung, angin semilir, dan empat lelaki bujang setengah matang berkumpul di halaman belakang bengkel utama. Bukan buat kerja, bukan buat mengerjakan pasein-pasien besi. Mereka hanya duduk bersila di lantai paving beralaskan tikar. Dirga, Hail, Bima dan Abi mengelilingi meja kayu bulukan peninggalan zaman prasejarah, dengan kapur putih berserakan sebagai pelicin.

Bima sudah menyiapkan striker sambil merunduk ala-ala profesional, matanya menukik tajam dengan, mencari posis yang pas. Mukanya cemong, bukan karena niat, tapi karena dia sudah kalah beberapa kali.

“Sumpah ya, karambol ini bukan cuma soal teknik… ini soal nasib,” katanya serius, sebelum striker meleset dan bola malah loncat ke luar meja.

Tok!

“YAH!!” Bima berteriak kecewa saat lagi-lagi stikernya meleset.

Dirga langsung ketawa ngakak saat lagi-lagi Abi mengusap pipi Bima dengan kapur.

“Itu bukan nasib, itu tangan lo yang licin karena gorengan tadi, Bang Bim!” ujarnya dengan tawa yang semakin keras.

Bima hanya mendelik tajam, padahal muka dirga juga tak kalah cemong darinya.

Abi, satu-satunya yang masih kinclong, duduk santai sambil ngelap striker pakai kain bersih. Memasang muka bangga setelah menolehkan kapur di wajah Kakak tertuanya.

“Makanya, jangan jilat-jilat jari abis makan bakwan, Bang Bim. Kayak gue nih.”

Cetas.

Abi menjentikan stikernya dan langsung mengenai stiker lain dan masuk ke lubang.

Galang, yang jadi wasit nggak resmi malam itu, berdiri sambil bawa segelas kopi.

“Gue nyatetin ya, Bang Bima udah gagal tiga kali, Dirga dua kali, Bos Hail nol, Abi… delapan kali menang,” tuturnya sambil menyeruput kopi dan melihat catatan kecil yang ia buat. Semua harus dicatat dengan benar karena yang kalah akan menerima hukuman.

Abi cengar-cengir sambil mengangkat alis naik turun, mengigit bibir bawahnya melirik centil pada semua lawan.

“Skill gak bisa bohong, dong. Meski tangan gue belum pernah gandeng tangan ayang, tapi nih tangan ini ahli kalau buat main.”

“Buset… nggak nyambung amat kalimat lo Bi," tutur Dirga melotot.

“Kita semua jomblo kalau lo lupa?” imbuh Dirga.

"Eist ... Saya sudah pensiun dong, udah ada ayang dong," bantah Galang sambil menyugar rambutnya bangga.

"Dih jalur patas aja bangga lo!" Bima yang sedang kesal menimpuk Galang dengan kantong bubuk kapur tapi meleset.

Galang tertawa lalu mengoyangkan pinggul meledek. Bima berdecih, berusaha sabar untuk tidak menendang pantat Galang.

“Serah deh, mau jomblo kek mau nggak kek. Yang penting gue nggak bolong-bolong kaya striker lo.” Abi ngedip santai, sebelum narik striker dan…

Klik!

Dua bola masuk mulus.

“Double kill!” teriaknya, berdiri lalu berjoget jempol.

Bima banting striker ke meja.

“GUE CURIGA! Nih orang pasti pakai cheat!”

“Mana ada cheat karambol, Bang Bim. Ini bukan game online,” Galang ketawa, lalu duduk di sofa dari ban bekas yang ada di dekat mereka.

"Udah Bang, terima nasib aja." Dirga menepuk bahu Bima dengan tangan penuh kapur.

Bima menghela nafas panjang. Lalu berkata, "Kita ini sebenernya normal nggak sih?"

"Maksud lo Bang?" tanya Dirga bingung.

“Ya … coba lo pikir deh Ga, tiap malam minggu begini, cowok-cowok normal nongkrong sama pacar, kita di sini main karambol sambil debat gorengan. Hah ....." Helaan nafas panjang terdengar berat dari pria bertato itu.

Dirga nyengir.

“Ya, setidaknya kita nggak buang duit buat nonton bioskop. Duit kita aman. Hati? Ya… bolong dikit gapapa.”

Semua tertawa. Tapi tidak dengan Hail.

Abi yang tadinya berjoget girang, kini ngangkat striker ke langit.

“Gue persembahkan kemenangan ini… untuk seluruh pria jomblo yang berjuang di jalan karambol!”

“PEMBOHONG!” Bima langsung lempar kapur ke arah Abi, kena jidat.

Semua terpingkal. Bahkan Hail yang dari tadi diam, akhirnya senyum kecil juga melihat keabsudan para montirnya.Tapi, bukan hanya karena itu, dia teringat seorang bocah dengan senyum manis dan mata sipit

Yang memanggilnya dengan suara kecil tapi penuh keyakinan,

“Papa!”

Setelah Abi pamer kemenangan dan Bima jadi korban kapur, tiba-tiba…

“Kalau gue tiba-tiba punya anak, wajar nggak?” celetuk Hail dengan wajah datar dan tangan yang memaikan stiker di jemarinya.

Suaranya pelan, tapi bikin semua kepala langsung noleh. Hening. Hanya terdengar suara jangkrik dan decitan striker yang jatuh ke lantai.

Dirga yang lagi nyeruput kopi, keselek. “Hakkk! Apa, Bos Hail? Anak siapa?”

Hail menatap kosong ke papan karambol seolah bola putih di tengah itu adalah kehidupan.

“Kepikiran aja…” kilahnya.

Abi, yang selesai selebrasi duduk selonjoran sambil ngunyah kerupuk, langsung menimpali, “Ajaib sih. Bos Hail bakal jadi laki-laki pertama di dunia yang bisa beranak. Nanti kita masuk TV bareng. Judulnya ‘Bujang Melewati Batas Genetik’. Keren, terkenal kita."

Bima mengusap wajahnya frustasi. “Lo kenapa sih, Bi? Nggak pernah serius dari lahir ya?”

“Eh, jangan salah. Ini serius. Siapa tahu Bos Hail beneran bisa beranak.”

Galang melirik Hail dengan curiga. “Bos nggak ikut jalur patas kayak gue kan?"

Hail menyengir tipis, mengangkat bahu, tapi matanya tetap serius.

“Gue cuma nanya doang.…”

Bima menepuk bahunya, “Kalau yang nanya orang lain, mungkin bakal gue ketawain. Tapi ini lo yang tanya Bos. Lo orang paling waras di sini, jadi gue takut ini bukan sekedar pertanyaan gabut.”

Dirga mengangguk, “Betul banget. Kalau Bos udah sampe nanya gitu… kayaknya ada sesuatu.”

Abi langsung berdiri, gaya dramatis, nunjuk Hail.

“JANGAN-JANGAN… BOS HAIL DITITIPIN ANAK SAMA ALIEN?! Atau—atau lo hasil eksperimen rahasia pemerintah buat bikin pria bisa hamil?”

“Abi, duduk!” serentak semua ngomel.

Abi duduk lagi sambil ngedumel, “Dih lagi hami semua kali ya, sensi amat…”

Hail akhirnya tertawa kecil. Tapi tawanya menyiratkan suatu beban. Dia menghela napas.

"Semua kemungkinan bisa terjadikan. Kayak Galang yang beberapa bulan lagi jadi Bapak. Gue juga mikir, apa mungkin gue juga jadi Bapak karena masa lalu gue," ujarnya kali ini dengan serius.

Bima dan Galang saling pandang. Dirga mulai ngupil sambil mikir. Abi? Dia malah berdiri lagi, mengambil kopi kaleng dari lemari pendingin lalu memberikanya pada sang Bos Muda.

“Kalau Bos Hail beneran punya anak. Kita harus segera bikin acara syukuran. Kita potong tumpeng, terus pasang spanduk: "BOS HAIL UDAH LAKU! UDAH BERBUNTUT!"

"SETUJU!!!" seru semuanya.

"KITA PARTY!" teriak Abi lalu mulai bergoyang.

Semua meledak ketawa, kecuali Hail yang cuma menggeleng pelan, lalu meminum kopi yang Abi berikan. Dalam hatinya, masih terbayang bocah kecil itu. Cala.

Dan suara kecilnya yang terus terngiang, “Papa…”

Hail tersenyum tipis, menatap kelingking yang sempat bertaut dengan kelingking mungil Cala.

"Janji ya ..." gumam Hail lirih.

1
Novi Manggala Qirani
Pada kenapa sih anak² nya pak Indra ??
Emang penghasilan nya dari bekerja di perusahaan keluarga itu kurang ??
Kebangetan deh
Novi Manggala Qirani
Baru mau komen keluarga yang lain pada kemana, udah keduluan om hail 🤣🤣
Cakra niat nya bantuin pak Indra, tapi gimana dengan pemikiran anak² nya yang lain ?
Novi Manggala Qirani
Yaa sesuai hati nurani lah Cakra, gak usah di buat². Ntar malah dikira ngarepin warisan lagi sama anak² nya yang lain 😪
Novi Manggala Qirani
Ku rasa Hail udah tau deh, Kalo cala bukan anak kandung nya
Novi Manggala Qirani
Semoga ga ada resiko apapun nanti nya ke fungsi paru² nya Evelyn, Kasihan banget.. mana belum nikah beneran lagi, apalagi anak
jimin park
syukur alhamdulillah, semuanya terbongkar...sekalipun raga tuan regan tidak bisa kembali...setidaknya nama nya bisa bersih dari orang" serakah seperti mereka..g nyangka serapi itu ternyata mereka menyembunyikan fakta...uda tau kan aka kenapa eyangmu minta kamu yg duduki perusahaan
Rysa
cie rumah berbentuk raga..eve ya....
yuk bisa bersihkan nama ayahnya eve..
riri
si Ruby gila banget sampai anak sendiri di jadi in uang...
Rysa
ya kan bbapakny eve gak salah...justru si ishak yg serakah...ayolah cakra tterim tawaran eyang...bbia orang" serakah itu mati kutu gak dapaetin perusahaan
Rysa
ada apa dengan papa indra..kenapa sakit dadakan
Rysa
iya deh buruan nikah biar kamu bisa melindungi eve secara total
riri
eve bukannya minta tolong malah pergi diam"
Al-rayan Sandi Syahreza
satu demi satu terbuka
Al-rayan Sandi Syahreza
memang benar kan salah satu dari orang terdekat papa nya sendiri,dan itu jadi pukulan telak yg menghantam papa Indra
Al-rayan Sandi Syahreza
ko sakitnya tiba2 gitu kira2 ada sabotase nggak di balik semua ini
Zahra Nisa
hail jangan nyalah diri seniri kamu ga tau apa apa
Al-rayan Sandi Syahreza
sweet nya mereka bikin ngiri
Sahidah Sari
akhirnya hail bisa menyatakan semua nya pada Evelyn siapa dalang penggelapan dana perusahaan dan bukan ayah nya pelaku dr semua itu .moga aja hail bisa membersihkan nama baik pak Regan.
Anita♥️♥️
gilaaa keluarga Hendrawan yang terkenal terhormat,ternyata oh ternyata
Puput Assyfa
walaupun menyakitkan kebenaran akhirnya terungkap juga terbukti siapa yg bersalah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!