NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Berbohong

 

Edward masih memeluk Aurora erat, seolah-olah dia adalah satu-satunya jangkar di tengah lautan badai yang sudah ia layari selama sebulan. Dia tidak bisa berpikir. Dia hanya bisa merasakan kehangatan tubuh Aurora, merasakan lembutnya sweater yang dikenakannya, merasakan aroma menenangkan yang selalu berhasil membuat pertahanannya runtuh.

Aurora, yang awalnya kaku, perlahan melunak. Dia merasakan getaran halus di tubuh Edward, sebuah tanda kelelahan ekstrem yang disembunyikan di balik armor seorang CEO. Dengan lembut, dia mengusap punggung Edward naik turun, sebuah gerakan menenangkan yang biasanya dilakukan seorang ibu pada anaknya.

"Edward," bisiknya lembut di telinganya. "Apa yang terjadi?"

Suara Aurora itu adalah pemicunya. Bendungan yang menahan semua emosi Edward selama sebulan jebol juga.

"Aku lelah, Aurora," desahnya, suaranya tertahan dan serak. "Setiawan Group itu gila. Mereka menyerang ku dari segala arah. Mereka memfitnah ku di media, mereka menyerang server ku, mereka coba mencuri orang-orangku."

Edward melepas pelukannya sedikit, tapi tangannya masih erat memeluk pinggang Aurora, seolah-olah takut dia akan menghilang. Matanya yang biasanya tajam dan penuh analisis kini berkabut, menunjukkan kelelahan yang mendalam.

"Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku tidur lebih dari empat jam. Aku makan mie instan setiap hari.." Dia menunduk, kepalanya hampir menyentuh bahu Aurora. "Akan ku pastikan mereka akan hancur setelah ini."

Edward mengangkat kepalanya, menatap mata Aurora dengan penuh keyakinan. " si brengsek dan si sialan Setiawan itu pikir mereka masih bisa bersenang-senang setelah ini!"

Kutukan itu keluar dengan emosi yang meluap-luap.

Aurora sedikit terkejut mendengarnya. Melihat Edward yang selalu tenang, tiba tiba mengutuk... Entah kenapa Aurora merasa hal itu lucu dan menyentuh hati di saat yang bersamaan. Dia harus menggigit bibirnya dengan kuat untuk menahan tawa yang ingin meledak. Ini adalah sisi Edward yang belum pernah dia lihat, dan dia menyukainya.

Dia menatapnya kembali, matanya penuh dengan empati. "Iya," katanya, suaranya tegas namun lembut. "Mereka memang brengsek."

Aurora ikut mengutuk. Tanpa ragu. Itu adalah sebuah pernyataan solidaritas yang paling kuat yang pernah Edward rasakan. Sebuah gelombang kelegaan menyapanya, membuatnya sedikit goyah.

Adrenalin yang memompanya selama sebulan perlahan luntur, digantikan oleh rasa lelah yang luar biasa. Dia kembali menunduk, kepalanya bersandar di leher Aurora, seperti anak kecil yang menemukan tempat berlindung.

Mereka diam beberapa saat, hanya suara musik supermarket yang terdengar. Kemudian, Edward bertanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Kenapa... kenapa kau tidak pernah mengirim pesan padaku?"

Di dalam hatinya, Aurora langsung merasa jengkel.

'Kau yang mengabaikanku duluan di lapangan golf!'

Keinginan untuk "ngambek" itu sangat besar.

Tapi kemudian, dia melihat kondisi Edward lebih dekat. Lingkar mata hitamnya yang tebal, rambutnya yang sedikit berantakan, bau kopi yang menempel di bajunya. Dia melihat seorang prajurit yang baru saja turun dari medan perang, penuh luka dan kelelahan.

Kemarahannya dan keinginan untuk menang pun lenyap, tersapu oleh rasa kasihan yang tulus. Dia tidak bisa menambah beban di pundaknya sekarang.

"Ada... ada festival sekolah," jawab Aurora, sedikit tergagap. "Jadi aku agak sibuk. untuk mengurus banyak hal yang berhubungan dengan kegiatan."

Itu adalah alasan yang lemah. Bohong, bahkan. Festival sekolah masih dua minggu lagi. Tapi itu adalah satu-satunya hal yang bisa dipikirkannya saat itu.

Edward mengangkat kepalanya, menatapnya. Matanya yang berkabut itu sepertinya terlalu lelah untuk menganalisis kebenaran dari ucapan Aurora. Dia hanya mengangguk pelan.

"Oh."

Hanya itu. Tidak ada pertanyaan lebih lanjut. Dia terlalu lelah untuk berpikir. Dia hanya menerima alasan itu, karena itulah yang dia butuhkan saat ini.

Dia melepaskan pelukannya sepenuhnya, tapi tangannya masih memegang lengan Aurora, enggan untuk melepaskan kontak terakhir.

Aurora melihat keadaannya, lalu mengambil alih kendali. Dia melepaskan tangan Edward dari lengannya, lalu dengan lembut mengambil keranjang belanjaan Edward. "Kau belum makan malam, kan? Ayo, kita makan dulu. Aku traktir."

Aurora tidak menunggu jawaban Edward. Dia menariknya ke arah kasir, memimpin pria yang baru saja runtuh di hadapannya itu dengan kekuatan lembut yang hanya dia miliki.

Edward mengikuti Aurora tanpa daya, seperti boneka kain. Di tengah lorong supermarket yang terang benderang, dia merasa bahwa perang melawan Setiawan Group adalah hal yang mudah.

Melawan Aurora, dan perasaan aneh yang dia timbulkan, itulah pertarungan yang sesungguhnya. Dan malam ini, untuk pertama kalinya, dia menyerah total.

"Sepertinya, aku mencintainya."

Tring~

[Misi selesai✓]

****

1
Aisyah Suyuti
menarik
TUAN AMIR
teruskan thor
aratanihanan
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Emitt Chan
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Edward M: iya, semoga suka yah... kalau ada saran atau kritik mohon di sampaikan yah/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!