NovelToon NovelToon
Pengganggu

Pengganggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Penyesalan Suami / Berbaikan
Popularitas:43.6k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Setting Latar 1970

Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.

Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.

Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.

Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bisa Dibiarkan 19

"Bapak kenapa ngide begitu sih. Apa pula suruh Asha ikut ke kampus. Pak, jangan aneh-aneh deh. Katanya Bapak sedang meminta bantuan Asha mengerjakan pembukuan. Kenapa malah jadi disuruh ikut aku kuliah?" protes putra kedua Juragan Karto.

"Benar Pak, saya mau melakukan apa kalau ikut Mas Adam kuliah. Lagi pula kan tiap hari Mas Adam pulang," timpal Asha. Kali ini dia sepemikiran dengan sang suami.

Juragan Karto terkekeh geli. Dia melihat saat seperti ini dua orang itu begitu serasi dan sepakat.

Sedangkan Sugiyati, dia sebenarnya senang dengan ide dari suaminya. Ia menganggap bahwa bukan hal buruk untuk membuat mereka semakin dekat.

"Tidak, ini sudah diputuskan. Asha juga bisa membawa pekerjaan itu ke sana. Pokoknya kalian harus pergi bersama besok. Satu minggu saja lah cukup," tegas pria berusia paruh baya tersebut.

PAK!

Teriakan Adam tentu tidak bisa menggoyahkan keinginan Juragan Karto. Bahkan Juragan karto masuk ke kemar lebih dulu sebelum acara makan siang itu selesai.

Dan tak lama kemudian Asha dan Adam juga melenggang pergi ke kamar mereka. Asha langsung menjalankan ibadah sholat zhuhur. Sedangkan Adam memilih untuk merebahkan tubuhnya sejenak.

"Kamu tidak sholat dulu, Mas?" tanya Asha sambil melipat mukenanya.

"Iya setelah ini,"sahut Adam. Dia lalu beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Adam segera menggelar sajadahnya dan menjalankan kewajibannya sebagai pemeluk agama.

Ketika selesai, pandangan mata Adam terarah kepada Asha yang ternyata memejamkan matanya. Adam lalu memanggil Asha dan ternyata Asha tertidur lelap.

"Apa aku benar-benar harus membawanya besok? Bapak sungguhan menjalankan keinginannya, haaah," keluh Adam.

Tangan Adam terulur, dia hendak menyingkirkan helai rambut yang menutupi mata Asha, tapi ia manarik tangannya lagi. Adam urung melakukannya dan memilih untuk ikut merebahkan tubuhnya di sisi sang istri.

Diawal setelah menikah, Adam sangat canggung tidur satu ranjang dengan Asha. Tapi kini tidak. Dia seolah sudah terbiasa dengan hadirnya Asha di dalam kamarnya.

Hari berganti, pagi menjelang diiringi suara grusah-grusuh di kamar Adam dan Asha.

"Ini sungguhan, Mas? Terus aku nanti mau apa di kostan. Kamu kuliah kan seharian. Aku pasti akan bosan tinggal di kamar terus,"keluh Asha. Dia mengeluh habis-habisan kepada Adam. Tentu saja Asha melakukan itu karena dia tidak bisa mengeluh atau protes kepada sang ayah mertua.

"Bawa buku yang kamu ingin baca. Bawa kerjaan pembukuan kamu juga. Pasti tidak bosan. Kita tidak bisa menolak atau melawan kemauan Bapak. Tapi kalau kamu mau coba ya silakan, yang pasti aku sebagai anak kandung pun tak pernah bisa melawan kehendak Bapak."

Ucapan Adam masuk akal dan bisa dimengerti oleh Asha. Jika Adam bisa menolak keinginan Juragan Karto, pernikahan yang berdasar dari paksaan ini tak akan pernah terjadi.

"Ya sudah kalau begitu, tapi kalau pulang langsung pulang lho ya. Aku tidak mau kalau ditinggal terlalu lama apalagi di tempat asing begitu,"ujar Asha. Dia bukannya senang sangat selalu di sisi Adam tapi jujur dirinya takut. Ini adalah kali pertama dirinya pergi meninggalkan desanya dan berada di tempat asing. Itu lah yang membuat Asha bersikap demikian.

Usianya baru 19 tahun, tentu Asha sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya dimana-mana.

"Iya aku paham, ya sudah ayo kita sarapan lebih dulu. Kita harus berangkat lebih pagi karena harus meletakkan barang-barang di kamar kost yang Bapak beritahukan."

Asha menganggukkan kepalanya. Tas miliknya dan Adam sudah siap dan bahkan oleh Adam juga langsung dibawa ke mobil.

Mereka berdua lebih dulu sarapan sebelum orang rumah. Juragan Karto sudah mengatakan bahwa mereka boleh melakukannya lebih dulu agar bisa segera berangkat.

"Lho, kok kalian sudah sarapan lebih dulu. Ini juga masih jam setengah enam, lapar sekali kah?" cibir Bimo yang baru saja keluar dari kamar.

"Bukan lapar, Mas. Tapi kami mau pergi jadi kami sarapan lebih dulu,"sahut Adam. Dia lalu mengabaikan sang kakak dan melanjutkan makan pagi nya.

Bimo mengerutkan alisnya mendengar jawaban Adam. Ia yang hendak ke dapur untuk mengambil air minum pun urung dan malah menarik kursi, duduk di depan Adam dan Asha.

"Kalian mau pergi kemana?" tanya Bimo penasaran.

"Bapak minta Asha buat ikut aku kuliah. Bapak juga sudah menyiapkan kamar kost untuk kami tinggal,"sahut Adam dengan enggan. Sedangkan Asha, dia bersikap acuh tak acuh, memilih untuk terus makan dan mengabaikan keingintahuan Bimo.

"Pergi bersama?ikut kuliah? Yang benar saja?" tukas Bimo tak percaya.

Adam hanya mengangkat kedua bahunya. Makna yang tersirat di sana adalah 'tidak tahu, bapak yang minta' seperti itu lah.

Pyaaar

Semua mata langsung tertuju pada suara barang yang pecah karena terjatuh ke lantai.

"K-kamu mau pergi, Dam. Aku sakit lho, Dam. Masa kamu mau pergi?" suara wanita terdengar terkejut.

Ternyata itu adalah Juwita. Dia yang menunggu Bimo mengambil air tapi tak juga kembali. Sehingga dirinya memilih untuk keluar kamar sendiri dan betapa terkejutnya dia mendengar semuanya.

"Mbak Juwita sakit kenapa harus Mas Adam yang peduli?Kan sudah ada suami Mbak. Mas Bimo kan sudah cukup, masa iya Mbak Juwita mau suamiku juga untuk merawat?" ucap Asha.Tatapannya sangat tajam ke arah Juwita dengan perasan yang sangat tidak suka.

Sebenarnya dia tidak peduli dengan perasaan Adam terhadap Juwita. Yang membuat Asha kesal adalah, sudah jelas-jelas di sana ada suaminya, tapi Juwita malah bicara seperti itu kepada Adam. Juwita seolah menginginkan Adam untuk memerhatikannya juga.

"Tapi biasanya Adam juga ikut menjagaku,"sahut Juwita tak mau kalah.

"Iya itu kebiasaan dulu, sebelum Mas Adam menikah dengan ku. Sekarang tentu tidak bisa seperti itu, Mbak. Mas Adam milikku, dia adalah suamiku, jadi jangan minta penjagaan darinya. Cukup suami Mbak yakni Mas Bimo yang menjaga Mbak. Jangan minta adik iparmu juga, Mbak. Karena aku tidak suka, suamiku dekat dengan wanita lain meskipun itu kakak iparnya,"ucap Asha tegas. Dia lalu beranjak dari duduknya dan melenggang pergi menuju ke ruang belajar untuk membawa buku-buku yang dibutuhkan.

Adam tercengang dengan ucapan Asha, dia tidak pernah menyangka Asha akan bicara dengan lantang seperti itu. Dan ucapan istrinya itu berhasil membuat Juwita pucat pasi.

"Aku harap Mba Juwita segera sembuh. Setelah dipikir-pikir,ucapan Asha benar juga tentang Mbak yang sudah dijaga Mas Bimo. Aku permisi, karena kami harus pergi."

Adam segera berdiri dan menyusul Asha, meninggalkan Juwita dan Bimo yang terheran-heran.

"K-kenapa jadi begini?"ucap Juwita sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Tidak, ini tidak bisa dibiarkan,"gumam Bimo. Dia berdiri dan tiba-tiba pergi entah kemana. Juwita terduduk di kursi tempat tadi Bimo pergi. Ia merasakan ada yang hilang, dan itu cukup mengejutkan.

TBC

1
GiZaNyA
hahaha.. good Adam... emang harus dibikin seneng dulu itu si Bimo... baru nanti digrebek... mudah2an Adam bilang ke Bapaknya untuk ngikutin kemana pun Bimo pergi.. biar cepat selesai masalahnya...
dewi rofiqoh
Bimo pasti klo preman Suruhannya berhasil
Eni Istiarsi
salah cari lawan Bang! 😄
Esther Lestari
Adi masih baik hati gak menghabisi nyawa para penjahat itu
Dew666
🍒🍒🍒🍒
GiZaNyA
mantaappp... bikin orang orang suruhan Bimo bilang misi udah mau selesai terus minta bayaran sisanya ke Bimo... biar langsung dibekukan sama polisi...
GiZaNyA
dasar si Bimo.. tunggu aja nanti pembalasan si Adam kaya gimana...
Dewi kunti
typo nya bertebaran,bnyk kata yg hurufnya kurang🙏
lin
pngen tau lngkah apa yg akan Adam ambil, belajar lah menggunakan logika jgn trllu baik , sayangi nyawa dan istri Lo sendiri, klo gak diselesaikan hdup Lo dalam bahaya terus jdi bertindak lah💪
dewi rofiqoh
Adam dan asha jadi sulit percaya dengan orang lain, secara mereka sengaja disakiti oleh orang terdekat bahkan masih saudara sendiri
Eni Istiarsi
wajar jika Adam dan Asha menjadi tidak mudah percaya pada orang disekitarnya.karena nyata bahkan kakak kandungnya sendiripun ingin melenyapkannya
dewi rofiqoh
Jangan sena dulu nomor! Keinginanmu tak sesuai ekspektasi 🤭🤭,kare author tak merestui 🤭🤭
marie_shitie💤💤
ini nmnya sahabat setia dan mau melakukan apa pun
Aas Jamilah82
eh Juwi jangan marah sama Asha harusnya kamu marah Sama othor yg menjodohkan kamu Sama bimo🤣🤣,
lin
untuk jodohnya adam bkn juwita, si bimo sm juwita pasangan serasi sama2 jahat dan gk bersyukur, smga aj Adam cerita sm org tuanya tp secara diam2 ttg kelakuan kk nya Sklian ksih bukti trus msukin penjara, klo dibiarin ketiga kalinya blm tntu adam sm asha selamat mskipun ada adi yg ngebantu💪👍
Esther Lestari
gak sabar menunggu Bimo jatuh karena kejahatannya😁
Dew666
🍭🍭🍭🍭
dewi rofiqoh
Sock sudah pasti,... Bagaimanapun juga mengetahui bahwa saudaranya sendiri yang tega mencelakainya bahkan berusaha menghilangkan nyawanya. Sabar dam... Setelah ini berpikir jernih dan jangan gegabah. Cari bukti kejahatan bimo
biby
ceritakan sj sm bapakmu dam. setidakx urang tuamu tau kelakuan kakaknu
Dewi kunti
perbuatan 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!