Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina bersumpah tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga mantan suaminya. Namun malam naas terjadi dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Apakah Jesi mau menjadi orang ketiga di antara hubungan mantan kakak ipar dan istrinya?
Atau Jesi harus berjuang membesarkan anaknya sendiri? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ONE NIGHT STAND
" Ehem." Bella berdehem mengalihkan perdebatan mereka.
" Tidak apa apa mas kalau kak Andra tidak suka padaku. Aku bisa mengerti, dan aku juga bisa mengalah." Ucap Bella.
" Apa maksudmu mengalah Bella?" Selidik Angga menatap Bella.
" Mungkin kita tidak di takdirkan berjodoh mas. Akan lebih baik kita akhiri saja hubungan kita ini. Aku memang mencintai kamu, tapi aku tidak mau terhalang restu dari kakakmu. Karena bagiku, kakak kamu merupakan orang tuamu. Dan doa restunya sangat penting untuk kehidupan kita ke depannya. Jadi lupakan saja hubungan ini." Sahut Bella memasang wajah sedih. Ia pun beranjak dari tempatnya. " Aku pergi dulu, semoga kita tidak bertemu lagi."
Bella segera meninggalkan mereka berdua.
" Apa kakak puas telah memisahkan kami berdua?" Bentak Angga kepada sang kakak.
" Aku yakin dia hanya sandiwara Angga. Kau jadi laki laki jangan terlalu bodoh! Atau mungkin dia mau meninggalkanmu setelah dia tahu kalau kamu tidak punya apa apa selain uang dariku?" Andra tertawa sinis meremehkan adik kandungnya sendiri.
" Tapi dia sedang hamil anakku kak."
Andra terkejut dengan pengakuan Angga, " Apa kau yakin itu anakmu?"
" Apa maksud kakak hah? Apa kakak mau menuduh dia hamil anak orang lain? Aku begitu bahagia mendengar dia hamil anakku kak. Selama ini Jesi tidak bisa memberikannya padaku, dan akhirnya aku bisa mendapatkan apa yang aku mau dari Bella. Tapi kakak malah berpikir buruk seperti itu. Apa mungkin kakak iri padaku? Karena sampai sekarang kakak tidak bisa punya anak."
" Aku benci kakak." Angga meninggalkan Andra sendiri.
Andra memijat pelipisnya sendiri, rasanya ia tidak percaya kalau Angga bisa membuat wanita hamil. Karena kejadian beberapa tahun silam membuat reproduksi Angga bermasalah. Tak mau ambil pusing, ia membuka ponselnya sambil menunggu minuman pesanannya.
" Tuan ini minumannya."
Andra yang sedang fokus pada layar ponsel mengangkat kepala menatap seorang pelayan pria yang membawakan minuman untuknya.
" Kenapa lama sekali? Apa pelayanan tempat ini lelet seperti ini?" Andra merasa kesal karena sudah menunggu dari tadi hanya untuk segelas minuman jus anggur.
" Maaf tuan! Tadi stok anggur kami habis makanya kami beli dulu." Ujarnya.
" Pergilah!" Andra menggerakkan tangannya mengusir pelayan itu.
" Baik tuan." Pelayan itu pun segera pergi meninggalkan Andra.
Andra menenggak minumannya, rasanya benar benar menyegarkan tenggorokannya.
" Aku harus kembali ke hotel." Andra beranjak dari kursinya, tiba tiba kepalanya berdenyut nyeri.
" Shhh kenapa dengan kepalaku?" Andra memegangi kepalanya sendiri. " Kenapa rasanya sakit sekali. Dan apa ini? Pandanganku rasanya sedikit kabur."
Di saat Andra fokus pada dirinya sendiri, tiba tiba seseorang menghampirinya.
" Kak Andra, kamu tidak apa apa?"
Andra menoleh, rupanya Bella yang mendekatinya.
" Lepas!! Mau apa kamu?" Andra menepis tangan Bella yang ada di pundaknya.
" Sepertinya kak Andra sedang tidak baik baik saja. Aku bisa membantumu kak." Ujar Bella.
" Aku bisa sendiri." Andra melangkahkan kakinya, ia ingin segera keluar dan menjauh dari Bella. Namun kepalanya semakin terasa berdenyut nyeri.
" Shh kenapa tambah sakit?" Keluh Andra.
Bella yang mendengarnya menyunggingkan senyumannya.
" Kau tidak akan lepas dariku kak Andra. Kau akan menjadi milikku malam ini. Dan setelah ini, aku akan menuntutmu." Batin Bella tersenyum smirk.
" Ah awas kak!" Bella memegangi pundak Andra ketika Andra hendak terjatuh.
" Aku bantu ke mobil kak."
Merasa sudah tidak kuat lagi, akhirnya Andra menerima bantuan Bella. Bella memapahnya sampai ke mobil.
Brugh..
Begitu Andra masuk ke mobil, Bella sengaja menubruk tubuh Andra berpura pura terjatuh.
" Ahh maaf kak aku terpeleset." Ucap Bella manja.
Ada yang aneh dalam tubuh Andra. Mendapat sentuhan dari Bella membuat sesuatu dari dalam dirinya melambung tinggi.
" Kak kamu tidak apa apa?" Bella mengusap pipi Andra yang jaraknya sangat dekat dengan wajahnya sendiri.
Andra memejamkan mata, sentuhan Bella benar benar membuatnya mabuk kepayang.
" Kak Andra!!! Apa kau butuh sesuatu?" Bisik Bella di telinga Andra. Deru nafas Bella membuat tubuh Andra semakin meremang. Dorongan dalam dirinya seolah memaksa untuk segera menuntaskannya.
" Ka.. Kau.." Andra membelai pipi Bella. Bella tersenyum licik, ia merasa usahanya sebentar lagi berhasil. Namun sesaat kemudian Andra tersadar, ini pasti rencana licik Bella untuk menjebaknya. Ia langsung mendorong tubuh Bella hingga Bella tersungkur ke luar.
Brugh...
" Awh!!!!" Rintih Bella saat kedua lututnya beradu dengan paving.
" Aku tahu ini pasti rencanamu, kau mau menjebakku kan? Hah, aku tidak akan terjebak dengan wanita licik sepertimu."
Blum!!!
Andra menutup pintu mobilnya. " Aku harus pergi dari sini sebelum wanita bejat itu menguasai diriku. Ah kalau kembali ke hotel kejauhan, lebih baik aku ke rumah saja."
Andra pindah ke kursi kemudi, dengan penuh hati hati ia melajukan mobilnya menuju rumahnya, rumah yang dulu di huni oleh Jesi dan Angga.
Melihat mangsanya lolos, Bella murka.
" Arghhhh!!!! Sialan! Rupanya sangat sulit menjebak dirinya." Umpat Bella.
Tidak butuh waktu lama, Andra sampai di rumahnya. Ia segera turun dari mobil, ia ingin segera berendam untuk menghilangkan efek obatnya.
Ceklek...
Dengan modal kunci cadangan yang ia punya, ia masuk ke dalam rumahnya yang nampak sepi. Ia berjalan sambil meraba raba tembok menuju kamar. Kamar mana saja yang penting ia harus segera sampai. Butuh perjuangan untuk ia sampai di kamar karena kondisi rumah yang gelap. Saat sampai di kamar utama yang ada di lantai satu, ia melihat bayangan seorang wanita.
Jesi yang sedang sibuk memasukkan ijazah dan dokumen lainnya ke dalam tas tidak menyadari kehadiran kakak iparnya. Tiba tiba...
Grep...
" Ah lepaskan!" Pekik Jesi ketika seseorang memeluknya dari belakang.
" Sttt ini mas, dek." Bisik Andra di telinga Jesi.
Tubuh Jesi bergidik, pikiran pikiran buruk memenuhi kepalanya saat ini. Ia takut Andra melakukan hal di luar batas.
" Ma.. Mas Andra." Lirih Jesi.
" Iya dek, tolong mas!" Sahut Andra sambil berdesis.
" Apa yang bisa aku lakukan mas?" Tanya Jesi gugup.
" Bella memberi obat perangsang kepada mas, mas tidak bisa mengendalikan efek obat ini dek. Kamu tahu sendiri bukan bagaimana mas bisa mati karena obat ini. Tolong mas dek, tolong layani mas malam ini."
" A.. Aku tidak mau mas. Ini salah, kamu kakak iparku. Bagaimana bisa aku melakukan semua ini denganmu. Lepaskan aku mas! Aku tidak mau lagi berhubungan dengan keluarga kalian. Cukup mas Angga saja yang menyakitiku, jangan kamu mas." Jesi nampak ketakutan, apalagi saat Andra mengeratkan pelukannya. Andra bahkan mencium leher dan tengkuknya membuat tubuhnya meremang.
" Mas lepaskan aku!" Ucap Jesi berusaha membuat Andra sadar.
" Maafkan mas dek, mas akan bertanggung jawab."
Brugh...
Belum juga Jesi menjawab perkataan Andra tiba tiba Andra mendorong tubuhnya ke ranjang.
" Tidak mas, jangan lakukan ini! Kau akan menyesal nantinya. Ingat istrimu di rumah mas, aku.. Aku.. Aku.. " Jesi tidak bisa berkata apa apa lagi setelah Andra mengukung tubuhnya. Andra mencium bibir Jesi dengan brutal, tangannya bergerilya kemana mana. Jesi sudah melakukan perlawanan namun tenaganya kalah jauh. Apalagi Andra di bawa pengaruh obat biru itu.
Malam ini, Jesi kehilangan kehormatannya sebagai wanita baik baik karena ulah mantan kakak iparnya. Ia menangis sepanjang permainan Andra berlangsung. Andra semakin bersemangat menyentuh adik iparnya. Ia telah melupakan segala hubungan dengan Jesi. Yang ia inginkan saat ini yaitu meluapkan hasrat yang begitu menggebu di dalam dirinya. Entah mengapa tubuh Jesi seolah menjadi candu baginya. Ia selalu ingin melakukan lagi dan lagi tanpa merasa lelah. Keringat dan air mata menetes menjadi satu membasahi wajah cantik Jesi. Lelah menangis dan permainan belum juga usai, Jesi kehilangan kesadarannya.
Setelah mendapatkan kepuasan yang tiada tara, tubuh Andra ambruk di samping Jesi.
" Maafkan mas, Jesi. Mas akan bertanggung jawab setelah ini." Andra mencium kening Jesi lalu memeluknya.
TBC...
💪💪❤️❤️
*munafik
saat novel suami selingkuh kau laknat habis habis tapi saat novel istri selingkuh kau bela dan kau benarkan
ini lah dari dulu aku bilang semua orang bisa berkarya saat wanita baik2 berkarya mereka akan buat novel suami atau istri selingkuh dan mereka akan melaknat perselingkuhan itu
saat wanita murahan tukang selingkuh buat novel mereka akan membuat novel perselingkuhan dan mereka akan membela perselingkuhan itu
dan saat wanita munafik dan murahan tukang selingkuh buat novel, saat mereka buat novel suami selingkuh dia akan laknat tapi saat mereka buat novel istri selingkuh dia akan bela dan benarkan dan jelas cerminan diri nya sendiri
jadi jelaskan author dari novel mu kau termasuk yang mana
aku bukan jijik baca novel mu tapi aku jijik dengan pola pikir munafik mu dalam membuat novel