Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepo Membawa Masalah
Dendy mengernyitkan dahinya. Key bisa tahu apa yang sedang ia lihat. Tapi seharusnya wanita itu tidak terang-terangan mengatakan apa yang ia lihat.
"Bapak pelihara tuyul ya?" Key sama sekali tidak suka jika bosnya tersebut memelihara sesuatu untuk kepentingan yang tidak baik.
Brak
Pak Aksara menggebrak mejanya menatap tajam Key dengan membelalakkan bola matanya, "Lancang kamu!"
"Maaf pak, jika saya lancang. Tapi lebih baik Saya dan Suami, mengundurkan diri dari perusahaan ini. Karena saya tidak Sudi bekerja di perusahaan yang memakai uang kotor dan tidak halal," ucap Key tegas.
"Sayang kamu ngomong apaan?" bisik Dendy
"Brengsek kamu ya! Mengatai perusahaan saya pakai uang kotor! Silahkan pergi dari kantor ini!" usir pak Aksara
"Hey! Pak! Jangan berkata kasar sama Istri saya ya,"
"Apa! Dia duluan kan yang memulai,"
"Kalau bapak tidak merasa dengan tuduhan tersebut ya jangan marah. Berarti dengan sendirinya bapak mengakui kan jika bapak....," belum sempat Dendy berkata sebuah wujud Astral hadir di ruangan tersebut.
Sebuah makhluk yang aneh berbadan besar dengan banyak borok di badannya. Dendy dan Key tidak tahu makhluk apa itu. Ia sepertinya ingin menyerang keduanya hingga Dendy memundurkan kursinya yang beroda.
"Lebih baik kita segera pergi Key," ujar Dendy yang tidak ingin berurusan dengan makhluk tersebut.
Keduanya beranjak pergi akan tetapi saat mereka membuka pintu, malah makhluk tersebut melayang dan ingin menerkam keduanya.
Roaaar
Sebuah Harimau putih yang besar dan berbulu tebal hadir dan mengusir makhluk astral yang ingin mencelakai Key serta Dendy.
Dendy terkejut setengah mati. Dari mana harimau tersebut. Apalagi Key hingga ia mencengkeram kuat lengan Dendy
Key membuka pintunya segera mereka keluar dari ruangan tersebut dan pergi menuju ruangan mereka.
"Sayang kemasi barangmu, aku gak sudi kerja disini," keluh Key
"Sssttss jangan keras-keras nanti bos malah semakin marah. Mungkin hanya kita yang tahu. Tapi itu harimau siapa? Kenapa tiba-tiba dia muncul dan sepertinya dia melindungi.... Itu khodam kamu?" bisik Dendy
"Gak tahu, kayak ya sih," ucap Key.
"Sejak kapan kamu bisa lihat?" tanya Dendy lagi
"Sebelum Subuh, sebelum Mbah buyut meninggal. Dia kayak ngasih sesuatu gitu tapi aku belum ngerti itu apa. Ya kemungkinan dia ngasih khodamnya dia," jawab Key
"Aku belum puas sih kalau kita pergi gini aja. Masih ada misteri lain yang di perbuat pak Aksara. Sepertinya,"
"Maksud kamu?" tanya Key
"Istrinya 7 kali keguguran. Apa itu gak aneh?" ucap Dendy
"Kamu mulai kemakan gosip nih?"
"Ya gak gitu, tau sendiri kan sebelum punya kantor ini. Pak Aksara katanya cuma tukang parkir di perusahaan berita. Tapi lama kelamaan dia malah punya perusahaan berita. Basicnya dia tuh ga ada. Apa coba kalau bukan,"
"Tumbal anak untuk pesugihan,"
Ucapan Key langsung di benarkan oleh Dendy dengan anggukan kepala
"Trus gimana kalau itu benar? Kita mau ngapain. Cara berhentinya gimana?"
"Ya bakar atau hancurkan media penumbalan dia. Pasti ada di rumahnya. Kasihan istrinya kan Key kalau itu bener," ucap Dendy.
"Aku gak mau mikirin itu ah . Sekarang gara-gara ini, kita jadi resign trus mau kerja apaan coba,"
"Banyak jalan menuju Roma, asal ada usaha yang menyertainya. Kamu jadi penulis novel aja, aku bakal cari kerjaan lain atau mungkin mendirikan perusahaan percetakan, reklame. Lumayan juga sih hasilnya terutama kalau lagi masa partai," ujar Dendy
"Tapi kan butuh modal sayang,"
"Udah kamu ga usah pikirin. Yang pasti aku bakal cari jalan halal kok,"
Dan mereka pun berkemas. Mengambil semua barang-barang mereka dan pergi dari kantor tersebut. Banyak teman yang mempertanyakan apa alasan mereka resign. Tetapi mereka hanya menjawab. Ingin membuka usaha sendiri. Itulah jawabnya.
"Sayang, jangan urusin soal pak Aksara ya, biarin ajalah dia mau tumbal atau mau jadi tumbal," sahut Key ketika mereka dalam perjalanan pulang kerumah kontrakan.
"Tapi..."
"Tapi apa? Aku bilang jangan! ya jangan!" seru Key sambil melototkan mata.
"Ya deh," jawab Dendy pasrah
"Gitu dong, jangan sok kepo sama kehidupan orang lain," Key bersandar di lengan Dendy karena ia merasa pusing.
Efek dari penampakan si Khodam.
Ciiiiit
Dendy menginjak rem secara mendadak karena di depannya ada seorang ibu yang menyeberang jalan tanpa melihat kiri dan kanan. Terlihat ibu itu hamil tua dan kesusahan jalan.
"Untung saja gak nabrak, hati-hati dong sayang," ucap Key
"Ya maaf, soalnya kamu bikin gak fokus hehe. Bentar ya Aku bantu Ibu itu," ucap Dendy kemudian keluar dari mobil. Ia bermaksud menuntun si Ibu untuk menyeberang jalan.
”Sini Bu saya bantu bawakan barangnya," ucap Dendy karena terlihat barang-barang tersebut sangat berat. Ia juga memperhatikan wajah Ibu itu, sepertinya Dendy kenal. Tapi ia lupa siapa dan dimana
"Oh terimakasih ya, aduh maaf kalau merepotkan,"
"Rumah ibu dimana?"
"Deket sini kok, itu nyebrang dan masuk ke gang itu. Lurus saja sudah sampai," jawab Ibu hamil tersebut.
Itu bukannya rumah pak Aksara ya? batin Dendy
"Maaf Bu, Ibu ini istrinya Pak Aksara bukan ya? soalnya kok terlihat familiar,"
"Loh kok tahu, iya saya istrinya. Kamu pegawainya ya?" tanya Bu Aksara
"Benar Bu, tapi saya sudah resign karena ingin membuka usaha sendiri. Bagaimana kalau Saya antar naik mobi. Soalnya lumayan jauh kan?" tawar Dendy
"Wah bagus itu, biar mandiri ya. Duh saya jadi ngerepotin,"
Dan Dendy pun mengantarkan Istri Pak Aksara kerumahnya. Kebetulan juga Dendy ingin sekali menguak misteri kegugurannya itu
.
.
Setibanya di rumah Pak Aksara, Dendy dan Key masuk bertamu sebentar, karena Istrinya memaksa mereka untuk mampir di rumahnya.
Ibu itu menyajikan air minum dan cemilan ringan. Tetapi Key sama sekali tidak ingin minum apalagi makan karena sudah pasti itu dari uang haram.
"Maaf ya, rumahnya tidak ada apa-apanya, ya begini sepi sekali," sahut Ibu Aksara.
Sepi bagaimana, banyak anak yang berlari-larian begini. Astaga Dendy sepertinya benar. Bisa jadi anak-anak ini adalah anaknya yang mati karena ditumbalkan, batin Key melirik ke arah Dendy.
"Ini adalah kehamilannya yang ke delapan, kasihan jika istrinya harus keguguran lagi," pikir Key dalam hati
"Maaf Bu, ibu usia kehamilannya sudah berapa bulan?" tanya Key
"Baru tujuh bulan, tapi sudah terasa berat sekali," sahut Bu Aksara.
"Jangan banyak kegiatan dulu Bu, maaf sebelumnya, apalagi ibu riwayat ibu yang sudah 7kali keguguran," ucap Key
Banyak yang minta gendong Bu, jadi terasa berat gumam Dendy dalam hati.
"Ya, saya juga heran kenapa setiap menginjak usia 7 bulan selalu saja gugur. Padahal kata dokter keadaan kandungan saya baik-baik saja,"
"Ada yang gak beres ini, jangan-jangan benar ini penumbalan anak," gumam Key pelan
"Maaf saya ke toilet dulu ya," pamit Bu Aksara
Sementara Key sedikit mulai terbiasa dengan penglihatannya. Selama ini Dia hanya bisa merasakan saja tidak menyangka jika detik-detik terakhir hidup Mbah Buyutnya malah membuka mata batin Key.
"Dendy, aku ngerasain hawa panas di ruangan itu. Mungkin disana ada media pesugihan yang penumbalan anaknya," bisik Key setelah Bu Aksara ke toilet.
"Katanya gak mau kepo,"
"Tiba-tiba aku jadi kasihan,"
"Yaudah aku cek kesana, kamu awasin," ucap Dendy
Kemudian beberapa anak menarik tangan Key seperti ingin menunjukkan sesuatu.
"Dendy bentar sini," panggi Key dengan berbisik
Dendy tidak jadi masuk keruangan tersebut. Tetapi mereka berdua ke halaman belakang. Ada sebuah pohon beringin yang amat menyeramkan.Tak biasanya pohon tersebut ada di dalam rumah seseorang. Tetapi pohon beringin tersebut tidak terlalu tinggi. Tingginya seatap dan sangat rimbun serta akar-akar yang bergelantungan.
Beberapa anak kecil menariknya dan menunjukkan pohon tersebut. Dendy tidak mengerti apa maksudnya tetapi Key mendapat bisikan dari khodamnya. Jika pohon tersebutlah tempat Pak Aksara menumbalkan calon anaknya.