Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.
Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.
Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.
Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 ~ Rapat Dadakan
Di pagi harinya, Dana kembali bersiap menuju perusahaannya. Dengan penuh harap kali ini, Fawn tidak melakukan hal aneh dan seberani seperti kemarin.
Setibanya di perusahaan, dengan langkah tegap dan berwibawa Dana melangkahkan kakinya bak seorang pemimpin. Membuat semua orang terkesima.
Namun sebagian orang sedang membicarakan seseorang yang di katakan karyawan baru, cantik pula.
Dana mengerutkan keningnya, penasaran untuk apa perusahaan merekrut kembali karyawan baru. Padahal menurut dirinya masih cukup dengan yang ada sekarang.
Setibanya di ruangan, Dana bertemu OB yang hendak keluar dari ruangannya. Namun Dana memanggil kembali OB tersebut.
"Pak ... maaf di luar saya dengar ada karyawan baru? apa benar?" tanya Dana hanya ingin memastikan kebenarannya.
"Benar Pak, dia terlihat elegan tak kalah cantik dengan Ibu Fawn, sehingga sebagian lelaki matanya jelalatan hehe termasuk saya, habis cantik sih Pak," jawab OB tersebut tersenyum malu atas kejujurannya.
"Bapak ini ada-ada saja," jawab Dana tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Setelah itu OB itu berpamitan, Dana penasaran dan mencoba membuka CCTV melalui handphonenya, namun baru saja memegang Handphone dia menerima telepon dari Fawn.
Dana menghela nafasnya panjang, Dana melupakan sesuatu kebiasaannya, jika pagi-pagi harus menemui Fawn untuk melaporkan kegiatan hari ini.
Begini nasib jadi sekertaris dan asisten pribadi, bukan wanita tapi seorang pria yang menemani wanita. Dan godaannya jelas lebih merepotkan. pikir Dana menghela nafasnya kembali.
Dana yang enggan dan malas memasuki ruangan Fawn melangkahkan kaki dengan langkah yang lemas tak setegap juga tak semantap tadi.
Setibanya di depan ruangan itu, nafas Dana tertahan sebelum mengetuk pintu, dan setelah menghembuskan perlahan Dana mengetuk pintu itu.
Setelah ada jawaban di dalam Dana memasuki ruangan itu, namun ketika memasuki ruangan itu, Dana di buat terkejut, kala Fawn sedang sibuk dengan berkas-berkas di tangannya, bahkan tanpa melirik Dana sedikitpun.
Dana merasa heran baru kali ini Dana melihat Fawn sesibuk ini, ingin bertanya namun sepertinya bukan waktu yang tepat.
"Tolong jelaskan apa saja pertemuan kali ini? dan tolong bantu revisi berkas ini, karena kita akan bertemu petinggi mengecek keuangan dan tindak korupsi," ujar Fawn yang masih sibuk tanpa melirik Dana.
Dana kembali mengerutkan, dia merasa aneh kenapa ada pengecekan tindak korupsi ke kantor ini? padahal dia sendiri belum melaporkan dan jelas tidak akan terdeteksi kecuali mereka menggunakan keungan secara semena-mena.
Tanpa banyak pikir Dana mengangkat bahunya dan memulai pekerjaannya, dan bagian dari devisi lain pun bolak-balik memasuki ruangan Fawn.
Siang ini akan datang petinggi baru sedangkan laporan di kantor belum siap semua, membuat Dana menggelengkan kepalanya.
Berantakan, mereka tidak dapat membuat administrasi dengan tertata rapi semua serba mendadak, bagaimana selama ini berjalan bahkan sampai seperti ini? pikir Dana sedikit kecewa.
Di sisi lain Fernando sedang menuju perjalanan ke perusahaannya dan menunggu laporan itu siap berada di tangannya.
Dana kembali dengan lihai meneliti setiap berkas, dan dengan cepat meminta setiap devisi mengulangnya dalam waktu singkat.
Dengan kecepatan lengan juga otak Dana semuanya bisa beres tepat waktu, kini Fernando tiba ketika semua telah siap.
Membuat Dana dan Fawn saling pandang, ada rasa bangga juga bahagia dalam diri Fawn kala Dana berada di sampingnya.
Rasa mumet dan stress bisa berkurang karena Dana selalu bisa di andalkan, dan selalu ada dalam hari-harinya.
Setelah Fernando menerima berkas itu, Fernando mengajak Dana dan Fawn menemui petinggi itu di ruang rapat sekarang.
Namun Fawn dan Dana terakhir melangkah, dan Fawn menarik lengan Dana. Kemudian memeluk Dana erat.
"Terimakasih Dana," ucap Fawn.
Dan saat itu pintu sedang terbuka lebar dan seseorang sedang menatap ke arah mereka dengan perasaan membara.
Bersambung ...