NovelToon NovelToon
Surga Lain Pernikahanku

Surga Lain Pernikahanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

"Apa yang sebenarnya membuat Mas enggan menyentuhku? Mas bahkan selalu menghindar jika aku membicarakan hal itu. Apapun jawaban Mas, aku akan berusaha ikhlas. Setidaknya Mas bicara. Jangan diam seolah-olah hubungan kita itu normal seperti pasangan suami istri yang lain.”

Banyu mengangkat wajahnya. Tanpa bicara apapun, ia segera meraih jas yang ia letakkan di kursi makan lalu melangkah pergi meninggalkan Haura.

***
Pernikahan yang Haura harapkan bisa mendatangkan kebahagiaan itu nyatanya tidak seindah yang gadis itu harapkan. Banyu, lelaki yang enam bulan ini menjadi suaminya nyatanya masih enggan memberikan nafkah batin kepadanya. Lelaki itu terus menghindarinya jika gadis itu mengungkit masalah itu.
Tentu saja itu menjadi pertanyaan besar untuk Haura. Apalagi saat perdebatan mereka, Haura tidak sengaja menemukan sebuah kalung indah berinisial 'H'.

Apakah itu untuk dirinya? Atau apakah kalung itu menjadi jalan jawaban atas pertanyaan besarnya selama i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 33

"Saya tidak mau mendengar kamu membahas itu lagi, Haura." Banyu mempercepat langkahnya saat mereka baru saja sampai di rumah. Langkah lelaki itu teramat cepat hingga melupakan bahwa Haura masih tertinggal di belakangnya.

Hati Bantu jelas terluka dengan kehilangan sahabat baiknya. Namun, pertanyaan dan permintaan gila istrinya itu semakin menambah beban di hati dan pikirannya. Ia tidak paham mengapa Haura bisa mengutarakan permintaan seperti itu. Apalagi saat ia mengungkit pesan Daffa tersebut.

Haura berusaha mengejar Banyu. Tepat saat Banyu berada di tangga menuju lantai atas, Haura bersuara kembali. Membuat Banyu berhenti. "Tapi kalau itu Mas kabulkan, kamu dan Hania-"

"Diam, Haura!" suara Banyu seketika meninggi. Matanya menatap Haura dengan tajam. Deru napasnya begitu gusar. "Kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan itu, hah?!"

Haura terdiam. Perlahan air matanya pun keluar. Kakinya rasanya lemas. Ruang dadanya seketika menyempit membuatnya menarik napas dalam. Jantungnya berdegup kencang apalagi setelah mendengar suara Banyu meninggi.

Ini adalah kali pertama Banyu menatapnya dengan penuh amarah dalam keadaan sadar.

"Harus dengan apa saya meyakinkan kamu bahwa saya hanya mencintai kamu? Perasaan saya terhadap Hania sudah lama hilang. Bagaimana bisa kamu meminta saya menceraikan kamu dan menikahi Hania, hah?" Banyu lalu melangkah turun tangga dengan tergesa-gesa. Rasa sakit di lengannya ia abaikan demi cepat menghampiri Haura.

Sesampainya Banyu di depan Haura. Lelaki itu menatap perempuan tersebut dengan lembut. "Kamu boleh marah kepada saya. Kamu juga berhak untuk mengabaikan permintaan maaf saya. Tapi saya benar-benar mohon kepada kamu, biarkan saya untuk tetap berada di samping kamu. Mencintai kamu. Memberikan kamu banyak kebahagiaan yang belum sempat saya berikan."

"Permintaan Pak Daffa gimana?" cicit Haura pelan. Ia menunduk. Sungguh, menatap langsung netra Banyu membuatnya semakin ingin menangis.

"Itu urusan saya. Kamu jangan memikirkan itu. Menjaga Hania tidak harus mengorbankan kamu. Ada banyak cara untuk itu dan saya tahu apa yang harus saya lakukan. Daffa juga tidak akan bahagia jika orang-orang terdekatnya saling menyakiti seperti ini."

Tangan Banyu kemudian mengangkat dagu Haura. Tatapan sendu milik istrinya membuatnya ikut tersakiti. Entah siapa yang memberi tahu Haura terkait pesan terakhir Daffa tersebut. Banyu kemudian menarik Haura dalam pelukannya.

"Jangan sibukkan pikiran kamu dengan hal yang tidak penting, Ra. Ini bukan kesalahan kamu. Kecuali jika kamu memang sangat melepas saya. Mungkin akan saya pertimbangkan untuk mengabulkannya."

Tangis Haura akhirnya pecah. Tangannya melingkar erat di pinggang Banyu. "Ngghak...Akhuu..."

Banyu terkekeh. Tangannya mengusap lembut rambut Haura. "Nangis saja dulu. Bicaranya nanti saja. Saya tidak tahu kamu bicara apa."

Haura mengurai pelukannya. Wajah sembabnya kini mendongak melihat wajah Banyu yang kini terlihat lebih cerah. Namun, ia belum bisa membalas tatapan geli Banyu karena ia masih terisak-isak.

"Tadi gayanya mau pisah dari saya. Minta saya nikahin Hania pula. Kebanyakan baca novel dan nonton drama. Sekarang malah nangis-nangis. Lain kali jangan bicara asal, ya. Saya yanh repot nanti."

Perempuan itu mencebik. Namun, dadanya masih kembang kempis sebab mencoba meredakan isak tangisnya. Dalam hatinya ia berkali-kali menyesali ucapan asalnya tadi.

"Bagaimana jika tadi Mas Banyu langsung mengiyakan? Bisa-bisa nangis semalaman aku!"

...***...

"Mas,"

Panggilan lembut itu membuat Banyu menoleh. Ia hanya tersenyum kecil, lalu kembali fokus pada ponselnya saat Haura tiba-tiba masuk ke kamarnya. Perihal kamar, sebenarnya Banyu ingin sekali Haura kembali tidur di kamar yang sama dengannya. Namun, tampaknya ia harus lebih bersabar karena Haura terlihat masih nyaman dengan keadaan mereka sekarang.

"Masuk, Ra!" ajak Banyu tanpa melihat pada Haura.

Perempuan tersebut masuk. Setelah perdebatan kecil mereka yang membuat perempuan tersebut menangis tadi siang, mata Haura masih terlihat bengkak.

"Mas sibuk?"

Banyu mengangkat wajahnya kemudian menggeleng. Ia kemudian menepuk sisi tempat tidur di sebelahnya. Memberi kode untuk Haura agar duduk di tempat itu.

"Ada apa?" Banyu menatap Haura datar.

Haura melangkah pelan kemudian duduk di samping Banyu. "Aku mau minta izin."

Banyu menoleh. Tatapannya lurus kepada Haura. Ponselnya pun ia letakkan di tempat tidur. "Mau ke mana?"

Mata Haura mengamati wajah Banyu. Ia yakin Banyu pasti langsung tantrum jika ia mengatakan tujuannya. Apalagi jika Banyu tahu dengan siapa Haura akan pergi. Sangat kecil kemungkinan untuk Banyu mengizinkan.

"Ra?" tatapan penuh curiga itu kini dilayangkan Banyu ke arah Haura. Tangannya ia lipat di depan dada. "Kenapa diam?"

Haura tersenyum simpul mencoba mencairkan ketegangan. Jemarinya ia memeluk erat ujung bajunya.

"Mas Sagara baru saja-"

"Sagara?!"

Bahu Haura lemas seketika. Baru mendengar nama Sagara saja respon Banyu sudah begini. "Dengar dulu. Ini urusan pekerjaan. Kayak Mas biasanya."

"Saya tidak pernah mengajak staf perempuan pergi bedua. Catat itu. Jangan samakan saya dengan Sagara sialan itu."

"Nggak!" Tangan Haura langsung berkibas di depan Banyu cepat. "Nggak berdua, Mas. Selain aku, ada Ivana juga. Tim yang lain juga ikut kok. Beneran deh."

"Ke mana?" suara Banyu terdengar lebih tenang. Namun, tatapannya masih tajam.

"Bali."

"Berapa lama?"

"4 atau 5 hari."

"Saya harus berpikir dulu. Kirimkan surat tugasnya ke saya. Sebagai suami saya juga berhak tahu dong kamu ada acara apa sampai harus ke sana selama itu. Apalagi dengan kondisi suami mu seperti ini."

"Tapi mikirnya jangan lama-lama, ya. Mas Sagara tadi bilangnya kalau bisa udah harus kasih jawaban malam ini." Nada memelas Haura hanya dibalas dengusan kesal Banyu.

"Kirim ke saya dulu. Besok pagi saya berikan jawabannya."

Tangan Haura langsung menyentuh lengan bawah Banyu. "Malam ini. Aku mohon Mas kasih jawabannya malam ini. Aku tunggu sampai jam 11 deh."

"Kirim dulu konsep acaranya. Biar saya cepat kasih jawaban," sahut Banyu tegas. Tatapannya lurus ke arah Haura menandakan betapa seriusnya ucapannya itu.

Haura mengangguk lemah. Jemarinya kemudian membuka aplikasi hijau di ponselnya. Undangan dan surat tugas yang tadinya dikirim Sagara segera ia klik dan hendak diteruskan ke Banyu. Tak lupa ia berdoa terlebih dulu sebelum akhirnya file tersebut terkirim ke kontak Banyu.

"Udah," kata Haura menunjuk ponsel Banyu yang layarnya berkedip.

Banyu tidak menjawab apapun. Tangannya segera meraih ponsel tersebut dan membuka pesan yang dikirimkan Haura. Tanpa menunggu lama, ia segera membuka file tersebut. Matanya menyipit mencoba terus memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Kemudian tatapannya tertuju kepada Haura.

"Acaranya besok dan kamu baru meminta izin kepada saya sekarang? Kamu tidak salah?"

"Iya. Makanya aku mau Mas jawab sekarang. Aku harap Mas kasih izin."

"Tidak. Saya tidak mengizinkan kamu."

"Ayolah, Mas. Ini untuk urusan pekerjaan kok."

"Biar saya yang telepon Sagara. Enak aja dia bisa kasih tugas mendadak begini. Dia itu cuma modus sama kamu, Ra."

"Modus apa sih, Mas? Mas itu salah kira. Mas Sagara juga punya pacar kok. Lebih cantik dan baik dari aku."

Banyu menatap istrinya dengan gemas sekaligus jengkel. "Buka mata kamu, Haura. Mata Sagara saja berbeda saat memandang kamu. Sebagai lelaki saya tahu tatapan apa itu."

"Jadi?" Wajah muram Haura itu membuat Banyu jadi tidak tega.

Banyu mengangguk lemah. Mata Haura langsung membulat bahagia. Tanpa sungkan perempuan itu kemudian langsung memeluk Banyu.

"Makasih, Mas."

Banyu terkekeh. "Iya. Sama-sama. Tapi saya juga akan ikut kamu."

Detik itulah suara tawa Haura berhenti. Perempuan itu jelas tahu bagaimana terbatasnya geraknya kalau Banyu ikut. Semenjak masalah besar mereka, lelaki itu tidak segan menunjukkan sifat posesifnya.

*

*

*

Double updatenya selesai ya. Selamat membaca.

1
Rieya Yanie
sekalian honeymoon ya kan banyu
Edelweis Namira: Iyaaah. Mau buat anak dia/Facepalm/
total 1 replies
Teti Hayati
Biarin aja ikut, dari pada tar km pulang, Mas Air mu jadi suami milik bersama... 😂
Mending dibawa, dijaga dari gangguan cikal baka pelakoor. ..
Teti Hayati
Biarin, tar pulang Banyu udh nikah smaa Hania... 😂
Jeng Ining
Hayoo jgn salah ambil langkah Nyu, atw perjuanganmu ngedapetin lg hati Haura akan sia²..
Jeng Ining
alhamdulilah...mdh²an sudh bnr² pulih kembali kesehatannya kak
Edelweis Namira: Terima kasih, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Gak usah kagum Ra, mungkin dalam hati dia sedang bersoraak gembira.. gimna mau sedih, toh mungkin dia gak ngerasa kehilangan dg kepergian Daffa..
au ah.. gak bisa aku berpikir positif kalo tentang Hania.. 😂
Edelweis Namira: Wkwkw. Bawaannya suudzon ya
total 1 replies
Ria Ria
awas ya thor kalsu hania sama bayu
Edelweis Namira: Hahaha, semoga nggak ya
total 1 replies
Jeng Ining
hemmmm.. kecelakaan spertinya bikin dia agak amnesia.. lupa apa yg terjadi di malam pertma antara banyu dn Haura🤭, kok gayamu utk menyentuh Haura perlu meyakinkan perasaan dl😅
Edelweis Namira: Wkwkw. Padahal malam itu aja lagi mabuk ya, Kak
total 1 replies
Teti Hayati
Elaaah... kirain dh nikah gak bakal disebut lagi.. 😂
Awass lho, jangan macam2 Hania..
Maaf ya Han, belum sepenuhnya percaya kamu.. soalnya dari yg terakhir kamu muncul, belum ada tanda2 ikhlas-in Haura sama Banyu.. meskupun udh nikah sama Daffa..
Edelweis Namira: Aku juga susah buat percaya
total 1 replies
jekey
kayaknya si hania ini licik
Edelweis Namira: /Facepalm/
total 1 replies
kalea rizuky
hmmm Q kok kasian haura jangan aneh2 ya Thor/Curse/
Edelweis Namira: Tenaang. Aku baik kok sama Haura/Grin/
total 1 replies
Jeng Ining
jgn sampe knp² dg Daffa trs jd celah buat Hania minta surga ke Bayu, trs terjadilah kisah sesuai judul novel ini, plisssss jangaaan ya kak yaaa🙏
Jeng Ining: gud /Good//Facepalm/
total 4 replies
Rieya Yanie
jangan gengsi ma istri dong nyu...klo cinta bilang cemburu bilang
Edelweis Namira: Dia mah love languange nya emang digalakin
total 1 replies
Teti Hayati
Ra, baiknya lebih jaga-jaga dh sama Sagara..
Teti Hayati
Gak tau kenapa, aku kurang suka sama Sagara..
Okelahh dia mau suka smaa siapa haknya dia, kita gak bisa ngatur..gak bisa larang dia sula sma Haura.
Tapi sebagai lelaki Gentle, harusnya lebih bisa ngendaliinlahh.. apalagi dia tau Suaminya Haura bukan orang lain. Masih saudara, dan harusnya sesama laki-laki tau kalo Banyu suka cemburu. Iseng sih iseng. tapi gak keseringan juga, apalagi kalo pas gak ada Banyu,itu mh bukan iseng, tapi emg Niat..
Rieya Yanie
kabar apa ya...
digantung sama aothor
ditinggu up nya kak
Rieya Yanie
nah kan cemburu tapi gengsinya setinggi gunung
Rieya Yanie
semoga lkas sembuh thor..
semangat y
Teti Hayati
Syafakillah laa ba'sa thohuruun in syaaAllah..
moga cepet pulih lagi ka.... 🤗
Teti Hayati
Ini ceritanya keceplosan...?? Klarifikasi dong Mas Air.. jangan malu-malu koceeeeng begitu.. 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!