NovelToon NovelToon
Baby Sitter Untuk Yayah

Baby Sitter Untuk Yayah

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Anak Genius / Selingkuh / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:977.2k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Plak!
" Percuma aku menikahi mu, tapi sampai sekarang kamu belum juga memiliki anak. Kamu sibuk dengan anak orang lain itu!"

" Itu pekerjaanku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."

Lagi dan lagi, Raina mendapatkan cap lima jari dari Rusman di pipinya. Dan yang dibahas adalah hal yang sama yakni kenapa dia tak kunjung bisa hamil padahal pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya.

Raina Puspita, usianya 25 tahun sekarang. Dia menikah dengan Rusman Pambudi, pria yang dulu lembut namun kini berubah setelah mereka menikah.

Pernikahan yang ia harap menjadi sebuah rumah baginya, nyatanya menjadi sebuah gubuk derita. Beruntung hari-harinya diwarnai oleh wajah lucu dan tingkah menggemaskan dari Chandran Akash Dwiangga.

" Sus, abis nanis ya? Janan sedih Sus, kalau ada yang nakal sama Sus, nanti Chan bilang ke Yayah. Bial Yayah yang ulus."

Bagaimana nasib pernikahan Raina kedepannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baby Sitter 27

Braak!

"Huh! dasar sialan, wanita itu bener-bener kurang ajar. Dia kayaknya udah ngibarin bendera perang. Lihat aja, aku nggak akan tinggal diam. Rusman anakku, dia harus nurut apa kataku. Kalau aku nyuruh dia tinggal di rumah ini ya dia harus tinggal di rumah ini."

Ningsih masuk ke rumah dengan membawa rasa kesal yang begitu luar biasa. Dia juga meluapkan kekesalannya itu dengan mengomel. Dimana hal tersebut membuat Ida juga merasa kesal.

"Udah apa Bu, percuma juga Ibu marah-marah. Orangnya nggak bakal denger. Huh, ku pikir Mas Rusman nikah lagi dapat spek lebih segalanya dari sebelumnya, tapi yang ada malah ngejengkelin. Dari awal aja udah ketahuan tuh cewek nggak nyenengin."

Ida bersungut-sungut pula. Padahal tadi dia yang bilang sendiri kepada Ningsih, buat apa marah-marah. Nah sekarang dia pun sama demikian dengan sang ibu.

"Emang, Ibu udah punya feeling tuh kalau cewek ini nggak bener. Eh beneran dia nggak bener. Ida, kita harus bisa bikin kakak mu tetep tinggal di rumah ini. Kalau nggak, kita makannya gimana nanti."

Sungguh luar biasa ini isi kepala Bu Ningsih. Anaknya sudah berumahtangga kembali bukannya di doakan agar rumah tangganya awet tapi malah punya pemikiran untuk menghancurkannya.

Seorang anak laki-laki memang masih memiliki tanggung jawab terhadap ibu dan adiknya. Namun jika sudah menikah, prioritas utama adalah istri dan anak-anaknya.

Dan seorang ibu juga seharusnya paham akan hal tersebut. Bukannya malah membuat anak dan menantunya menjadi jauh dan berjarak. Sudah sewajarnya jika menikah, mereka memilih tinggal terpisah. Itu bagus untuk belajar hidup berumah tangga tanpa campur tangan orang tua, entah itu dari pihak laki-laki ataupun pihak perempuan.

Rusman pernah gagal, setidaknya Ningsih belajar atas kegagalan itu bukannya hendak mengulangi kegagalan yang pernah ada.

"Sekarang telpon mas mu sana, Da. Minta dia pulang."

"Bu, aku nggak ada kuota. Bagi duit Bu."

"Apa? Da, ibu mana pegang duit sekarang."

Ida mengerucutkan bibirnya. Pas sekali tadi pagi kuotanya habis. Dia yang juga tidak punya simpenan uang, otomatis tidak bisa membelinya.

Tok tok tok

Ningsih dan Ida langung melihat ke arah pintu. Meskipun dia tadi belum menutup pintunya, agaknya tamu tetap memiliki sopan santun dengan mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk.

"Assalamulaikum Bu Ningisih."

"Waalaikumsalam,"jawab Ningsih dengan sangat ketus. Tamu yang datang itu ternyata adalah para tetangga. Dan Ningsih merasakan perasaan tidak enak melihat setidaknya lima sampai enam orang yang ada di depan rumahnya.

"Ada apa?"ucapnya lagi dengan nada ketus.

"Ya mau silaturahmi dong Bu Ningsih. Katanya Rusman udah nikah lagi. Hebat bener dia ya, baru aja cere udah nikah lagi. Tapi mana nih, rumah anyep bener. Kagak ada makanan atau minuman gitu."

"Iya ini. Kalau biasanya kan nikahan pasti ade ntuh semacem syukuran ya walaupun kecil-kecilan, ngundang tetangga. Lah ini, kagak ade ape-ape."

"Memangnya nteu ngadain nyak? Kunaon atuh Bu Ningsih."

Wajah Ningsih merah padam, antara marah dan malu karena situasinya saat ini. Pun dengan Ida, gadis itu pun memilih masuk ke kamar karena tidak ingin mendengar ucapan para tetangga selanjutnya.

"Kirain mah nikah lagi bakalan lebih uwow gitu yak, tapi kagak ini. Mantunya aja nyang baru kagak keliatan bentuknya kayak begimane."

"Ya maklum lah, hasil grebekan warga."

"Heh Ibu-ibu, kalau cuman mau nyinyir jangan ke sini! Sana pergi! Saya nggak butuh nyinyiran dari para ibu-ibu. Sana pergi."

Drap drap drap

Para ibu tetangga Ningsih itu langsung pergi meninggalkan rumah Ningsih. Namun tentu saja pembicaraan tentang Rusman tidak berhenti hanya di situ.

Dijamin, Ningsih dan Rusman akan menjadi bahan gosip dalam jangka waktu yang tidak hanya sebentar. Beberapa hari ke depan mereka akan menjadi topik panas yang tidak akan hilang dengan mudahnya.

"Arghhh brengsek!!"pekik Ningsih kencang. Dia tidak menyangka bahwa semua ini akan begitu menyiksanya. Hari selanjutnya pun setiap dia keluar rumah, ada saja yang membicarakan tentang keluarganya. Dan itu membuat Ningsih tidak tahan.

Bukan hanya Rusman, kini Ida pun jadi sasaran. Kabar Ida yang tak kunjung membayar kuliah, dan di drop out pun menjadi buah bibir yang sangat populer.

Di kampung itu yang satu kampus dengan Ida lumayan banyak. Mereka tentu tahu soal Ida yang berkali-kali ditagih oleh bagian administrasi karena belum juga membayar kuliah.

"Bu hu hu hu ini gimana?" Ida menangis tersedu. Dia tidak ingin putus kuliah.

"Ya gimana, ibu nggak bisa apa-apa Da. Harta satu-satunya yang Ibu punya cuma rumah ini. Kalau kita jual rumah, kita mau tinggal dimana nantinya. Dan jual rumah juga nggak gampang."

"Huaaaa, andai masih ada Mbak Raina. Dia pasti bisa bantu aku. Mas Rusman juga udah nggak pulang kan beberapa hari setelah nikah?"

Ningsih terdiam, nama Raina yang baru saja di sebut oleh Ida membuatnya ingat tentang mantan menantunya itu. mantan menantu yang ikut membantu dalam segala hal tentang uang di keluarga ini.

"Ck, nggak usah nyebut nama dia lagi,"ucap Ningsih. Ternyata gengsinya masih tinggi juga. Dia tidak ingin mengakui bahwa dengan adanya Raina, kebutuhan ekonomi di keluarganya bisa sedikit teratasi.

Di seberang sana, orang yang sedang tiba-tiba diingat itu tengah menikmati keseruannya bermain dengan Chan. Raina mengajak Chan bermain di belakang rumah. Raina membuat Chan mengenal berbagai macam warna dengan menggunakan pewarna makanan.

Finger painting, ya saat ini mereka sedang melakukan itu.

"Waah ini selu, Sus. Jadi kalau melah dicampul sama kuning jadinya, oleeen. Ini sepelti sulap."

"Nah sekarang kita coba ya. Ehmm biru campur sama merah, jadinya apa hayo? Coba Chan lihat."

"Waah jadi umuuuu."

Raina begitu menikmati waktunya dengan Chan tersebut. Bermain sambil mengedukasi sepeti ini akan membuat Chan memiliki banyak pengetahuan baru.

Tap tap tap

Bi Yah menghampiri mereka secara tiba-tiba. Hal tersebut membuat Raina heran. Ini belum jam makan, dan juga tidak ada sesuatu yang harus Raina lakukan karena dia ada bersama dengan Chan.

"Mbak Ai, ada tamu?"

Raina mengerutkan alisnya. Ada tamu? siapa kira-kira dan kenapa dia yang dipanggil oleh Bi Yah.

"Siapa? udah bilang kalau Pak Bagus belum pulang?"

"Udah Mbak, tapi orangnya tetep pengen masuk. Katanya mau nunggu sampai Pak Bagus pulang."

"Oh ya udah, biarin aja dia nunggu kalau gitu."

Raina merasa itu bukanlah urusannya. Jika yang dicari Bagus, maka dia tidak perlu menemui. Toh dia di sini juga bukan yang si empunya rumah.

"Tapi Mbak, dia nyebut nama Mbak Ai. Dia mau ketemu juga sama Mbak Ai."

Eh?

TBC

1
Arin
Kangen apanya nih sama Raina..... kangen bisa numpang hidup apa kangen beneran?
Sintia Dewi
idup dulu noh benerin mikirin anak aja kalian...nantik ada anak trus gk bs ngsik yg terbaik anak sakit2an yg kalian salahin raina lg..ah manusia parasit
Sintia Dewi
tertawa aja dulu suci nantik udh nikah baru km nangis termehek-mehek/Chuckle/
Sintia Dewi
bukan cinta tp DUIT itukan yg buat lu berat lepasin raina rusma...dasar laki2 gk modal & gk tau diri sm kyk ibu adiknya
Eti Alifa
wkt pertama baca judul baby sitter utk yayah kirain nama anaknya yayah ternyata yayah pangilan chan ke ayahnya.
sһᥲᥒᥲs🍍
awal yang dah menguras emosi
Aku d umur 30 saja x terbesit utk menikah ulang 😅🤣.. Bkn tiada yg merisik,namun ku no.1 kan anak ku.. 11tahun cuma bertemankan anak bukan perkara buruk bagi ku. Keperluan & kehendak anak ku mampu ku penuhi tanpa menuntut nafkah drpd ex.. Anak bahagia bersama ku. Anak ubat penat lelah ku.. Lgpun anak x pernah bahas ttg ingin ada daddy baru 😬.. wlu cousin or aunt/uncle bertanya, dia jawab kàmi bahagia tanpa gangguan 🤣😅.. love u anak seluas langit 🥰.. aunt/uncle saja kahwin tambah bini/laki or suruh cousin cari family tiri baru 🤭
Eti Alifa
baca part chan lidahku kriting 😁
Dasar laki durjana... harap duit isteri,lalu menyepelekan isteri.. njirrrr
Masitoh Itoh
yg sabar raina lebih baik kamu cerai sama rusman yg hanya bisa menyakiti lahir batin
4tahun still cadel bicara 😬... knp anak buah umur 2 & 3 bicara mcm org tua 🤣
Vien Habib
Luar biasa
en
Nggak usah diladenin Thoor dan buat madukan aja . Kalau aku sih salut tuh sama kamu 👍👍
Eti Alifa
jngn hamil dr rusman Ai.
phutri_cahaya A
ternyata Ida lebih pintar dalam memaknai kehidupan dibandingkan ibu dan kakak lelakinya..
lebih cepat sadar untuk berbenah diri menjadi insan yang lebih baik 👍
aku dukung
Marisa Hafizoh (hafizoh_17)
mampir yuk di novel author hafizoh judul "Dianggap Miskin Oleh Keluarga Istri"
Nanik Kusno
Yang adiknya Gatta ini Raina kan....???😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫
Eti Alifa
kaya film" keluarga suamiku hama, " yebelin bngt.
Nanik Kusno
Yuuuuuhhhhh.... sweeettt....☺️☺️☺️🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
Nanik Kusno
Haaahhhhh.... semoga semuanya insaf dan menjadi lebih baik...😥😥😥😥😥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!