Garvesya seorang gadis nakal yang mendadak transmigrasi ke dalam sebuah novel di mana kisah pemeran utama wanita sangat tragis.
Sejak pemilik tubuh asli mengalami luka bakar di kulitnya hampir 70% karena insiden kebakaran di acara pertunangannya itu, pemeran utama wanita diabaikan keluarganya, dicampakkan tunangannya, di pecat dari pekerjaannya dan dijauhkan para sahabat dan akhirnya kesadaran pemeran utama wanita di nonaktifkan.
Garvesa mengambil alih tubuhnya dan dibekali sebuah kecerdasan buatan, sistem super canggih. Misi balas dendam ini harus berhasil, jika tidak ia mendapatkan hukuman, jika ia berhasil menyelesaikan misi balas. dendam pemilk tubuh asli itu, maka ia akan di kembalikan ke dunia nyata, jika tidak selamanya terperangkap di dunia novel.
Mampukah Garvesa menyelesaikan misi atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
...Happy Reading...
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
Setelah melihat dokter dan suster itu pergi, Garvila pun masuk ke dalam ruangan tersebut membuat Dio wara dan Amira terkejut.
"Hei apa yang kau lakukan di sini lagi?" tanya Wara dengan membulatkan matanya, ia masih tak terima dengan perlakuan Garvila yang sudah menyetrumnya, dia juga bingung kenapa Garvila ada di sini.
Garvila menatap Wara sambil mengangkat alisnya. "Loh? Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh melihat keluargaku yang sedang sakit? Aku kan juga perhatian pada kalian?" tanya Garvila duduk di kursi sambil melipat tangannya tersenyum manis.
Wara merasa jijik dengan ucapan Garvila. "Sejak Kau pisah dengan Eron, kau bukan lagi keluarga kami!" ucap Wara dengan tegas.
"Jadi kalian ingin memutuskan kekeluargaan denganku? Kalian tidak menyesal?" tanya Garvila sambil tersenyum merendahkan.
"Aku justru menyesal karena sudah punya anak sepertimu! Tidak berbakti dan tidak tahu balas budi" kata Wara dengan emosi tapi suaranya terdengar lemah.
"Untuk apa kau ke sini lagi,Garvila? Bukannya harusnya kau di jadikan bahan percobaan?" tanya Amira menatap Garvila tajam.
Garvila tersenyum sinis. "Mana berani mereka membuat aku bahan percobaan, lagian pula aku kan tidak punya kekuatan listrik, kenapa aku harus jadi bahan percobaan?" tanya Garvila dengan santai.
"Tidak mungkin! Jelas-jelas kau punya kekuatan itu!" ucap Amira tak percaya.
"Heh! Bukan aku yang tak punya kekuatan, tapi alatnya yang terlalu jelek untuk mendeteksi, bahkan sekarang sudah rusak," jawab Garvila sambil mengangkat alisnya.
"Pak, Ayo dong usir dia, nanti dia melakukan hal buruk lagi padaku dan Mama," ucap Amira sewot.
"Garvila, karena tidak ada keperluan lagi di sini, kamu lebih baik pergi! Jangan pernah kau datang ke sini lagi, atau pulang ke rumah!" usir Dio.
"Kenapa buru-buru sekali mengusirku? kita kan masih bisa mengobrol panjang, menjadi satu keluarga yang harmonis?" tanya Garvila membuat Amira dan Wara tambah kesal.
"Umurku bisa pendek kalau mengobrol dengan," kata wara
"Apakah kau melihat aku seperti malaikat pencabut nyawa? Aku adalah anakmu yang terbaik loh, masa kau tega mengusirku?" tanya Garvila tersenyum miring sengaja ingin membuat mereka kesal.
"Pergi dari sini! Cepat pergi!" usir Dio menarik tangan Garvila untuk segera pergi dari sana.
Garvila tersenyum licik, ia mengalirkan aliran listrik dari tubuhnya untuk menyetrum Dio, kali ini ia menyetrumnya dengan kekuatan penuh membuat tubuh Dio gemetar seperti orang konslet.
"Garvila! Berhenti! Apa yang kau lakukan padanya! Berhenti kau Garvila!" teriak Wara panik, karena ia tahu rasanya seperti apa di sentrum.
"Masih kurang,?" ucap Garvila menambah lagi kekuatannya, kali ini membuat Dio menjadi lemas.
Hanya hitungan beberapa menit saja, tubuh Dio jatuh ke lantai, meskipun tubuhnya tidak terdapat luka lebam atau sisa aliran listrik, tapi urat-urat di tubuh Dio rusak.
"Garvila! Kau sungguh keterlaluan! Aku akan laporkan kau pada polisi!" ucap Wara dengan amarah yang sangat dalam, ia sangat ingin memukul Garvila, tapi ia tidak mampu karena tubuhnya sangat lemah untuk turun dari brangkar, ia tidak ingin seperti tadi lagi, karena tanpa oksigen ia terasa tidak ada di dunia lagi.
"Kalau kau ingin menyelamatkan suamimu, Ayo turun dari brangkar," Ucap Garvila tersenyum manis, tapi senyum itu sangat menyeramkan di mata Wara.
[4x di gunakan, sisa 6x]
"Garvilaaaa!" teriak Amira histeris.
"Apa Sayang? Kau juga mau menyelamatkan papa mu? Ayo turun," ucap Garvila tertawa senang melihat amarah mereka.
"Kau... kau ku sumpahin mati mengenaskan!" teriak Amira.
"Oh, aku takut sekali, ha ha ha ha. Ini tidak seberapa di bandingkan kalian melakukan perbuatan buruk pada ku! Aku hanya membalas atas perbuatan kalian," kata Garvila sedikit pun tidak menunjukkan belas kasihan.
"Baiklah, selamat menikmati hari-hari kalian yang menyenangkan," ucap Garvila tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"Oke, karena aku tidak punya urusan lagi, maka aku pulang dulunya, bye bye," Garvila berbalik badan untuk pergi dari ruangan tersebut.
"Garvila! Berhenti kau! Selamatkan papa ku dulu!" teriak Amira.
Tapi Garvila tak peduli, ia sudah pergi dari ruangan tersebut.
"Suster! Dokter! tolong Papa ku!" teriak Amira histeris dan panik. Karena suaranya sangat lemah, tidak ada yang mendengar suaranya.
Tiba-tiba saja, alat pendeteksi detak jantung mengeluarkan asap membuat mereka semakin panik.
"Mama! Mama! alatnya terbakar! Bagaimana ini?!" teriak Amira histeris dengan tubuh gemetar, ia ketakutan, bagaimana jika rumah sakit itu terbakar.
"Siapa pun di luar sana tolong kami!" teriak Wara. Amira dan Wara terus berteriak berharap ada yang membantu mereka.
[5x di gunakan, sisa 5x]
Belum juga ada yang datang, lampu dari atas jatuh dan pecah ke bawah, dan jatuhnya tepat di saling Dio yang pingsan. Kaca lampu berserakan di lantai.
[6x di gunakan, sisa 4x]
"Aaaaaaaaaa!" teriak Wara dan Amira semakin panik.
Karena ada teriakan dari dalam ruangan tersebut, ada seseorang penasaran dan masuk ke dalam ruangan tersebut, karena ruangan itu penuh dengan asap.
Saat pria itu mencoba untuk masuk ke dalam untuk menyelamatkan, ia tertusuk oleh kaca yang tembus dari bawah sandalnya.
"Aduhhh!" teriak orang itu kesakitan, untung saja haya kaca kecil yang melukai kakinya, jadi darahnya juga tidak banyak keluar.
"Tolong kami!" terika Amira terbatuk-batik karena asap itu.
"Saya panggilkan dokter!" ucap pria itu memilih untuk pergi memanggilkan bantuan karena ia jug terluka.
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
mending ketiban durian 😅