NovelToon NovelToon
Rahasia Kuil Naga

Rahasia Kuil Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Epik Petualangan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Lien Machan

Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.

Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.

Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.

Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Bab 7~Melawan monster jiwa pembangun.

Plaaakk

Tamparan keras mendarat di pipi mulus Xia Lien hingga wajahnya berpaling ke samping.

Belum hilang rasa kebas di sekitar rahangnya, tubuhnya ditendang kuat sampai terhuyung lalu membentur ke meja.

Kedua pengawalnya, Lee Wei dan Junjie terkejut melihat tuannya disiksa. Namun, mereka tak bisa berkutik karena orang yang sedang menyiksa tuannya itu adalah sang raja, ayah putri Xia Lien.

"Beraninya kau menentang perintahku!" bentak raja Xia Hong.

Pria itu menghampiri putrinya yang masih bersimpuh setelah tubuhnya membentur meja. Tanpa rasa iba sedikitpun, raja Xia Hong menarik rambut Xia Lien hingga wajahnya mendongak ke atas, terpaksa menatapnya.

"Kau hanya seorang Putri tapi berani memberikan perintah pada para prajurit militer. Nyalimu cukup besar juga," cemooh raja dengan tatapan jengkel.

"Aku tidak melakukannya Yang Mulia!" bantah Xia Lien.

"Jangan pikir aku tidak tahu tentang apa yang kau perbuat di belakangku, Xia Lien? Diam-diam kau mencuri sebagian pasukan militer dan mengerahkan ke Gunung Chi. Apa sebenarnya rencanamu, hah?!" Nada bicara raja Xia Hong semakin tinggi karena Xia Lien terus membantah tudingannya.

Xia Lien tetap kekeh pada ucapannya. "Aku tidak berbohong, Yang Mulia!"

Brak

"Bedebah sialan! Masih tak mau mengaku, hah?!"

"Berhenti Yang Mulia!" Ratu Mei Yin menangkap tangan raja ketika hendak memukul Xia Lien lagi. "Tolong ampuni dia, Yang Mulia!" pintanya kemudian.

Tatapan raja menyalang tak suka ketika ada yang menghentikan amarahnya. Apalagi, saat dirinya sedang 'mendidik' anak-anaknya.

Tangan ratu dihempas begitu saja kemudian ia duduk di kursi dengan wajah kesal. "Sudah berapa kali kubilang tak ada seorangpun yang boleh menggangguku jika sedang mendidik Pangeran ataupun Putri!"

"Aku tahu itu, Yang Mulia. Tapi, bagaimanapun dia adalah seorang Putri. Semua orang akan memperhatikan penampilan Putri Xia Lien dan itu pasti mengundang banyak tanya. Kita juga yang akan kerepotan menjawab pertanyaan para pejabat itu, Yang Mulia." tukas ratu memberi saran.

Sejenak berpikir, raja pun membenarkan ucapan ratunya. "Jadilah seorang Putri pada umumnya, Xia Lien. Jangan bersikap berlebihan karena kau hanyalah seorang Putri." tekannya sembari menatap Xia Lien yang masih menunduk. "Mulai hari ini kau tidak diizinkan pergi dari kamar barang selangkah. Renungkan lah perbuatanmu itu dan jadilah seorang Putri yang baik." Setelah berkata raja pun benar-benar pergi sambil mendengus kesal.

Xia Lien masih bergeming di tempatnya tanpa menatap kepergian raja ataupun ratu Mei Yin yang berdiri tepat di sampingnya. Ia juga tak berniat mengucap sepatah katapun bahkan ucapan terima kasih.

Melihat Xia Lien masih bersimpuh, ratu Mei Yin berusaha menghiburnya.

"Lien'er!" panggilnya sambil berjongkok mensejajarkan tubuh. Setelah itu wanita tersebut tiba-tiba memeluk tubuh Xia Lien seolah ikut merasakan kesakitannya. "Maafkan Ayahmu, Nak. Beliau tidak bermaksud kasar padamu. Jika kau mengakui perbuatanmu itu, Yang Mulia pasti tidak akan marah padamu lagi dan mungkin akan meringankan hukumanmu." tutur ratu Mei Yin.

Xia Lien terkekeh mendengar ucapan ratu Mei Yin. "Mengaku? Maksud Yang Mulia Ratu apa? Apa aku harus mengakui sesuatu yang tak pernah ku perbuat, begitu?!" Xia Lien sangat marah dan kecewa. Rahangnya mengeras dengan tatapan penuh kekesalan.

"Tidak, bukan seperti itu, Lien'er!" sanggahnya cepat. "Aku hanya tak ingin kau menderita lebih lama," cetusnya lagi.

"Hahaha, menderita. Jika Anda tak ingin melihat penderitaanku lebih lama, sebaiknya tinggalkan tempat ini!" Xia Lien menegaskan. "LEE WEI! Antar Yang Mulia Ratu keluar dari kamarku!" sela Xia Lien ketika ratu Mei Yin hendak membuka suara lagi.

Dengan terpaksa wanita itupun beranjak pergi dari kamar Xia Lien. Namun, ia sempat menyeringai sebelum meninggalkan kamar tersebut.

Xia Lien memejamkan mata sambil menunduk, meredam emosi yang sedari tadi berhasil ditahannya.

Junjie mendekat lalu mengangkat tubuh tuannya. "Tuan Putri, apa Anda baik-baik saja?" tanyanya cemas.

"Ya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir!" sahutnya menenangkan.

Seorang tabib datang bersamaan dengan Lee Wei yang masuk. Tabib tersebut dibawa oleh pelayan pribadi Xia Lien, Menghua.

Setelah memeriksa luka Xia Lien, tabib Rong menyerahkan ramuan herbal untuk menyembuhkan luka tersebut.

"Tuan Putri sungguh beruntung. Jika orang lain yang terkena racun Dufen, bisa dipastikan ia tewas secara mengenaskan." tutur tabib Rong.

Xia Lien terdiam mendengar perkataan tabib Rong, tabib pribadi mendiang ratu terdahulu, ibunya Xia Lien, ratu Qin Ling.

"Seseorang memberikan pil pereda sakit ini, Tabib Rong." Xia Lien menyerahkan pil pemberian Zhang Yuze ke tangan tabib Rong.

Tabib Rong terkejut melihat pil tersebut. "Tuan Putri, ini adalah pil surga dan bumi. Hanya seorang Alkemis tingkat tinggi yang bisa membuatnya,"

"Pil... Surga dan bumi?"

"Iya, ini adalah obat langka yang dicari para kultivator di seluruh penjuru dunia. Tuan Putri, jika Anda bisa menjalin hubungan baik dengan orang tersebut, maka Anda bisa meningkatkan kultivasi dengan mudah." jelasnya lagi.

Xia Lien termenung mendengar penjelasan tabib Rong.

Meninggalkan Xia Lien dengan berbagai masalahnya, kita kembali ke pulau tanpa nama. Di mana Zhang Yuze saat ini sedang tergeletak tak berdaya setelah diserang monster martial jiwa pembangun tingkat emas. Satu tingkat di atas Zhang Yuze.

Monster berwujud banteng itu mendengus dengan mata menyalak. Kepalanya menunduk sambil menggesek-gesekan tanduk dan mencakar tanah, bersiap menyerang Zhang Yuze.

"Ugh!" Zhang Yuze merintih sembari memegangi dadanya. Tubuhnya terasa remuk setelah mendapat benturan keras beberapa kali. "Aku tidak boleh mati di sini. Ibu masih menungguku!" gumamnya lirih.

Zhang Yuze berdiri tertatih sambil menahan sakit di sekujur tubuh. Dirinya harus bisa mengalahkan monster martial banteng yang sedang agresif itu entah dengan kekuatan atau akal pikiran.

HOSH ... HOSH

Banteng itu terus mendengus sebelum menyerang Zhang Yuze.

Hup

Zhang Yuze melompat menghindari serangan tersebut ke arah berlawanan.

Melihat mangsanya mengelak, monster itu semakin murka. Ia berlari cepat memutar arah untuk bisa menubruk tubuh Zhang Yuze lagi.

Namun kali ini Zhang Yuze terlihat siap untuk serangan yang datang padanya.

"Hiyaaaaaaa!" Sebuah pohon dicabut paksa dari akarnya lalu dijadikan tongkat pemukul untuk menahan serangan banteng tersebut.

Bruk

Tubuhnya terdorong kuat ketika pohon tersebut beradu dengan tanduk banteng.

Sreeeeekkkk

Zhang Yuze menahan sekuat tenaga agar dorongan banteng itu terhenti. Setelah berhenti, barulah ia mengayunkan pohon tersebut untuk memukul banteng dengan sangat kuat.

"Hiyaaaaaaa!" Urat di lehernya bahkan terlihat mengencang saking kuatnya ia mengeluarkan tenaga.

Buaakkkkkk

GROOOOAAAARRRRR

Banteng itu mengaum keras ketika tubuhnya dipukul kuat oleh Zhang Yuze. Matanya semakin merah menyala dengan hidung yang terus mendengus marah.

Kepalanya kembali menunduk sambil menggesekkan tanduk dan mencakar tanah, setelah itu monster banteng berlari melesat hendak menubruk Zhang Yuze.

"MATILAH KAU, MANUSIA!"

Zhang Yuze mengalirkan Qi kuat di tangannya lalu mengayun ke depan seiring pergerakan banteng.

"Tinju Naga Api, hiyaaaaaaa!"

BOOOOOOOOOOOOMMMMM

...Bersambung .......

1
Kaum rebahan
lanjut
y@y@
👍🏼🌟👍🏾🌟👍🏼
y@y@
💥👍🏾⭐👍🏾💥
Mamat Stone
/Gosh/
Mamat Stone
/Panic/
Elisabeth Ratna Susanti
top markotop 👍
Elisabeth Ratna Susanti
paket komplit karya ini, visualnya keren, kisahnya keren, dan seru pollll. like plus subscribe 👍
MoonShape
secara logika Shizen termasuk org yg memiliki tekad kuat sampai bisa bertemu dengan kuil naga kuno... aku baca ulang klan Gui yg ngejar Shizen mati di tempat jdi itu mungkin keinginan hatinya(?)... berarti, shizen juga termasuk orang yg meminta sesuatu utk 'kejahatan' 🤔😵‍💫
MoonShape: jadi Shizen hidup!
Machan: Shizen cuma minta diselamatkan maka dia akan mengabdi pada dewa selamanya. untuk suku Gui memang gak bisa mendekati kuil naga sebab mereka manusia siluman yang bermusuhan dengan dewa hingga mereka dibasmi karena kejahatannya, bukan karena permintaan Shizen🤗
total 2 replies
MoonShape
wah, Shizen ini...
MoonShape
karena kehendak author
Machan: 😅😅othor berkuasa
total 1 replies
Mamat Stone
💪🔥💪
Mamat Stone
🔥💪🔥
Mamat Stone
sukses selalu Thor
Mamat Stone
sehat selalu Thor
Machan: makasih, kak. sehat selalu juga untukmu🤗
total 1 replies
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
Mamat Stone
/Facepalm/
Mamat Stone
/Silent/
Mamat Stone
/Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!