Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Arion membanting semua berkas kearah para karyawannya, semua data yang dia terima tidak sesuai dengan keinginannya.
“Kalian aku bayar untuk bekerja, bukan untuk bermain dan ber makeup tebal disaat jam kerja, jika kalian hanya main-main silahkan angkat kaki dari perusahaanku!"
Semua karyawan yang berada di ruangannya itu menundukkan kepalanya sembari saling melirik, Arion kembali marah-marah setelah beberapa bulan terakhir ini pria itu terlihat tenang.
“Jawab!! kalian tidak tuli kan?" Bentaknya. Netranya tajam menatap satu persatu karyawannya.
Perusahaannya baru saja stabil, susah payah dia membuatnya kembali normal meskipun masih dibawah Arsen.
Arion berdiri dari duduknya, meninggalkan ruangan itu, tetapi sebelum pergi dia meminta Lucas untuk membereskan semuanya.
Sementara di pelelangan.
MC membuka harga $20.000.000., mendengar itu mereka para tamu menjadi penasaran, benda apa yang ada di balik kain merah itu, kenapa semahal itu.
Beberapa saat seorang wanita berpakaian sangat seksi dan beberapa pengawal mendekati kotak besar yang masih tertutup kain.
Dalam hitungan ketiga kain dibuka. Semua mata langsung melebar sempurna. Heart of kingdom ruby, yang dihiasi ruby 45,63 karat sebagai batu utamanya
Bukan hanya itu setiap rantainya juga terdapat berlian, sehingga membuatnya terlihat mewah. Harga sudah dimulai, sampai beberapa pengusaha mulai memberikan harga tinggi.
Nico mengangkat tangannya. “$40.000.000."
Semua mata melebar dan menoleh kearahnya. tak terkecuali Arsen. harga yang Nico ajukan melebihi harga dari barang itu.
“Wow!! $40.000.000. luar biasa, apakah masih ada yang ingin melebihinya?" Ucap MC, menghitung mundur sampai tidak ada yang berani lagi mengalahkan harga yang Nico berikan.
Bukan hanya kalung Heart Of Kingdom ruby yang Nico dapatkan, dia juga mendapatkan bonus wanita cantik yang bisa dia gunakan sepuasnya.
“Apa dia sudah gila? untuk siapa perhiasan itu?" Tanya Calvin pada Lexi.
Lexi tersenyum tipis. “Batu ruby itu milik mendiang Mommy kita berdua." Jawabnya.
Calvin manggut-manggut, pantas saja Nico berani mengeluarkan uang yang begitu banyak, bukan karena batunya terapi kenangannya.
Setelah mendapatkan apa yang Nico mau, mereka langsung pergi tanpa membawa bonus yang diberikan. Nico tidak menginginkan wanita itu meskipun seksi dan sangat menggoda.
Tiba-tiba saja ponsel Arsen berdering tanda panggilan masuk dan itu dari Arion.
📞: Ada apa?
📞: ....
📞: Aku tidak mau.
📞:....
📞: Ck. Pria tua itu selalu mengancam ku.
Tanpa menunggu jawaban dari Arion, pria muda itu langsung mematikan ponselnya.
“Ada apa?" Tanya Nico
Arsen melirik sekilas. “Kalian kembali duluan ke markas, aku harus.. "
Arsen menggantung kalimatnya, tidak mungkin dia mengatakan jika sedang mendapatkan ancaman dari Gerald.
Ternyata bukan hanya Gabriel yang menginginkan kedua cucunya segera memiliki pasangan, nyatanya Gerald juga.
“Harus apa?" Lexi memiringkan kepalanya, jiwa kepo nya meronta-ronta.
“Tidak ada, kunci motor." Pintanya pada Calvin, yang langsung diberikan tanpa bertanya.
Mereka bertiga menatap punggung kokoh Arsen yang menjauh.
“Dia mau kemana? Apa sebaiknya kita mengikutinya?" Ucap Lexi.
“Tidak perlu, tidak semua tentang privasinya kita harus tau, ayo pulang." Jawab Nico, dia merasa bukan ada hal yang membahayakan Arsen, jadi mereka tidak harus mengikutinya.
***
Arsen menatap datar ketika seorang gadis cantik menyodorkan helm padanya.
“Ambil" Titah sang gadis.
“Aku harus duduk di belakangmu?" Tanya Arsen ketika melihat gadis cantik itu naik lebih dulu. Apa ini? bukannya Arsen yang harus duduk didepan?
Gadis cantik itu mengangguk. “Hmm, kita akan pergi berkencan dan kamu pastinya tidak taukan kita harus pergi kemana?" Jawabnya santai, sembari memberi kode agar Arsen segera naik.
“Kamu ingin aku duduk dibelakang mu? yang benar saja?" Arsen masih bertanya-tanya.
“Iya, memangnya kenapa? apa kamu tidak terima karena duduk di belakangku? Jangan melihat gender, ayo naik, aku akan mengajakmu jalan-jalan dan aku juga akan mentraktir mu." Ucapnya sembari menepuk jok bagian belakang.
Arsen kembali tercengang, apa gadis ini tidak tau siapa dirinya?
“Kau!! apa kau tidak tau siapa aku?" Tanya Arsen menaikan sebelah alisnya.
“Ck, tidak penting siapa kamu, ayo naik." Jawabnya.
Arsen mengangguk pelan, baiklah dia ingin tau kemana gadis ini akan membawanya.
“Pegangan, jangan sampai kau terjatuh, aku tidak mau sampai Nyonya Celine minta ganti rugi karena sudah membuat cucu bodohnya terluka." Ujarnya menarik tangan Arsen dan melingkarkan di pinggangnya.
Arsen mendelik, apa dia tidak salah dengar? cucu bodoh? Apa yang Celine katakan pada gadis ini. Dan gadis dari keluarga mana pilihan Oma nya.
Moge itu melaju dengan kecepatan tinggi membelah kota New York, Arsen tidak tau gadis itu akan membawanya kemana.
Setelah beberapa saat motor Arsen berhenti tempat yang tidak asing baginya. Pasar pertunjukan.
“Ayo turun." Ajak gadis itu setelah melepas helm nya dia menarik tangan Arsen untuk mengikutinya.
“Kau sudah datang Aurelia?" Tanya seorang pria muda yang usianya tidak jauh dari Arsen.
Gadis yang memiliki nama lengkap Aurelia Fionita Blackwood mengangguk kecil sembari tersenyum.
Arsen tidak tau untuk apa gadis itu membawanya ketempat seperti ini, pasar pertunjukan untuk menampilkan beragam aneka keahlian, seperti pertarungan, band dan masih banyak lain.
“Duduk disini dan tunggu sampai aku kembali, jangan kemana-mana, setelah ini aku akan mentraktir mu makan." Ucap Aurelia. Arsen tidak menjawab hanya mengangguk.
“Aurelia, sebentar lagi giliranmu, bersiaplah."
“Hmm, aku titip teman kencan ku." Jawabnya cekikikan merasa lucu. Aurelia pergi ke ruang ganti.
Ting
Oma: [Bagaimana? apa kamu menyukai Aurelia?]
Arsen: [Apa yang Oma katakan padanya?]
Oma: [Tidak banyak, Oma hanya mengatakan jika kamu pria malang.]
Arsen: [Apa gadis itu mengetahui siapa aku?]
Oma: [Tidak, dia dari kalangan biasa.]
Arsen menghela nafas panjang, pantas saja gadis itu menganggapnya seperti orang lemah, ternyata sang Oma di balik semua itu.
Arsen: [Aku tidak mau]
Oma: [Opa mu sedang berada di markas utama, sepertinya lab di... ]
Celine sengaja tidak meneruskan kalimatnya. Sementara Arsen berdecak pelan.
Arsen: [Baiklah, dan katakan pada pria tua itu jangan menyentuh apapun yang ada di dalam lab itu.]
Oma: [Bisa dibicarakan asalkan kencan malam ini lancar. ]
Arsen tidak lagi membalas, dia menoleh kearah luar, terdengar riuh tepuk tangan dengan meneriakkan nama Aurelia.
“Apa yang mereka lihat?" Gumamnya pelan.
“Mereka sedang menyaksikan Queen Aurelia memainkan biolanya." Timpal salah satu pria di dalam ruangan itu.
Bermain biola? apakah gadis itu tengah mengamen? Arsen menggelengkan kepalanya. Gadis seperti apa yang Oma nya pilih,
“Berapa bayaran yang dia dapatkan dari bermain biola?" tanya Arsen.
“Cukup buat makan selama satu minggu."