NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Stupid

...Cinta itu buta....

...__________...

Pepatah bilang, lebih baik pusing karena pendidikan dari pada pusing karena kebodohan.

Dan kini kelas IPA 3 tengah sibuk berlari kesana kemari entah melakukan apa. Setelah ulangan selesai, bukannya pulang, mereka justru sibuk latihan soal ulangan besok. Inilah rutinitas sehari-hari murid kelas IPA tiga, yng memang terkenal oleh orang-orang ambis.

Avan meringis sambil menggaruk kepalanya pusing ketika melihat soal fisika yang menjebak. Lelaki itu menatap teman-temannya yang masih fokus pada soal masing-masing.

"Gini amat dah punya otak pas-pasan. Tapi malah punya temen otak unlimited, nasib banget jadi rangking paling rendah, sedih wakk!" keluhnya sembari melepaskan kaca matanya.

"Yaelah, Bro. Segitu doang nyerah! Lembek kali! Kayak gue dong, nih udah selesai!" Brian mengangkat selembar kertas yang penuh coretan rumus.

Avan mencibir saat melihat Brian mengangkat dagu sombong. Sialan sekali temannya itu. Meski ia akui jika Brian memang cerdas di bidang IPA maupun Sains, apalagi yang melibatkan hitung berhitung, Brian menyukainya, meski tidak begitu ahli.

"Iya puhh... cepuh! Ajarin dedek dong!" Celetuk Aksa dengan suara sok imut.

Brian langsung berdiri dan merentangkan kedua tangannya tiba-tiba. "Ha ha ha. Tenanglah murid-muridku, nanti saya ajarkan dengan segenap jiwa hati saya!" Hebohnya mendramatisir.

Bella berdecih sinis. Lalu melirik bangku Kevin yang berada di sebelahnya. "Temen lo kenapa sih?"

Kevin mengedikkan bahunya acuh. "Obatnya habis," Balasnya santai membuat Bella ternganga dengan mulut terbuka.

"Ck, lo sama aja. Sama-sama gila!"Cercanya mendapatkan godaan dari Avan.

"Yaelah neng Bella ngomong gitu, bilang aja kalo suka mas Kevin. Ga pa-pa neng. Daevas dengan segenap jiwa merestui kok! Sampe ujung mangut memisahkan!"

"Hahh? Mangut? Maut kali ege! Belajar bahasa Indo dulu sana, huss huss! Malu-maluin!" Protes Brian membuat Aksa terkekeh.

"Sorry ya. I belajar cuma bisa bahasa Sunda. Aing naon teh?! Eleuh eleuhh geulis pisan euwh!" Kata Avan asal, lalu mereka bertiga tertawa bersama. Entah apa yang lucu, yng penting mereka tertawa.

Elsa menatap mereka muak. "Stres!" Umpatnya pelan. Reksa yang duduk di belakangnya tentu masih bisa mendengar jelas.

"Emangnya lo engga?" Kata Reksa, baru kali ini menyahuti perkataan orang lain, selain Daevas.

Elsa tentu merasa kaget lalu menoleh kebelakang. Gadis tomboi itu menyipitkan matanya heran, tak terpengaruh oleh ketampanan Reksa yang kini menatapnya intens. "Apa lo?!" Sentaknya.

Reksa menaikan satu alisnya. "Lo juga sama."

"Maksudnya?"

Reksa mendekatkan wajahnya beberapa senti pada Elsa, lalu berbisik, "Sama-sama stres!" Desisnya lalu beranjak pergi dari kelas meninggalkan Elsa yang kini mendelik tak terima.

"DASAR TEMBOK SIALAN!" Teriaknya keras membuat satu kelas memandangnya aneh.

"Lo kenapa, Sa?" Tanya Aksa bingung.

Elsa mengerjap menutup mulutnya rapat-rapat, lalu berdehem. "Ga pa-pa!" Sahutnya cepat, masih menahan malu.

Sedangkan Reksa yang masih bisa mendengar teriakan Elsa, kini tersenyum tipis. Senyum yang jarang ia perlihatkan pada siapapun.

***

"Bell, Ayo pulang," Ajak Elsa menghampiri Bella yang berdiri di pinggir koridor.

Tapi Elsa bingung ketika Bella tak menjawab perkataannya. "Bell? Lo ngeliatin apa sih?!" Tanyanya bingung ketika temannya seperti fokus menatap sesuatu.

Lalu Elsa mengikuti arah pandang Bella, kemudian ia ikut terdiam...

Di sana ada sosok Abintang yang sedang duduk di bawah pohon bersama Kiara, terlihat sedang membaca buku bersama.

 Tapi bukan itu masalahnya.

Mereka fokus pada sosok Jihan yang tengah berusaha mencari perhatian Abintang, namun tak kunjung di respon, seolah-olah Jihan tidak ada.

Beberapa kali pun Jihan mencoba berbicara sedikit, langsung di balas ketus oleh Abintang.

Anehnya, gadis itu masih tetap bisa tersenyum tulus meskipun dirinya tak dianggap ada.

"Abi, mau minum gak? Siapa tahu haus, soalnya belajar terus kan bikin dehidrasi, mau gak?" Ujarnya lembut sembari menyodorkan botol minuman, namun Abintang masih tak meresponnya.

Tetapi, giliran Kiara yang berbicara atau menanyakan seputar soal yang tidak ia mengerti, Abintang dengan sigap menjawabnya.

"Wah, makasih Bintang! Lo emang pinter banget!" Puji Kiara tersenyum lebar.

"Hmm." Abintang mengangguk sembari melanjutkan bacaan bukunya.

Jihan menarik napas panjang kemudian mengembuskan pelan. "Abi laper gak? Mau gue pesenin makan di kantin? Mumpung kantinnya belum tutup," Tawarnya masih mempertahankan lengkung kecil di bibirnya.

"Gak laper," Ketus Abintang.

Jihan menghela napas.

"Kiara gimana? mau makan gak? Atau minum gitu. Biar gue traktir, tapi jangan yang mahal-mahal ya, uangku nanti gak cukup."

"Atau kalian lagi butuh camilan gitu... Supaya gak bosen, mau?"

Abintang menutup bukunya dengan keras membuat Jihan tersentak. "Bisa diem gak? Suara lo ganggu Jihan," Geramnya memandang gadis itu dingin.

"Maaf, gue cuma berniat bantu kalian kok. Gak ada niat ganggu. Beneran deh!" Ujar Jihan mengigit pipi dalamnya menahan diri.

"Kita gak butuh bantuan lo," Hardiknya kesal lalu menggandeng tangan Kiara, membawanya berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Iya, lagian mana mungkin orang pinter butuh bantuan orang bodoh?

Jihan tertawa dalam hati, matanya tertegun menatap punggung Abintang yang menjauh. Jemarinya meremas pelan botolnya.

Kamu. Dan semesta. Jika sudah tiba hari di mana aku pergi. Maka berbahagialah semestaku...

🌼🌼🌼

Upp radak telat pren, hehe. Baru selesai ngerjain tugas😣🙏

Jadi nulis sedikit dulu buat naikin mood.

Sampai jumpa di bab berikutnya prenn 👋

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Ruby: Pukul aja Prenn, Jihan emang bego🤧
total 1 replies
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!