Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
"Tuan Han dan Sero.. "
Braaakkk!!!
Rakhes menggebrak meja dengan keras membuat Jelita berjingkat kaget dan kopi dalam cangkir itu juga tumpah membasahi meja.
"Katakan dengan jelas jangan membuang-buang waktu ku Ludo!". Bentak Rakhes, suara nya terdengar menggelegar hingga kepenjuru mansion.
Mendengar bentakan itu, Ludo menelan salivanya dengan susah payah. Tenggorokannya seketika tercekat dan mata nya menatap Rakhes dengan penuh ketakutan.
"Apa kau menjadi bisu sekarang Lu ?", bentak Rakhes lagi menatap Ludo dengan tajam.
"T-tuan Han dan Sero ti..tidak bisa pulang ke mansion malam ini tuan". Ucap Ludo lirih
"Apa maksud mu? Katakan lebih jelas lagi!", geram Rakhes dengan tidak sabaran.
"Ma-maafkan sa..saya tuan, tapi mobil yang dikendarai tuan Han dan Sero tiba-tiba mesinnya mati dan ban nya meledak tuan". Ludo berkata dengan pelan
Mendengar itu, bola mata Rakhes membulat sempurna. Tangannya terangkat dan kembali menggebrak meja hingga kaca nya pecah berceceran.
BRAAKK!!!
PYAARR !!!
"Aaahh.. " Pekik Jelita terkejut, ia sampai memejamkan kedua mata nya ketakutan.
"Ludoo.. Kauu!!!" Rakhes menunjuk Ludo dengan jari telunjuknya. Telapak tangannya berdarah karena terkena pecahan kaca.
Amarahnya seketika naik ke ubun-ubun saat mendengar ucapan Ludo. Bisa-bisanya anak buahnya itu berani bermain-main dengannya.
"Maafkan saya tuan". Ucap Ludo seraya menundukkan kepalanya takut
Dengan cepat Rakhes langsung mengeluarkan pistol dari balik kemeja nya lalu menodongkannya pada Ludo.
"Sudah bosan hidup kau rupanya huh?!"
Jelita yang melihat itu segera menghampiri Rakhes dan mencoba meredam emosinya.
"Tuan, tolong jangan gegabah. Mungkin saja Ludo hanya ingin memberitahu pada anda. Jika nanti anda mencari Han, lelaki itu tidak bisa pulang ke mansion karena ada insiden kecil dijalan". Kata Jelita dengan lembut mencoba memberikan pengertian pada Rakhes.
Jelita menggenggam jemari Rakhes yang memegang pistol. "Ludo tidak salah tuan, dia mungkin hanya menyampaikan hal ini atas perintah Han".
Rakhes menoleh menatap Jelita dengan alis yang terangkat sebelah."Jangan sekali-kali membela nya didepan ku Jelita. Aku lebih tau anak buah ku". Ucapnya datar dan penuh penekanan.
"Lepaskan tangan mu dan menyingkirkan!"
Jelita menggeleng-gelengkan kepalanya pelan seolah menolak perintah Rakhes.
"Jelita!" Bentak Rakhes
"Ku mohon jangan melukai orang didepan mata ku sendiri. Aku.. Aku..."
Jelita menundukkan kepalanya, matanya seketika memanas dan suasana hatinya tiba-tiba berubah sendu. Sekali saja ia berkedip maka air mata itu akan langsung menetes membasahi pipi mulus nya.
Rakhes yang melihat itu menjadi tak tega, cengkeraman tangannya pada gagang pistol seketika mengendur, ia melirik pada Ludo memberi kode pada anak buah nya itu untuk pergi sebelum ia berubah pikiran.
Ludo yang paham akan kode itu mengangguk dan lekas berbalik badan melangkahkan kakinya pergi.
Rakhes menurunkan tangannya, menyimpan kembali pistolnya dibalik saku jas mantelnya. Kemudian, ia menarik lengan Jelita agar perempuan itu duduk disampingnya.
Ditatapnya dengan dalam-dalam wajah cantik Jelita yang sudah basah karena air mata. Perempuan itu menangis dihadapannya membuat hati Rakhes juga merasakan sakit.
"Please, don't cry... Aku tidak suka jika ada yang menangis dihadapan ku". Rakhes berkata dengan pelan namun lembut
Diusapnya pipi halus Jelita dan ia hapus air mata itu dengan ibu jari nya.
Sakit sekali hatinya saat melihat wanita yang ia cintai itu menangis karena ulahnya. Tapi, tunggu dulu. Cinta ?
Apa benar seorang Rakhes kembali merasakan cinta? Atau hanya sekedar obsesi belaka ?
"Aku tidak suka ada orang yang saling menyakiti satu sama lain didepan mataku sendiri. Aku sudah bersikeras dan menentang keluarga ku sendiri agar bisa keluar dari dunia kejahatan yang diciptakan oleh kakek ku.. Aku tidak bisa melihat orang lain kesakitan karena ulah orang-orang terdekatku, aku tidak bisa..." Jelita menangis tersedu-sedu mengungkapkan isi hatinya.
Lahir dan tumbuh dari keluarga mafia, membuatnya mengerti dan paham akan pentingnya harga sebuah nyawa.
Seketika hati Rakhes mencelos mendengar ungkapan itu. Ia tidak menyangka jika perempuan yang duduk disampingnya ini dan yang berprofesi sebagai dokter pribadinya ini benar-benar bukan manusia, lebih tepatnya malaikat tapi tidak bersayap.
Hatinya ternyata lebih lembut dari yang ia kira.
"Scusa Jelita... Mi dispiace.." Ucap Rakhes meminta maaf dalam bahasa Italia
Diusapnya kembali air mata itu yang mengalir dipipi Jelita dengan ibu jari nya.
"Jangan menangis lagi".
"Seharusnya aku yang meminta maaf pada mu tuan, saya sudah berani memberikan larangan perintah pada anda. Saya hany-"
Ssttt....
Belum sempat Jelita menyelesaikan ucapannya, Rakhes menempelkan jari telunjuknya dibibirnya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku paham..Sudah lah jangan dibahas lagi, aku janji tidak akan mengulangi tindakan ku tadi didepan mu". Kata Rakhes dengan lembut
"Dan.. Bisakah kau jangan memanggil ku tuan lagi?" sambungnya
Jelita mendongak menatap Rakhes dengan dahi yang mengernyit bingung.
"Maksud anda tuan? Apa saya diberhentikan kerja sebagai dokter pribadi anda ?" cicit Jelita bertanya
Rakhes, pria itu tak langsung menjawabnya. Ia menahan senyum nya saat melihat mata Jelita yang memerah, hidung mancung perempuan itu juga memerah. Seperti anak kecil yang baru saja ditenangkan setelah menangis meraung-raung meminta sesuatu, terlihat menggemaskan dimata Rakhes.
Kemudian, tangan Rakhes terukur mengambil kotak tisu yang terjatuh dilantai karena kaca meja nya pecah saat ia menggebrak nya tadi.
Ia ambil beberapa lembar helai tisu, lalu ia usapkan tisu itu dihidung Jelita. Reflek, saja perempuan itu langsung memundurkan kepalanya.
"Ada ingus keluar dihidung mu". Kata Rakhes berbohong
Mendengar itu, bola mata Jelita membulat dan dengan cepat ia langsung merebut tisu itu dari tangan Rakhes.
Jelita usapkan tisu itu dihidung ya mencoba menghilangkan ingus yang dimaksud oleh Rakhes. Namun, nihil ia seperti tidak merasakan apapun yang keluar dari dalam lubang hidung nya.
"Tidak ada, anda membohongi ku tuan".
Rakhes tertawa mendengar nya, dan ini pertama kali nya Jelita melihat dengan jelas pria yang dijuluki Iblis berdarah dingin itu tertawa lepas karena ulahnya. Sejenak, Jelita terpana melihat wajah Rakhes yang terlihat dua kali lebih tampan saat tertawa seperti ini.
"Hahaha, aku hanya bergurau", kata Rakhes
Jelita mendengus kesal mendengar nya. Ia mengerucutkan bibirnya lalu membuang tisu itu dengan asal.
"Sekarang tolong jawab pertanyaan aku tadi tuan". Tukas Jelita
"Pertanyaan? Yang mana ?". Ujar Rakhes seraya menaikkan sebelah alis nya. Ia saja malah lupa dengan apa yang akan dia katakan sendiri
"Kenapa anda melarang saya untuk memanggil tuan?"
Rakhes menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Ia tatap dalam-dalam mata teduh Jelita.
"Panggil saja nama ku . Jujur, aku tidak ingin hubungan kita hanya sebatas majikan dan bawahan..."
.
.
.
Maaf ya ada adegan absurd nya, sengaja biar gak tegang hehe...
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen. Jangan lupa subscribe agar gak ketinggalan update.an nya, makasih 🙏🏻🥰
lanjut semangaaaat
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut