NovelToon NovelToon
Dia Juga Anakku

Dia Juga Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Janda / Hamil di luar nikah / Cerai
Popularitas:58.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POSITIF

"Ini Mas," seorang wanita menyerahkan kresek berisi testpack pada Meru. "Kalau gunain ini, sebaiknya pas bangun tidur pagi hari, biar hasilnya akurat." Ia bisa bicara seperti itu karena sudah berpengalaman.

"Makasih, Bu." Meru menyerahkan uang seratus ribu pada ibu-ibu yang tidak ia kenal tersebut, penjaga warung dekat apotek, yang ia suruh membeli testpack dengan iming-iming imbalan uang.

"Kembaliannya beli testpack," ibu tersebut menunjukkan kembalian yang ada di tangannya. Lumayan banyak, karena tadi Meru juga memberi uang seratus ribu.

"Ambil aja buat ibu."

"Wah, makasih banyak Mas ganteng. Kalau butuh apa-apa lagi, jangan sungkan nyuruh ibu." Wanita bertubuh tambun tersebut kembali ke warungnya dengan senyum yang lebar. Rezeki nomplok, cuma beli testpack, dapat uang seratus ribu lebih.

"Nih," Meru menyerahkan kresek berisi testpack pada Ara yang menunggu di dekat motor miliknya. "Kata ibunya, pakainya besok pagi pas bangun tidur."

"Gimana kalau aku hamil?" Ara membuka kantong kresek, melihat testpack yang ada di dalamnya. Hatinya makin gelisah, membayangkan jika besok pagi, ada dua garis merah pada benda di dalam kresek tersebut.

"Belum tentu. Udah, jangan terlalu difikirin, semoga hanya telat aja. Besok pagi aku tunggu di depan minimarket dekat rumah kamu. Cari alasan biar gak dianter ayah kamu. Udah yuk, aku anterin pulang." Meru memakai helm, lalu naik ke atas motor disusul Ara.

Motor melaju tidak terlalu kencang, meski dari tadi Meru berkata jangan terlalu difikirkan, sebenarnya ia sendiri terus memikirkan tentang itu. Bagaimana jika Ara benar-benar hamil? Apa yang harus ia lakukan?

Tepukan di punggung membuat Meru teringat lalu menoleh. "Ada apa?"

"Kamu salah jalan, harusnya belok kiri tadi, bukan lurus."

"Salah ya," Meru tertawa pelan, menutupi kegelisahannya.

"Kamu bilang aku jangan terlalu memikirkan soal ini, tapi kamu sendiri mikirkan?" Ara bisa menebak apa yang membuat Meru sampai salah jalan. Ini bukan kali pertama kekasihnya itu mengantar dia pulang, tapi ini pertama kalinya, sampai salah jalan.

Meru menghentikan motor di depan rumah Ara. Rumah sederhana bercat biru itu, terlihat sepi. Pak Rahmat belum pulang sore begini, paling cepat pun, habis magrib baru pulang. Ia adalah pekerja keras, meski saat ini, tanggungannya hanya Ara seorang.

"Itu pacar kamu, Ra?" tanya Imel, kakak ipar Ara yang tiba-tiba muncul, berjalan mensejajari Ara menuju rumah. "Kayaknya orang kaya, motornya bagus." Ini bukan pertama kalinya ia melihat Ara diantar pulang Semeru. Rumah mereka memang bersebelahan, dan ia yang tak bekerja, dan sehari-hari di rumah, jadi suka kepo urusan orang.

"Cuma teman," Ara terus berjalan tanpa memedulikan Imel. Niat hati mau cepat masuk untuk menghindari Imel, tapi nyari kunci yang terselip di dalam tas malah gak ketemu-ketemu. Ara sedikit kurang suka dengan iparnya tersebut, Imel terlalu suka ikut campur masalah orang lain.

"Ah gak percaya, palingan pacar," Imel mencebikkan bibir. "Pinter juga kamu nyari pacar, anak orang kaya, tapi Ayah tahu gak, kalau kamu pacaran?"

Ara berdecak pelan saat Imel mulai bawa-bawa ayah. Entah apa yang ada di kepala iparnya tersebut, jangan-jangan mau ngadu yang enggak-enggak. Bersyukur ia akhirnya menemukan kunci di dalam tas, segera membuka pintu lalu masuk. "Aku masuk dulu, Mbak," langsung menutup pintu kembali, tanpa mempersilakan Imel masuk.

"Dasar ipar gak ada akhlak, akhlakless," teriak Imel yang kesal karena merasa tidak dihormati. "Di depan orang-orang aja berlagak kayak cewek bener, cewek rumahan, tapi tiap hari pacaran. Awas saja ntar tahu-tahu hamil."

Deg

Ara yang bisa mendengar ucapan Imel meski sudah di dalam rumah, langsung meremat rok abu-abunya. Bagaimana jika ia benar-benar hamil? Ayah, ialah orang yang paling akan kecewa jika sampai hal itu terjadi. Matanya memanas, dan beberapa detik kemudian, cairan bening mengalir dari sudut matanya.

...----------------...

Ara langsung menerima uluran helm dari Meru setibanya di depan minimarket. Memakai helm, lalu naik ke atas motor laki-laki itu. Jika biasanya mereka akan mengobrol santai sambil saling ngegombal atau bahas pelajaran saat boncengan seperti ini, lain halnya dengan pagi ini, keduanya sama-sama bungkam, sampai akhirnya Meru menghentikan motor di depan sebuah toko yang masih belum buka. Melepas helm, menoleh ke arah Ara.

"Bagaimana?"

Dengan tangan gemetar, Ara mengambil testpack yang ia simpan di dalam tas bagian paling depan. Menyerahkan benda pipih tersebut pada Meru.

"Aku hamil," tangis Ara pecah. "Aku hamil, Ru."

"Shitt!"

Brakk

Semeru reflek mengumpat sambil memukul bagian depan motornya setelah melihat garis dua pada testpack yang ia pegang.

"Aku harus bagaimana?" Ara semakin sesenggukan. "Aku masih ingin sekolah, masih mau melanjutkan kuliah."

"Aku juga!" sahut Meru dengan nada tinggi. Ia berusia mengontrol emosi, menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan, menyunggar rambutnya ke belakang menggunakan jari, sambil memejamkan mata. "Udah, jangan nangis," ucapnya setelah merasa lebih tenang. "Jangan khawatir, aku yang akan cari jalan keluarnya."

"Jangan khawatir?" ulang Ara. "Bagaimana bisa aku tidak khawatir. Perutku yang akan membesar Meru, bukan kamu. Anak ini tumbuh di perutku, bukan kamu," ia sedikit emosional.

"Aku tahu, Ra." Semeru melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. "Hapus air mata kamu, kita harus segera ke sekolah. Aku gak mau bolos, bisa-bisa Mami dipanggil ke sekolah. Aku janji akan cari jalan keluar, kamu tenang aja. Tunggu kabar dari aku." Meru melemparkan testpack tersebut ke dalam got yang ada tak jauh darinya.

"Jalan keluar seperti apa yang ada difikiran kamu sekarang?"

Meru memakai helm, kembali menghidupkan mesin motornya. "Menggugurkan janin itu," ujarnya bersamaan dengan menarik gas motornya, melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

1
Rahmawati
ara seharusnya kasih tahu meru di awal, pasti ini nih penyebab kalian pisah
*Septi*
kamu bahagia Ra, tapi Meru syok..
Esther Lestari
awal dari kehancuran rumah tangga mereka....keinginan Ara untuk kuliah diluar kota untuk mewujudkan impian ayahnya, tapi tidak ada diskusi antara Ara dan Meru.
Ayila Ella
detik detik part menengangkn akan segera hadir nih ,,, penasaran bgt ama part selanjutnya semangat ya thor
sikepang
LDM
Ani Suwarni
bumil satu ini memang aneh.udah tahu hamil tapi pilih kuliah diluar kota.mana tanpa ijin dulu sama suami.
Hani Ekawati
Tapi karena cita cita mu ini Ra awal mula kehancuran rumah tangga mu. Sebenernya bagus sih punya cita cita yang tinggi tapi kalau sudah bersuami harus seijin suami untuk melanjutkan pendidikan dimana, apalagi Ara nanti bakal punya debay, ga lucu kalau demi cita cita rela LDR an dengan suami dan anaknya dititipin di mertua 😂😂😂
Pantas aja Meru langsung berpikiran buruk pas lihat ada cowok di kamar kost Ara.🙄
Ummah Intan
awal mula masalah timbul dlm rumah tangga mereka
Rafly Rafly
setelah tau hasil tesnya... tragedi baru akan di mulaii...
Niͷg_Nσͷg
Semua kesalahpahaman di mulai dari sini, tidak adanya komunikasi yang baik dan keterbukaan. apalagi keduanya masih sama2 muda, sama2 punya cita2. Ara yang merasa bersalah sama orang tuanya, smapai dia belajar dengan keras untuk mewujudkan impian orang tuanya. Dan meru yang belum bisa memahami posisi Ara dan ara juga keras kepala...yaa sudah...kalau begini akhirnya anak yang jadi korban. sama2 egois...
Niͷg_Nσͷg: bener kak...segala perbuatan selalu ada konsekuensinya. mereka fikir dunia pernikahan, sama dengan masa2 pacaran yang serba manis seperti permen yupy kenyel2.
Felycia R. Fernandez: korban pernikahan dini kk Ning
total 2 replies
Ari Atik
awal mula bencana badai rumah tangga..
Ari Atik
hormon orang hamil
Sugiharti Rusli
jadi menunggu part yang pada akhirnya mereka berpisah dulu, sepertinya salah paham gasih sebenarnya Meru dulu terhadap Ara
Sugiharti Rusli
kan anak mereka perempuan dan hamil di luar nikah, sejatinya nasab putrinya ke Ara yah, walo dalam pengasuhan Meru selama ini,,,
Sugiharti Rusli
kira" berapa lama mereka masih bersama setelahnya dan akhirnya Meru nenalak dan memisahkan dengan putrinya yah
Sugiharti Rusli
dan sebentar lagi dia harus meninggalkan bayinya karena kuliahnya di Yogya
Sugiharti Rusli
uda mau mendekati part lahiaran Ara dulu yah ini,,,
Bunda dinna
Ara masih labil,,Meeu juga.
Usia yg harusnya buat belajar memaksa jadi pasutri..sama sekali belum dewasa
MACA
skaing pengennya wujudkan impian ayahnya..... belajarnya mati2an. komunikasi mereka masih buruk
Rizky Nila Nurmala
awal bencana dalam rumah tangga.. meru semoga bisa balikan lg sama ara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!