🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶
Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.
Namun di suatu malam,
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Jeratan Hasrat Alisa
🌶Part Boncabe🌶
Lampu-lampu gantung di langit-langit apartemen Alisa menyala temaram, membiaskan cahaya keemasan ke seluruh ruangan. Tirai semi transparan dibiarkan terbuka sebagian, menampilkan gemerlap kota dari lantai sepuluh.
Di depan cermin besar, Alisa berdiri hanya dengan satin dress tipis diatas lutut berwarna merah anggur, membentuk lekuk tubuhnya seperti lukisan yang dirancang untuk mengalihkan fokus pria mana pun. Belahan dada rendah, tali spaghetti menggantung lembut di bahunya.
Ia mengoles lipstik merah merona dengan gerakan perlahan. Sekali senyum, lalu tawa kecil.
“Lugu, rajin, patah hati… pria jenis itu paling gampang dibengkokan.”
Tangannya meraih parfum dari meja rias. Semprotan tipis menyelimuti leher dan pergelangan tangan. Aroma musk dan vanilla lembut menguar.
Alisa melirik jam dinding. 19.56.
Andre akan tiba empat menit lagi.
Ia berjalan ke ruang tengah, menuang dua gelas wine, lalu menyandarkan diri di sofa panjang. Satu kaki bersilang santai, satu tangan memegang gelas. Wajahnya tenang. Senyum tipis menggoda menghiasi bibirnya.
“Selamat datang di perang yang baru, Yoga,” bisiknya, meski yang akan datang malam ini bukan sang CEO.
Tapi seseorang yang bisa menjadi pintu belakang menuju dia.
Terdengar ketukan.
Alisa berdiri.
Langkahnya pelan. Anggun. Mematikan.
Ia membuka pintu.
Andre berdiri di ambang pintu dengan kaus polos, celana jeans, dan raut bingung campur gugup.
“Masuk, Mas Andre,” ucap Alisa pelan sambil menyibak rambut ke belakang telinga, untuk memperlihatkan tubuh pesona tubuh bagian depannya.
Andre menelan ludahnya kasar. Pemandangan indah didepannya menghipnotis matanya. Matanya menyusuri bibir merah yang seksi, leher jenjang yang polos hingga turun pada bukit yang menyembul indah dengan bagian puncak yang tercetak jelas karena hanya tertutup kain satin yang tipis.
“Aku butuh teman cerita... dan kamu kelihatan seperti seseorang yang bisa aku percaya.”
Senyum itu kembali muncul. Pelan. Manis. Tapi di baliknya, rencana licik sudah mulai berjalan.
"Masuklah." Alisa menggandeng tangan Andre ke ruang tengah.
Alisa menyiapkan wine dan memberikannya kepada Andre . Ia mendudukkan diri disampingnya, menghadap kearah Andre dan mengikis jarak mereka.
Andre semakin gugup karena jarak mereka yang begitu dekat. Bahkan Andre dapa merasakan puncak bukit Alisa menyapa tubuhnya.
Alisa mendekatkan gelas wine itu ke bibir Andre, "Minumlah, aku akan membuatmu terhibur."
Tak ada penolakan, Andre meminum apa yang disuapkan oleh Alisa hingga tandas.
Alisa mengembalikan gelas yang dibawanya dan kembali mendekat kepada Andre. Tidak ada jarak diantara mereka, bahkan Alisa sudah berani menyandarkan tubuhnya dan mengusap sensual dada Andre.
"Apa yang mengganggumu? Katakan padaku. Aku akan memberimu kenyamanan."
Andre seolah terhipnotis dengan kelembutan yang diberi Alisa padanya. Cerita kesedihannya mengalir begitu saja. Alisa mendengarkan sambil memberi sentuhan-sentuhan lembut di dada dan wajahnya. Alisa semakin tersenyum karena sadar bahwa rencana untuk menjerat pria polos ini dan memanfaatkannya akan berhasil.
"Jangan sedih lagi." Alisa menangkup wajah Andre dan membawa ke dadanya untuk dipeluk. "Apa posisi ini bisa membuatmu tenang?"
"Em..." Andre menggesekkan kepalanya di dada Alisa.
Wanita yang memiliki gairah tinggi itu tak segan lagi untuk memposisikan dirinya duduk di pangkuan Andre. Posisi mereka sudah saling berhadapan. Andre terpaku karena posisi mereka yang sangat intim.
Kegugupan nampak jelas diwajah Andre.
Alisa semakin memancing gairah Andre dengan memberi sentuhan di dada dan lehernya, serta menggoyangkan pinggulnya pelan. "Apakah hal seperti ini pertama untukmu?"
Anggukan pelan Andre membuat Alisa tersenyum.
"Aku bisa membuatmu lebih relax dan melupakan kesedihanmu."
"A-Apa yang harus aku lakukan?"
Alisa tersenyum sambil menurunkan tali dress di bahunya hingga bisa menampakkan secara utuh bukit yang sejak tadi mengintip dan menantang di mata Andre.
Alisa membusungkan dadanya, "Minumlah, ini akan membuatmu lebih relax dan semangat." Tangan Andre dibawa Alisa menuju dua bukit yang sudah terpampang nyata.
Naluri Andre bekerja. ia menyambut perintah Alisa dengan cepat. Tangan yang sudah bertengger telah bertindak meremas dengan remasan halus hingga kasar. Tak hanya itu, ia juga memilin puncak yang sejak awal menggodanya dengan begitu semangat.
Alisa mengeluarkan suara desahan untuk lebih memancing gairah Andre. "Ouh... Mas Andre, Sentuhanmu nikmat. Lajutkan ini. Aku sangat menyukainya."
Mendengarnya Andre semakin semangat, wajahnya semakin mendekat karena inginnya untuk menyesap dan menikmatinya seperti bayi.
"Ouh Mas, aku suka sentuhanmu. Sesap lebih dalam, Mas. Ini akan membuatmu semakin relax."
Permaian mereka terus belanjut. Saat Andre terus menikmati bukitnya, tangan bebas Alisa membuka kaitan celana dan berusaha mengeluarkan tongkat panjang Andre yang sudah menegang. Sentuhan demi sentuhan ia berikan di tongkat yang telah menegang hingga membuatnya semakin membesar.
"Ouh Alisa... Apa yanng kamu lakukan?" Andre merasakan sensasi baru yang begitu membuatnya merasakan nikmat yang berbeda.
"Aku ingin membuatmu lebih relax lagi. Kamu menyukainya?"
Ander mengguk sambil menahan gairah.
Rini berdiri dan melepas semua kain di tubuhnya dengan mudah, karena sejak awal ia sudah mempersiapkan diri dengan tidak memakai apapun dibalik dress satinnya.
"Berdirilah, aku akan membuatmu merasa lebih nikmat"
Andre terpaku melihat tubuh polos wanita untuk pertama kalinya. Gejolak dan gairah sudah menguasai dirinya, hingga membuatnya menurut apa saja yang Alisa ucapkan. Bahkan saat Alisa membuka semua kain ditubuhnya, ia membiarkannya.
Dengan tubuh yang sama-sama tak berbalut sehelai benang pun. Alisa membuat Andre terlentang di sofa. Tangan yang sudah terbiasa memberi efek gairah, terus bergerak hingga membuat Andre semakin panas. Setelah membuat tongkat Andre semakin tegang, ia membuat mereka menyatu dan merasakan nikmat bersama.
Alisa lah pemimpin nya. Ia begitu pandai memimpin dan membawa permainan mereka menjadi lebih panas.
Waktu berlalu, mereka menghabiskan waktu ber jam-jam untuk menyelesaikan kegiatan berpeluh itu.
"Apa kamu sudah merasa lebih baik?" mereka masih menyatu dengan posisi Alisa yang ada diatas.
"Ya, terimakasih telah membuat beban di kepalaku hilang."
"Datanglah padaku saat kamu membutuhkanku lagi. Aku pasti akan membantumu. Aku bisa mengajarkanmu bagaimana membuat wanita bertahan dan mengakui kehebatanmu. Kamu masih sangat amatir."
"Terimakasih, tapi apa yang bisa ku beri untuk membalas niat baikmu?"
"Kamu bisa membantuku saat dikantor, aku akan memberi tahumu saat aku butuh bantuan."
"Baiklah, aku setuju."
Alisa tersenyum senang, ia telah mendapat kaki tangan untuk memuluskan jalannya. Setidaknya, Rini tidak akan curiga bila ia menggunakan Andre sebagai alasannya. Itu yang ada dipikirannya. Namun yang tidak ia tahu, Rini tak sekalipun menurunkan kewaspadaannya. Ia bisa lebih licik untuk menghadapi orang licik.
"Baiklah, kita lanjutkan untuk bersenang-senang. Akan aku ajarkan gaya lain yang pasti akan membuatmu suka dan ketagihan."
Rini bergitu penuh perhitungan aneh deh siapa sih Rini sebenarnya
bukan mafia kan ,, agak curiga sih
makin penasaran Weh Weh Rini kamu Badas bngtttt sumfehhhh ini pertama novel yg ada istri smart luar biasa yg tuh berderai hahirr r matahhh
aku penasaran bnggt sama Rini dia bukan wanita sembarang ku rasa dia bisa lembut jg bisa sadisssssss
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra