NovelToon NovelToon
Rainy Couple SEASON TWO

Rainy Couple SEASON TWO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Enemy to Lovers
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: IG @nuellubis

"Ivy nggak sengaja ketemu sama kamu dan Nabilah. Kamu--sabtu kemarin itu--ketemuan kan sama Nabilah di Rainbow Caffee?!"

Sempet ada jeda sebentar, yang akhirnya Matias berbicara juga. "I-iya, t-tapi a-aku ng-nggak ka-kayak yang kamu pikirin. Aku sama Nabilah pun nggak ada hubungan apa-apa. Murni ketemuan sebagai temen. Aku cuman cinta sama kamu, Ke."

Ternyata Kezia masih mau memaafkan Matias. Berlanjutlah kisah cinta mereka. Hanya saja, jalan di hadapan mereka berdua semakin terjal.

Berikutnya, tidak hanya tentang Matias dan Kezia. Ada juga kisah Martin Winter dan Vanessa Rondonuwu. Pun, kisah-kisah lainnya. Kisah yang sama manisnya.

Terima kasih banyak yang sudah menyimak season one RAINY COUPLE di tahun 2020 silam. Kali pertama aku menulis novel di platform.

NOVEL INI PERNAH MELEDAK DI NOVELTOON DI TAHUN 2020 SILAM!

Season 1 Rainy Couple
(https://noveltoon.mobi/id/share/102447)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IG @nuellubis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta itu Tak Perlu Dijemput

Begini ini yang ditulis Nabilah sepulang satu hari bersama Matias, yang menurutnya agak berbahaya untuk dilakukan.

Tulis Nabilah di buku hariannya.

*****

Menurut Aku, Cinta itu Tak Perlu Dijemput

“Aku mencintainya seperti mencintai pagi. Tidak memintanya menetap, tapi selalu menunggu kehadirannya. Aku mencintainya bukan untuk memiliki, tapi untuk membiarkannya bahagia, meski bukan denganku.”

Ada cinta yang riuh, yang penuh selebrasi dan pelukan di depan umum. Tapi ada juga cinta yang diam, yang hanya tumbuh di sudut-sudut sunyi hati. Cinta yang tak menuntut balasan, tak berharap dipeluk balik. Cinta yang hanya ingin orang yang kita sayangi itu baik-baik saja.

Hari ini aku duduk di kursi pojok sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari tempat pertama kali kami duduk berdua lagi, setelah bertahun-tahun hanya saling diam di media sosial. Rasanya lucu, dunia bisa sekecil itu. Kita bisa bertemu orang yang dulu membuat jantung deg-degan di koridor sekolah, kini di tengah riuh mal dan minuman manis bernama mango blast.

Aku tidak tahu apakah dunia sedang menguji aku atau sedang memberiku satu babak penutup yang lembut. Karena ketika aku mendengarnya bercerita tentang perjuangannya mendapatkan restu kakak pacarnya, aku hanya bisa tersenyum, lalu diam.

Karena hatiku sebenarnya ingin berteriak, “Kenapa bukan aku?”

Aku tahu cinta yang tulus tidak seperti itu. Cinta yang tulus tidak membuatmu menjatuhkan orang yang sedang dia perjuangkan. Cinta yang tulus bahkan tidak berani menyela saat dia menyebut nama orang lain dengan binar di matanya.

Aku sudah mencoba lupa. Aku sudah pergi sejauh Tokyo, menjejak jalan-jalan kecil di Shibuya, sibuk di antara deadline komik dan rapat penerjemahan. Sayangnya ternyata hati itu tidak bisa dikelabui. Wajahnya tetap muncul saat aku berdiri di peron stasiun Shinjuku, saat mendengar backsound drama yang kami tonton dulu, atau saat melihat boneka kecil pemberiannya masih duduk manis di atas lemari.

Lucunya, aku tidak menyesal.

Karena setiap kali aku ingat dia, aku ingat kebaikan. Aku ingat ketulusan. Aku ingat seseorang yang dulu pernah memberiku ruang, bahkan ketika kami belum tahu nama cinta itu apa.

Hari itu, setelah kami menonton film, aku tahu sesuatu sedang bergerak dalam diriku. Rasa itu muncul kembali, menohok, tapi juga hangat. Aku hampir lupa bagaimana rasanya duduk di sebelah seseorang yang mengerti ritme napasmu. Tapi malam itu, aku diingatkan.

Tetap saja aku tidak menyesal.

Aku tidak menyesal membiarkan dia pergi mengejar cintanya. Aku tidak menyesal menjadi sekadar jeda, bukan rumah yang dituju. Karena mungkin cinta yang seperti ini memang tidak perlu dijemput, tidak perlu dipaksa menetap. Cukup dirasakan, cukup didoakan.

Aku mencintainya seperti mencintai pagi: tak pernah berharap pagi itu berlangsung selamanya, karena aku tahu, matahari pun harus terbenam. Ah, tetap aku menunggu kehadirannya, setiap hari.

Percayalah, cinta tidak harus berakhir dengan memiliki. Kadang cinta hanya hadir agar kita belajar menjadi lebih lapang dan ikhlas.

Kepada kamu, Matias, terima kasih sudah menjadi pagi dalam hidupku, meski kamu tidak pernah tahu betapa aku menunggu.

Hari ini, aku sudah tidak ingin dijemput. Aku hanya ingin berjalan pelan, sendiri, tapi dengan hati yang lebih tenang.

Terima kasih karena telah menjadi kisah yang diam-diam aku simpan rapi. Yang cukup indah untuk dirindukan, tapi terlalu berharga untuk dipaksakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!