Aku Tak Lagi Mencintaimu

...Aspen....

Hari pernikahan Dakota dan Aziel tiba dengan cepat.

Harus kuakui bahwa aku gugup, terutama karena melakukan ini berarti menghadapi masa lalu. Menghadapi mereka yang menyakitiku.

Tapi aku tidak sendirian, Xénorix bersamaku, dia membuatku berani lagi.

Dia memutuskan untuk mengenakan setelan berwarna krem, dan bersikeras agar aku mengenakan gaun putih.

Aku akan menolak, karena mengenakan warna putih di pernikahan adalah tindakan tidak sopan terhadap pasangan yang menikah. Tapi kemudian dia berkata:

—Tidak ada yang pantas mengenakan warna putih, hanya kamu.

Entah mengapa, aku tidak ingin menentangnya. Aku ingin mengenakan gaun putih dan aku melakukannya.

Kami tiba di vila Voinescu, tempat yang tampak seperti rumah besar tetapi merupakan penjara bawah tanah. Para tamu tiba bersamaan dengan kami. Kami turun dari mobil dan mulai berjalan menuju pintu masuk, segera aku perhatikan bagaimana semua orang mulai berbisik saat melihat kami, mungkin karena pilihan warna kami.

Atau mungkin, karena seorang Voinescu kembali ke sarang serigala.

Aku mengangkat pandanganku, mengamati panorama, di sana aku bisa melihat keluarga besarku dan mereka semua mengamati kami dengan sinis.

Xénorix melingkarkan tangannya di pinggangku, mendekatkanku padanya. Dia meletakkan mulutnya di telingaku dan berbisik.

—Biarkan mereka berbicara, mereka tidak berharga.

Tentu saja aku setuju, mengapa aku harus membiarkan diriku terpengaruh oleh cabang keluarga sekunder? Mereka tidak memiliki nilai apa pun.

Aku kemudian mengamati dekorasi, semuanya adalah lambang kemewahan. Bunga terbaik, juru kamera, makanan, dekorasi... Semuanya benar-benar sempurna.

Dan aku tidak bisa tidak mengingat bagaimana pernikahanku.

Ketika Aziel dan aku menikah, tidak ada makanan, tidak ada gereja, tidak ada pesta, bahkan aku tidak diizinkan mengenakan warna putih. Tidak ada apa-apa.

—«Pelacur yang naik ke ranjang tunangan saudara perempuannya, tidak pantas mengenakan warna putih».

Aku pikir aku pantas mengenakan warna putih, aku pantas mendapatkan pernikahan yang layak. Tapi aku tidak mendapatkannya.

Sekarang aku di sini, melihat bagaimana pernikahan impianku, sekali lagi, untuk saudara perempuanku.

Tapi, aku juga ingat Xénorix.

Bagaimana dia, hari demi hari berusaha membuatku merasa sebagai satu-satunya wanita di dunia. Dia selalu memperhatikanku, menjagaku dan melindungiku dari segala sesuatu dan semua orang.

Siapa yang membutuhkan seorang Voinescu, ketika aku memiliki seorang D'Agostino?

Xénorix mengambil dua gelas sampanye, memberiku salah satunya dan kami menyesapnya.

—Seperti yang kuharapkan, itu merek kelas dua. Tidak bisakah mereka membeli sesuatu yang berkualitas baik?

Aku geli melihat bagaimana dia begitu meremehkan segala sesuatu di sekitarnya, pria ini benar-benar unik.

—Aspen...? Kau... Kau kah itu? –Aku merasakan darah meninggalkan tubuhku ketika aku mendengar suaranya, aku menoleh perlahan, bertemu dengan Mary Voinescu; ibuku–.

Aku mengamatinya dalam diam, aku belum melihatnya sejak aku mengalami kecelakaan itu. Dia tampak sangat tua, ibu selalu tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri, dia sangat menjaga kulitnya dan penampilannya yang generik, tetapi sekarang dia tampak... Tua.

—Aku tidak percaya kau adalah kau... K-Kau terlihat sangat berbeda... –Dia mencoba mendekat, tetapi aku mundur–.

—Halo, Mary. Selamat atas pernikahan putrimu. –Ucapku, dan aku pikir penolakan dalam suaraku terlihat jelas, karena ekspresinya dipenuhi dengan kesakitan–.