NovelToon NovelToon
Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Rumah tangga yang baru dibina satu tahun dan belum diberi momongan itu, tampak adem dan damai. Namun, ketika mantan istri dari suaminya tiba-tiba hadir dan menitipkan anaknya, masalah itu mulai timbul.

Mampukah Nala mempertahankan rumah tangganya di tengah gempuran mantan istri dari suaminya? Apakah Fardana tetap setia atau justru goyah dan terpikat oleh mantan istrinya?

Ikuti kisahnya yuk.

IG deyulia2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Positif

     Motor Nala sudah tiba di depan toko kosmetik miliknya. Toko itu sudah mulai dibuka oleh salah seorang pekerjanya.

     Nala memasuki toko, dia langsung menuju ruang pribadinya di toko itu. Nala berpikir keras di dalam ruang pribadinya, tentang tindakan apa yang akan diambilnya setelah ini.

     Nala merasa tidak ada seorang pun dalam keluarga suaminya yang membela dirinya. Dana juga saat ini seperti tidak bisa berkutik apa-apa. Dana dinilai kurang tegas dalam mengambil sikap.

     Yang disesalkan Nala hanyalah, sikap Dana yang tidak mau tegas terhadap Devana yang seenaknya saja mendatangi rumah. Lalu ngajak jalan-jalan Raina dan suaminya, layaknya keluarga. Sementara dirinya, seperti disisihkan oleh Dana.

     "Aku harus melakukan sesuatu biar Mbak Devana tidak terlalu sombong dan percaya diri untuk berusaha merebut kembali Mas Dana. Sebelum aku terlanjur sakit hati, aku harus memberikan pelajaran dulu sama wanita ular itu. Aku tidak mau membiarkan calon pelakor melenggang kangkung sambil tersenyum bahagia karena berhasil merebut Mas Dana," tekadnya seraya meraih Hp nya, lalu bangkit.

     Tekad Nala begitu kuat, kalau Dana tidak bisa tegas, lebih baik dia yang ambil sikap tegas, agar Devana jera.

     "Mbak Arni, saya pergi dulu, ya. Mungkin untuk beberapa hari saya tidak akan ke toko. Tolong Mbak Arni kasih laporannya nanti setiap hari ke WA saya." Sebelum pergi Nala memberikan arahan pada Arni salah satu pegawai kepercayaan Nala di toko.

     "Siap, Mbak." Arni manggut. Setelah itu Nala keluar toko. Nala menyalakan motornya, kini motor itu ia tujukan ke sebuah sekolah SMP negeri di mana Devana mengajar.

     Motor Nala tiba di sekolah SMP negeri itu, ia langsung menuju kantor dan berniat menemui langsung kepala sekolahnya.

     Sayangnya Ibu kepala sekolahnya belum datang. Kebetulan kepala sekolahnya seorang perempuan. Namun, seorang Guru mempersilahkan Nala untuk menunggu, mereka menduga kalau Nala merupakan salah satu wali murid sekolah itu.

     "Silahkan, Bu, ditunggu dulu, ya."

     Nala mengangguk dan menduduki salah satu sofa di kantor itu. Mata Nala bergulir ke sana kemari mencari sosok Devana, sayangnya Devana belum kelihatan. Sepertinya dia belum datang.

     "Kebetulan Ibu Kepala Sekolahnya baru datang," ujar salah satu Guru yang tadi mempersilahkan Nala duduk. Nala mengangguk ramah dan sudah tidak sabar menunggu Ibu Kepala Sekolah memasuki ruangannya.

     Guru yang bernama Rani yang mempersilahkan Nala duduk, terlihat berbincang sejenak dengan Ibu Kepala Sekolah. Setelah itu Ibu Kepala Sekolah mengalihkan pandang ke arah Nala yang langsung disambut Nala. Nala mengangguk.

     "Silahkan, Bunda, masuk," ujar Ibu Kepala Sekolah yang ditaksir usianya sekitar 40 tahunan. Nala berdiri lalu mengikuti Ibu Kepala Sekolah yang ber-name tag Gaida.

     Bu Gaida menduduki kursinya menghadap meja. Ia mempersilahkan Nala duduk.

     "Silahkan Bunda. Ngomong-ngomong, Bunda dengan bundanya siapa, ya?" tanya Bu Gaida.

     "Mohon maaf, Bu. Kebetulan saya bukan wali murid siapa-siapa. Namun, saya datang ke sini selain ada tujuan lain, saya ingin sedikit observasi tentang sekolah ini, siapa tahu kelak saya menyekolahkan anak saya di sini," tukas Nala.

     "Oh, boleh-boleh, dengan senang hati Bun. Saya berharap sekolah SMP negeri ini dari tahun ke tahun bisa banyak peminatnya dan bisa menjadi sekolah menengah yang mencetak siswa siswi yang cerdas dan gemilang serta berwawasan luas serta bermoral dan menjunjung tinggi nilai agama," ujar Bu Gaida sembari tersenyum.

     "Betul itu, Bu."

     "Lalu, maksud kedatangan Bunda ke sekolah ini selain observasi, apakah ada hal lain yang bisa kami bantu?" telisik Bu Gaida.

     "Tentu saja ada, Bu. Saya hanya ingin membuat laporan tentang seorang Guru yang mengajar di sini." Nala mulai menyinggung masalah Devana.

     "Oh, ya? Sebentar laporan tentang apa, misalnya? Apakah Guru tersebut menyalahi kode etik dalam proses belajar mengajar?"

     Nala kemudian menceritakan dan membeberkan hal yang membuat dia mendatangi sekolah ini. Lalu Nala membahas tentang Devana.

     Bu Gaida manggut-manggut, laporan apapun selama itu terkait dengan sekolahnya termasuk Gurunya, akan ia tampung. Dan mengenai Devana, maka pihak sekolah atau dewan kehormatan sekolah akan menindak seumpama secara personal Guru tersebut terlibat suatu masalah yang dianggap berat atau menyalahi aturan.

     "Baik, Bun. Laporan Anda sudah kami terima. Ini akan menjadi pertimbangan pihak sekolah untuk menilai lebih lanjut Guru yang Bunda laporkan terkait laporan Bunda," pungkas Bu Gaida sembari berdiri dan menyalami Nala yang berpamitan.

     Nala berpamitan pada Bu Gaida. Ia keluar dari ruangan Kepala Sekolah. Ketika ia keluar dari ruang Kepala Sekolah, Devana sudah berada di dalam kantor dan menoleh langsung ke arah Nala.

     Nala tersenyum kecut, lalu berpamitan pada Guru yang lain yang sudah berada di sana untuk pamit, kecuali pada Devana.

     Nala keluar dari ruang kantor, tidak luput mendapat tatap heran dari Devana. Tidak lama setelah Nala keluar dari ruangan Kepala Sekolah, nama Devana tiba-tiba dipanggil Bu Gaida dan disuruh menghadap ke ruangannya.

     Devana mendadak bertanya-tanya ada apa gerangan? Jantungnya kini berdisko bagai musik yang mengalun keras.

     Kini Nala sudah keluar dari kawasan sekolah. Perutnya mendadak mual kembali. Nala, memutuskan untuk pergi ke sebuah klinik di dekat toko kosmetik miliknya. Karena sudah hampir empat hari Nala merasakan hal yang sama. Mual dan tubuhnya disertai meriang.

     Dalam perjalanan, ia kembali mengingat kejadian tadi di sekolah saat ia memberikan laporan terkait Devana. Nala merasa plong, mau bagaimana hubungannya nanti setelah ia melaporkan Devana ke dewan sekolah, Nala sudah siap dengan resikonya. Yang penting ia merasa puas sudah melaporkan tindakan kasar yang pernah Devana lakukan padanya.

     Motor Nala tiba di sebuah klinik di kotanya itu. Klinik yang sudah semua orang tahu. Bahkan mamanya Dana juga sering berobat ke klinik itu.

     Nala mulai memasuki klinik dan mendaftar. Setelahnya ia menunggu giliran dipanggil.

     Nama Nala mulai dipanggil. Setelah itu dia melakukan beberapa tes, setelah dokter bertanya keluhan yang dialami Nala.

     "Selamat Mbak, Anda saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan tiga minggu. Apa yang selama beberapa hari ini Mbak rasakan, itu merupakan tanda-tanda kehamilan. Dan sekali lagi selamat ya, sekarang Mbak sudah menjadi calon ibu," ujar dokter itu membuat Nala tidak percaya. Seketika ia meneteskan air mata.

     "Benar ini, Dok?" yakinnya lagi masih belum percaya.

     "Betul. Jangan lupa ambil resepnya. Dan ingat, lakukan saran saya tadi. Hindari apa yang tidak boleh dilakukan selama hamil," ujar dokter itu memperingatkan.

     Nala keluar dari klinik itu dengan hati yang campur baur, antara bahagia sekaligus sedih. Sejenak ia hanya meraba perutnya dengan wajah yang masih belum percaya kalau dirinya saat ini hamil.

     "Aku hamil? Rasanya ini tidak bisa aku percaya kalau aku hamil. Ini akan menjadi berita yang mengejutkan bagi Mas Dana. Tapi, sebaiknya aku tidak beritahu dia dulu, mungkin saja Mas Dana tidak akan senang dengan kehamilanku ini. Apalagi setelah kejadian laporanku tadi perihal Devana, aku tidak tahu hubungan rumah tanggaku apakah akan bertahan atau justru berakhir?" renung Nala sembari menghampiri motornya di parkiran.

     Di sebrang jalan, tanpa Nala sadari, ada dua pasang mata tengah mengawasi Nala dengan heran.

     "Itu mantu kita habis keluar dari klinik itu, Ma. Apakah Nala sakit?" tunjuk Pak Damar mengarahkan tatapnya menuju klinik Harapan Sehat.

     "Iya, ya. Sepertinya dia sedang berobat karena beberapa hari ini dia sakit. Ya sudah, Pah, sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini," ajak Bu Diana kepada suaminya tanpa curiga apapun.

1
Esther Alviah Ekawati Paulus
Yang namanya istri kecewa, marah itu karena kelakuan kamu Dana sebagai suami tidak tegas sama mantan istri kamu yang jadi pelakor, karena ingin merebut kamu dari sisi Nala, istri sah nya, apalagi saat ini dia hamil anak kamu, ibu hamil itu sensitif, emosi nya naik turun, harus nya kamu sadar dan fokus aja sama istri kamu, mantan hnya masa lalu, jangan jadikan alasan mantan istri bisa seenaknya dekat kamu meskipun itu alasan anak kalian, ingat kesalahan kecil kalau dibiarkan, maka akan menjadi besar dan rumah tangga kamu dengan Nala yang baru setahun jadi taruhannya.
Esther Alviah Ekawati Paulus
Cover nya baru dek, tambah keren
Nasir: Diganti sama pihak Noveltoon Bun..
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Paulus
Dana benar2 suami gk peka, istri mana yg gk cemburu, sakit hati liat kedekatan suami dengan mantan istri nya meskipun alasan ingin membahagiakan anak mereka, apalagi mantan istri ingin merebut kembali Dana, jangan sekali kali memberikan celah pada mantan untuk masuk dalam rumah tangga mu, kalau tidak ingin rumah tangga mu hancur karena kehadiran mantan istri yg gk tau diri.
Esther Alviah Ekawati Paulus: iya dek, saya baca maraton, tapi komen episode ini, habis nya sebel dgn sikap Dana yg gk tegas
total 2 replies
Puput Assyfa
Nala sedang hamil cucu kalian harusnya kalian kasih perhatian dan limpahi kasih sayang bukan malah menyakiti dgn2 kata yg memojokan dan membela Devana mantan mantu yg GK tau diri
Endang 💖
kasian Nala,
Rieya Yanie
semoga rt dana bsa kmbali harmonis
kuncinya dana harus tegas dan mertua g ikut campur
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😥
Nur Haswina
ini ibu mertua sebenarnya menantunya siapa sih kok malah gak terima Nala laporin mamanya Rania, heran deh jelas2 mamanya Rania yg salah
Puput Assyfa
double update dong ka gemes aq SM mertua Nala yg jhat
Puput Assyfa
Devana bukannya sadar malah nyari pembelaan supaya dibela karena merasa JD korban padahal kenyataannya mulutnya emang jht dan GK punya etitud.
bener2 mertua jahat bisa2nya GK bisa bedain mana wanita terhormat dan wanita bar2.
Puput Assyfa
bumil bawaannya marah2 trs dan berfikiran negatif sama suami
Rieya Yanie
haha....wanita hamil mood nya swimming
Puput Assyfa
aku suka sama cerita ini karena alurnya bagus dan seru, wajib kawal sampe ending 🤗
Nasir: Siap Kak, mksh byk ya...
total 1 replies
Rieya Yanie
bijak nya ibu nala😍
Rieya Yanie
gemes sama dana
Nasir: Harus digetok...
total 1 replies
Puput Assyfa
Nala, km emang harus sabar dalam menghadapi ujian rumah tanggamu.
Puput Assyfa
ikutan gemes sama Dana
Puput Assyfa
biarkan Nala sendiri menenangkan hatinya dana, km suami gak paham2 permintaan istrimu jgn sampe menyesal dan gagal untuk kedua kalinya apalagi sekarang Nala sedang hamil anakmu
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😚
Nasir: Nanti ya... heheheh... 🙏
total 1 replies
Puput Assyfa
semangat bumil semoga km melindungi rmh tanggamu dr pelak0r
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!