SEDANG DALAM PROSES REVISI
Pasangan suami istri yang menikah bukan karena perjodohan, melainkan kesalahpahaman. Karena adanya ikatan pekerjaan hingga mengharuskan mereka terjebak dalam ikatan pernikahan. Panji yang sudah memiliki calon istri, terpaksa harus menggagalkan rencana pernikahannya dengan sang kekasih, karena harus menikahi seorang perempuan yang bernama Rizka.
Selamat membaca readers.
Tidak update setiap hari tapi di usahakan secepatnya.
Apabila terdapat nama dan pekerjaan karakter yang mirip ini hanyalah fiktif belaka. berdasarkan hayalan author yang dituangkan kedalam novel.
Terimakasih, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau
Panji kembali ke ruangannya dan tidak lupa mengambil berkas yang ia foto copy tadi.
drrtt.. drtt..
ponselnya bergetar tanda chat masuk.
'iya sayang, adek macem-macemnya cuma sama abang kok 😘'
Panji membuka chat dari istrinya,
"hahaha" Panji tertawa, dia benar-benar seperti orang dimabuk cinta, kegirangan, rasanya ia ingin cepat-cepat pulang kerumah, berdua-duaan dengan Rizka.
Ranty juga berada diruangan langsung menoleh ke arah Panji yang tiba-tiba tertawa.
"kenapa Pak?" Tanya Ranty.
"hmm nggak apa-apa" Jawab Panji singkat sambil tersenyum melihat ke arah ponselnya.
'baru juga berapa jam gak ketemu, abang udah rindu banget sama adek' Balasan chat Panji pada Rizka.
'kenapa dia senyum senyum sendiri ya, sepertinya ada sesuatu yang gak beres deh sama atasanku ini, dia gak pernah melirik ke arahku sedikit pun, trus di instagramnya juga gak ada foto berdua sama cewek, apalagi sama perempuan yang kemarin ngaku-ngaku istrinya itu, apa mungkin pak Panji seorang....., ah tidak-tidak' Ranty bertanya-tanya dalam hatinya, begitu banyak asumsi tentang Panji dalam pikirannya.
Tiba-tiba Roby masuk keruangan membawa dua lembar surat, dan meletakkanya diatas meja kerja Panji.
"apaan nih?" Tanya Panji.
"bacalah" Roby.
Panji membaca dengan saksama dan ternyata surat tersebut adalah Surat Perintah Tugas untuk dirinya, Roby dan satu orang rekan lainnya yang memerintahkan mereka bertiga untuk mengikuti Acara Seminar Nasional di kota Yogyakarta.
"Dinas luar kota? Kenapa harus disaat-saat seperti ini?" Sebenarnya Panji berbicara sendiri, namun karena Roby mendengarnya, Roby pun menjawab.
"emangnya kenapa? disaat-saat seperti apa? kita kan emang lagi senggang gak ada jadwal sidang sampe seminggu kedepan" Kata Roby yang sudah duduk di hadapan Panji.
"ini bukan soal pekerjaan, yasudah jadi kita harus berangkat besok pagi?" Tanya Panji.
"iya, kegiatannya berlangsung 3 hari, total dengan perjalanan pulang pergi jadinya 5 hari, wah gue gak nyangka bisa dapat dinas ke Jogja, terakhir gue kesana pas SMP" Jelas Roby pada Panji, Roby yang terlihat senang, berbanding terbalik dengan Panji yang terlihat galau.
"5 hari? yang bener aja" Kata Panji.
"iya, lo kenapa sih biasanya lo yang paling semangat Ji kalau ada dinas keluar kota, kan lo sendiri yang bilang anggap aja liburan sambil kerja, iya gak Ranty?" Tanya Roby heran sambil mengajak ngobrol Ranty yang sejak tadi hanya diam saja, menguping pembicaraan mereka, Ranty hanya tersenyum sekilas.
"yasudah, ehm lo kalo mau pesan tiket buat besok duluan aja ya, ntar gue nyusul" Jawab Panji.
"loh kita pergi bareng kan?" Roby.
"kayaknya enggak Rob" Panji.
Roby bangkit dari kursinya,
"yasudah terserah lo aja, yang penting lo paham kan kalo perintah tugas ini gak bisa di elak?" Tanya Roby dan mulai melangkahkan kakinya keluar ruangan Panji.
"iyaa, iyaaa" Jawab Panji, yang juga bangkit dari kusrinya hendak keluar ruangan.
Panji keluar menuju lobi kantor, sejak tadi dia terpikir untuk mengajak Rizka ikut dengannya.
'ah, gak mungkin aku ninggalin Rizka selama 5 hari, bisa gila aku. 2 jam aja gak ketemu rasanya begini, gimana 5 hari'
Dia pun melakukan panggilan pada Rizka.
*Dalam panggilan telepon*
"Assalamualaikum sayang" Panji.
"Waalaikumsalam bang, ada apa bang?" Rizka.
"sayang, pekerjaan kamu di kantor lagi banyak nggak?"
"enggak bang, santai banget malah, kenapa?"
"oke, besok kita berangkat ke Jogja ya"
"hah? kenapa mendadak, ada apa bang?"
"nanti kita bicara setelah ketemu ya, pokoknya kamu minta izin ya sama atasan kamu, kamu kan belum ngambil cuti menikah?"
"i..iya bang, baiklah, nanti adek coba minta izin"
"yasudah sayang, kabari abang ya nanti, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
*Panggilan berakhir*