Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #33
"Baik lah. " (Ucap Sela berdiri di depan pintu sambil melambaikan tanggan nya.)
Diva sosok wanita yang begitu baik, ia selalu mengerti dengan orang-orang di sekeliling nya, dan ia juga sangat pintar menyembunyikan luka di hati nya. sangking pintar nya Diva terlihat seperti wanita yang sama sekali tidak memiliki beban hidup.
Hari ini Diva berangkat sendiri ke kantor nya. tampa Sela.
Tidak butuh waktu lama Diva pun tiba di kantor nya.
"Morning semuanya. " (Sapa Diva kepada karyawan kantor nya.)
"Pagi nona muda. " (Ucap seluruh karyawan yang sedang bekerja.)
"Hey, apa kau tidak lihat, wajah nona muda terlihat beda dari biasanya. " (Bisik salah satu karyawan itu ke pada teman nya.)
"Maksud mu? " (Tanya karyawan lain.)
"Huh, lihat lah wajah nya terlihat pucat, dan matanya sedikit bengkak. " (Ucap karyawan tersebut.)
"Siapa yang sedang kalian bicarakan? " (Ucap Tania yang baru saja tiba, dan tidak sengaja mendengar kan ucapan dia karyawan tadi.)
"Itu, nona muda terlihat seperti kurang sehat. " (Ucap karyawan itu menjelaskan kepada Tania.)
"Benar kah? Sekarang di mana dia? " (Tanya Tania terlihat khawatir.)
"Sudah masuk ke ruangan nya. " (Jawab karyawan itu.)
"Baik lah Terima kasih. " (Ucap Tania berlaku pergi.)
"Baik, Sama-sama. " (Ucap dia karyawan itu bersamaan.)
Sementara itu Sela dan David sedang berjalan di sebuah taman. Ini kencan pertama mereka tentu saja keduanya terlihat sangat gugup.
"David." (Pangil Sela.)
"Iya, apa kau ingin sesuatu? " (Ucap David.)
"Tidak, aku hanya ingin duduk di sana. " (Ucap Sela menunjuk kursi di bawah pohon rindang.)
"Baik lah ayo. " (Ucap David menggandeng tangan Sela.)
Mereka pun duduk di kursi tersebut sambil mengobrol. Sampai Sela menanyakan tentang Aziel.
"David, apakah aku boleh bertanya padamu? Dan aku mohon jawab dengan jujur. " (Ucap Sela menatap David.)
"Katakan, apa yang ingin kau tanyakan? " (Ucap David memegang tangan Sela.)
"Mengapa kau bisa libur kerja? " (Ucap Sela bingung.)
"Haha, hanya itu?" (Tawa David.)
"Jawab dulu. " (Ucap Sela memantulkan bibir nya.)
"Jangan seperti itu, atau aku akan memakan mu. " (Ucap David menatap Sela gemas.)
"Huh, terserah kau saja. " (Ucap sela malas.)
"Begini, bukan kah kau tau sekarang tuan muda sedang pergi? " (Ucap David.)
"Iya lalu? " (Tanya Sela penasaran.)
"Dia memberi ku cuti dua hari, jadi aku bisa bebas. " (Ucap David santai.)
"Dan sekarang katakan padaku kemana dia pergi. " (Ucap Sela menatap tajam David.)
Seketika wajah David berubah, ia tidak tau harus menjawab apa, karena Aziel berpesan kepada agar tidak mengatakan apapun, kepada siapa pun.
"Jawab aku jika kau mencintai ku. " (Ancam Sela.)
Mendengar ucapan Sela, mau tidak mau David menceritakan semuanya.
"Begini, tuan muda pergi ke pulau terpencil, dan aku tidak tau apa nama pulau itu. " (Ucap David kepada Sela.)
"Pulau terpencil? Apa yang dia lakukan di sana? Dan mengapa dia sama sekali tidak mengabari kakak ipar? " (Ucap Sela penuh pertanyaan.)
"Dengar kan aku, di sana pasti tidak ada sinyal, dan jika kau bertanya apa tujuan nya kesana, dia ... dia menemui Luna. " (Ucap David merasa khawatir.)
"Apa? Luna? Bukan kah wanita itu sudah mati? " (Tanya Sela kaget.)
"Selama ini tuan muda terus mencari dan menebar anak buah nya kesemua tempat untuk mencari gadis itu, aku juga tidak tau mengapa dia begitu mencintai nya, bahkan di saat dia sudah mempunyai istri. " (Ucap David panjang lebar.)
"Eoh, lalu apa dia sekarang sudah menemukan perempuan itu di sana? " (Tanya Sela khawatir. )
"Bisa jadi, karena menurut info yang aku dengar, Luna memang masih hidup dan di rawat oleh sepasang suami-istri di pulau itu. " (Ucap David menjelaskan kepada Sela.)
"Keterlaluan sekali, aku harus segera memberi tahu kakak ipar. " (Ucap Sela menahan amarah nya.)
"Jangan! " (Ucap Aziel menahan tangan Diva yang hendak menelfon Diva.)
"Kenapa? Apa kau juga mendukung kebodohan kak Ziel? " (Ucap Sela marah.)
"Sayang, dengar kan aku, bukan begitu caranya, jika kau memberi tahu Diva, apa kau tidak takut ini akan membuat Diva terpuruk? " (Ucap David biajak sana.)
"Lalu apa yang harus kita lakukan? " (Tanya Sela.)
"Jangan bilang hal ini kepada Diva, karena yang aku lihat Diva sekarang begitu mencintai Aziel, meskipun dia tidak menunjukkan hal itu, aku takut jika Diva tau dia akan begitu sedih dan terpuruk. " (Ucap David meyakinkan Sela.)
"Kau benar, aku tidak sanggup jika melihat wajah bahagia nya menjadi duka, meskipun aku tau dia wanita yang begitu kuat. " (Ucap Sela terlihat sedih.)
"Sudah nanti kita pikir caranya bersama-sama, yang jelas kau harus merahasiakan ini terlebih dahulu. " (Ucap David memeluk Sela.)
"Baik lah. " (Ucap Sela membalas pelukan David.)
Di sisi lain.
Byur....
Suara air yang di siram seseorang kepada wanita yang masih tertidur pulas saat jam sudah menujukan pukul 09.30
"Bangun! Apa kau ini sekor kerbau? " (Ucap Gita memegang ember kecil di tangan nya.)
"Ah, Mama! Apa yang mama lakukan? Aku sedang tidur. " (Ucap Tara balik marah.)
"Kau berani melawan ku? " (Tegas Gita.)
"Tentu saja, bukan kah aku ini menantu keluarga Regan? Mengapa mama memperlakukan aku seperti ini? "(Ucap Tara mengelap wajah nya dengan selimut.)
"Dengar baik-baik, jika Brian ada di rumah mungkin kau adalah menantu ku, tetapi saat Brian tidak ada di rumah, kau tidak lebih dari seorang pembantu! " (Tagas Gita keluarg dari kamar Tara.)
"Sial! Mengapa wanita itu menjadi sangat jahat setelah Brian tidak ada di rumah? " (Umpat Tara di kamar nya.)
Sementara itu Maya tak kalah tersiksa nya tinggal di kontrakan.
"Aku sangat lelah, malam saja aku tidak bisa tidur, mana rumah nya kecil sama sekali tidak ada ase nya, dan aku sama sekali tidak bisa tidur. " (Ucap Maya keluar dari kamar nya.)
"Maya, berhenti lah mengumpat, sekarang masakan makanan aku sangat lapar. " (Ujar Adnan keluar dari kamar mandi.)
"Apa? Memasak makanan? Yang benar saja, kau bisa menyuruh pembantu untuk melakukan nya. " (Ucap Maya menyeringai.)
"Pembantu? Apa kau sudah lupa? Skrang kita ini hidup miskin dari mana datang nya pembantu? " (Tegas Adnan kepada Maya.)
Seketika Maya ingat bahwa sekarang mereka tidak lah memiliki pembantu.
"Arghhh, aku lupa, seharusnya aku meminta Tara untuk mencarikan kita seorang pembantu. " (Ucap Maya mengambil ponsel nya.)
Call onn.
"Hallo Tara. " (Ucap Maya di sebrang telfon.)
"Iya ibu. " (Ucap Tara.)
"Sayang, tolong ibu, di sini ibu tidak ada pembantu sama sekali, ayah mu malah meminta ibu memasak, kau kan tau ibu sama sekali tidak bisa memasak. " (Oceh Maya panjang lebar.)
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali