( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 298
Di dalam Puncak Alkimia, tangan Tetua Huo gemetar hebat saat ia memegang ketiga kotak giok es. Aroma obat yang murni dan kuno yang terpancar dari bahan-bahan legendaris itu membuat jiwa alkemisnya bernyanyi.
"Bocah... kau..." ia tergagap, matanya yang tua dipenuhi air mata yang tak tertahankan. "Kau benar-benar membawanya. Setelah semua yang kau lalui... kau masih ingat janji lamamu pada orang tua ini."
"Janji adalah janji, Guru," kata Tian Feng lembut.
Tetua Huo menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Ia menatap pemuda di hadapannya. Pemuda yang dulu ia bimbing, yang ia khawatirkan telah tewas di Ibukota Dou, kini berdiri di sini. Auranya tersembunyi, tetapi ketenangannya, kedalaman matanya, dan kekuatan tak terlihat yang ia pancarkan membuat Tetua Huo sadar.
"Kau bukan lagi bocah yang kukenal," bisik Tetua Huo. "Kau... telah menjadi eksistensi yang bahkan tidak bisa kupahami."
"Aku masih muridmu," jawab Tian Feng. "Dan aku di sini karena dua alasan. Pertama, untuk ini." Ia menunjuk ke kotak-kotak itu.
"Dan kedua, aku membawa pesan dari Akademi Qing Yun."
Keterkejutan kembali melanda Tetua Huo. "Akademi... Qing Yun?"
Satu jam kemudian, di Aula Utama Sekte Langit Baru.
Master Sekte Wu Tian (kini seorang Dou Zong Bintang Tujuh yang agung) duduk di kursi utama, diapit oleh para tetua sekte (semuanya kini telah mencapai ranah Dou Zong awal). Mereka semua menatap dengan campuran kebingungan dan kekaguman pada sosok yang duduk di hadapan mereka, di samping Tetua Huo.
"Tian Feng," kata Master Sekte Wu Tian, suaranya dipenuhi emosi yang rumit. "Kabar kembalimu adalah berkah terbesar bagi sekte ini. Kami mengira kau telah gugur di Ibukota..."
"Ceritanya panjang, Master Sekte," potong Tian Feng dengan tenang. "Aku di sini bukan untuk bernostalgia. Aku di sini sebagai perwakilan tidak resmi dari Akademi Qing Yun."
Keheningan menyelimuti aula.
"Kepala Akademi Lin Hao," lanjut Tian Feng, "bersedia menawarkan aliansi strategis dengan Sekte Langit Baru. Menjadikan kalian sebagai sekutu resmi di Wilayah Barat."
Tawaran itu seperti bom yang meledak di aula. Para tetua saling berpandangan dengan kaget. Aliansi? Dengan tanah suci legendaris seperti Akademi Qing Yun? Itu adalah sesuatu yang bahkan tidak berani mereka mimpikan!
"Tapi... mengapa?" tanya seorang tetua baru yang tampak skeptis. "Dengan segala hormat, Tian Feng, kau mungkin murid jenius kami. Tapi mengapa eksistensi setingkat Kepala Akademi Lin Hao peduli pada sekte kecil di Wilayah Barat seperti kita?"
Itu adalah pertanyaan yang ada di benak semua orang.
Tian Feng menghela napas. Ia benci melakukan ini, tetapi Xu Zhao benar. Terkadang, kekuatan adalah satu-satunya bahasa yang dimengerti.
Ia tidak menjawab. Ia hanya meletakkan cangkir teh di tangannya.
Lalu, ia melepaskannya. Sedikit. Satu persen dari tekanan gabungan Fisik Tingkat Sepuluh (Dou Di) dan ranah Ban Sheng Puncak miliknya.
KRAAAAAAAAAKKKK!
Itu bukan suara ledakan. Itu adalah suara realitas yang mengerang.
Seluruh Aula Utama yang kokoh bergetar hebat. Cangkir-cangkir teh di atas meja hancur menjadi debu halus. Para tetua Dou Zong yang sombong itu tiba-tiba membeku, wajah mereka pucat pasi. Mereka merasakan tekanan yang begitu agung, begitu kuno, dan begitu tak terbayangkan hingga membuat jiwa mereka menjerit ketakutan. Rasanya seolah-olah seluruh gunung di atas mereka akan runtuh dan menghancurkan mereka menjadi ketiadaan.
Master Sekte Wu Tian, sang Dou Zong Bintang Tujuh, terlempar dari kursinya, jatuh berlutut di lantai batu giok, tangannya gemetar hebat saat ia mencoba menopang dirinya.
Tekanan itu lenyap secepat ia datang.
Keheningan total. Hanya suara napas terengah-engah dari para tetua yang terdengar.
Tetua yang tadi bertanya kini menatap Tian Feng dengan teror murni di matanya.
Tian Feng mengambil cangkir teh baru, mengisinya kembali seolah tidak terjadi apa-apa. "Apakah itu," tanyanya pelan, "jawaban yang cukup atas pertanyaanmu?"
Master Sekte Wu Tian adalah yang pertama pulih dari syok. Ia bangkit dengan gemetar. Ia menatap Tian Feng, bukan lagi sebagai mantan murid, tetapi sebagai sesuatu yang lain. Sesuatu yang agung.
Ia berjalan menuruni tempat duduknya dan, di hadapan semua tetua yang tertegun, ia membungkuk dalam-dalam.
"Sekte Langit Baru... menyambut... Leluhur Tian Feng!"
Tian Feng memijat pelipisnya. "Jangan panggil aku begitu. Aku masih Tian Feng."
"Tentu saja, Tuan Tian Feng," kata Wu Tian, suaranya kini dipenuhi oleh rasa hormat yang tak terbatas. "Aliansi... aliansi apa pun yang Anda usulkan, kami menerimanya dengan kehormatan tertinggi!"
Tian Feng mengangguk. Urusan sekte telah selesai. "Bagus. Feng Xuan akan menghubungi Anda dari akademi untuk mengatur detailnya."
Ia berdiri. "Sekarang, aku butuh satu hal lagi sebelum aku pergi."
"Apa pun!" seru Wu Tian dan Tetua Huo bersamaan.
Tian Feng menatap mereka, matanya yang tenang kini berubah menjadi dingin yang mematikan.
"Semua yang kalian miliki tentang Aula Jiwa Bayangan. Setiap laporan, setiap rumor, setiap jejak aktivitas mereka di Wilayah Barat selama tiga tahun terakhir."
Ia berjalan ke pintu masuk aula, menatap ke arah Benua Tengah yang jauh.
menjadikan anaknya tumbal kebangkitan,,,💪💪💪Tian cepat datang