 
                            PERINGATAN AREA ORANG DEWASA YANG MASIH DI BAWAH UMUR DI LARANG MASUK, BTW DOSA KALIAN TANGGUNG SENDIRI YA😄
Bagaimana ya rasanya hidup dengan seseorang yang tidak pernah kita bayangkan?, Ardiy yang merupakan seorang yang sangat di segani oleh teman temannya tiba tiba tidak bisa berkutik ketika Lita sang mama berkata ingin menjodohkan dirinya dengan anak sahabatnya. 
  laki laki itu sempat menolak, namun dia tidak bisa membantah ketika mamanya mengancam akan menghapusnya dari daftar gak waris jika dia tidak bersedia menerima perjodohan itu. 
 Pada akhirnya laki laki itu hanya bisa pasrah menuruti keinginan sang mama, padahal posisinya saat itu sedang menjalani hubungan dengan seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai model seperti dirinya. Lantas bagaimana Ardiy akan bersikap kepada istrinya nanti? bisakah dia menjalankan perannya sebagai seorang suami? hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. kim22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Jahil
" Ini kamar lo kak? ". Putri menatap Ardiy yang berada di belakang tubuhnya. Perempuan itu takjub melihat betapa besar dan luas kamar sang suami. Tadi aja perempuan itu tercengang melihat betapa besarnya rumah keluarga Syahreza benar benar sultan ucap Putri dalam hati.
" Iya , dan sekarang jadi kamar lo juga" . Ucap Ardiy sambil melanggeng masuk.
Yahh saat ini mereka sudah sampai di rumah, karna acara hanya dari pagi sampai siang saja, ini adalah permintaan mereka berdua yang tidak ingin acara terlalu panjang.
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 20:00, mereka agak lama di hotel karna memilih istirahat dulu baru pulang ke rumah.
Kembali ke Putri, perempuan itu dengan canggung ikut masuk ke dalam kamar yang wanginya maskulin banget.
Putri menganggumi interior kamar yang terlihat sederhana namun terlihat sangat rapi dan bersih, tidak ada barang yang menumpuk ataupun debu yang menempel.
" Hmmm, gue tidur dimana kak? ". Putri menatap Ardiy yang kini sedang berbaring sambil memainkan handphone.
" Ya tidur disini lah di samping gue, ya kali lo tidur di kamar mandi " . Ucap Ardiy sambil menatap wajah Putri yang masih berdiri di samping ranjang.
" Oh ya, kirain kita bakal pisah gitu tidurnya kayak yang di novel novel gitu". Putri terkekeh canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Sementara Ardiy hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan Perempuan yang sekarang bisa di sebut sebagai istrinya.
" Kak, gue boleh lihat lihat gak isi kamar lo? ". Putri kembali bersuara ketika melihat Ardiy kembali sibuk dengan ponselnya.
" Silahkan aja". Ucap Ardiy mengizinkan.
Putri akhirnya berkeliling melihat lihat kamar yang luas itu, lalu perempuan itu membuka pintu balkon dan melihat suasana malam dari sana.
" Wahh indah juga ya kalau di lihat dari atas gini? ". Putri tersenyum lebar sambil menarik napas dan menghembuskannya dengan halus mencoba menikmati udara malam.
Namun ketika membuka mata Putri salfok melihat tidak jauh dari sana ada sebuah perkebunan pisang yang cukup luas.
Perempuan itu seketika meneguk ludah dengan kasar karna merasa takut melihat kebun yang gelap dan rimbun karna banyaknya pisang.
Putri berbalik ingin masuk kembali, namun perempuan itu terkejut karna tidak sadar Ardiy berada di belakang tubuhnya.
"Aduh". Putri mengusap keningnya yang bertabrakan dengan dada bidang Ardiy, perempuan itu mendongak dan melihat Ardiy sedang menatap dirinya.
" Udah mau masuk?, udah selesai lihat lihatnya?". Ardiy menatap Putri dengan heran, karna tadi perempuan itu begitu excited ketika melihat balkon.
" A-nu kak, i-itu".
Ardiy semakin heran melihat sang istri berbicara dengan terbata, laki laki itu dengan segera menuju pinggir balkon dan melihat apakah ada sesuatu yang membuat Putri begitu takut, namun Ardiy tidak melihat apa apa.
" Gak ada apa, ehh kemana dia? ". Ardiy jadi terheran heran ketika menghadap ke belakang sang istri sudah tidak ada di tempat.
Laki laki itu segera masuk kembali ke dalam kamar dan melihat Putri sedang duduk di atas ranjang.
" Ada apa, coba cerita? ". Ardiy duduk di samping sang istri yang sedang duduk tidak tenang.
" Itu kak, apa kakak pernah melihat sesuatu di kebun pisang itu? ". Putri menatap Ardiy dengan raut wajah masih menampilkan rasa takut sekaligus polos.
Ardiy yang faham kenapa Putri nampak begitu takut jadi tersenyum jahil.
" Oh kebun pisang itu ya". Ucap Ardiy dengan serius yang di angguki dengan polos oleh Putri.
" Sering sih, kadang kadang lihat perempuan berbaju putih jalan di sana" . Ardiy menatap Putri dengan serius seolah-olah perkataannya benar adanya.
Putri yang mendengar cerita Ardiy jadi mepet ke tubuh sang suami, dan Ardiy sekuat tenaga menahan tawa yang ingin keluar melihat betapa penakutnya sang istri.
" Se-serius kak? ". ucap Putri sambil memperhatikan sekitaran kamar seperti mencoba memastikan kalo di sana tidak ada sesuatu yang di sebut oleh Ardiy.
" Ngapain gue bohong coba". Ardiy menghendikkan bahunya, namun laki laki itu sekarang sedang terkikik geli tanpa di sadari oleh Putri.
" Ya udah tutup pintu balkonnya sana". Putri mendorong tubuh Ardiy untuk pergi menutup pintu balkon yang masih terbuka lebar.
" Biarin aja terbuka, biar ada angin yang masuk". Ardiy belum ingin selesai menjahili sang istri yang penakut akut pada mahluk gaib.
" Ihhh, gak mau sana tutup pintunya ". Putri merengek hampir menangis karna terlalu takut.
" Ya udah ya udah gue tutup nih". Ardiy yang tidak tega melihat wajah memelas sang istri jadi tidak tega. Laki laki itu segera menuju balkon dan menutup pintu dan gorden dengan sempurna.
Setelah selesai, laki laki itu kembali ke ranjang dan melihat Putri mengurung diri di dalam selimut. Ardiy terkekeh geli melihat tingkah Putri.
Laki laki itu lalu merebahkan tubuhnya di samping Putri mencoba untuk tidur karna badannya cukup lelah hari ini.
Namun pergerakan Putri yang tidak menentu membuat laki laki itu yang tadinya memejamkan mata jadi membuka kembali matanya.
" Putri, lo bisa diem gak, gue mau tidur nih". Ardiy menatap ke samping dimana Putri masih mengurung diri di dalam selimut.
Putri yang mendengar perkataan Ardiy jadi menampakkan wajahnya dengan bibir yang maju beberapa senti.
" Gue mau pipis , tapi takut" . Ucap Putri dengan wajah memelas.
Ardiy yang mendengar itu semakin ingin tertawa, laki laki itu benar-benar tidak menyangka kalau Putri benar benar percaya dengan perkataan nya yang tadi.
" Terus gimana? ". Ardiy menatap wajah Putri yang terlihat sangat menggemaskan, laki laki itu rasanya ingin sekali mengecup bibir yang terlihat sangat menggoda itu.
"Temenin ya". Putri tersenyum sambil mengedipkan matanya ke arah Ardiy.
" Boleh tapi nanti cipokan ya". Ardiy mencoba memberikan penawaran, karna laki laki itu benar benar sudah tidak tahan ingin segera melahap bibir sang istri.
" Ihh mesum". Putri menatap Ardiy dengan sebal , namun tidak ada alasan untuk menolak karna dia sekarang benar benar kebelet.
"Mau gak?, kalo gak gue mau tidur nih". Ardiy menatap Putri dengan senyuman jahil yang membuat Putri semakin kesal.
" Ya udah ayo".
Ardiy tersenyum lebar mendengar jawaban Putri, laki laki itu dengan semangat turun dari ranjang dan menemani Putri menuju kamar mandi.
" Lo hadap belakang jangan ngintip". Putri memutar tubuh Ardiy ketika mereka sampai di kamar mandi.
" Yahh padahal mau ngintip dikit " . Ucap Ardiy dengan jahil.
Plak...
Putri memukul lengan Ardiy dengan kesal. " Jangan berani berani lo ya, udah diem aja disana, gue udah kebelet ini". Putri sangat kesal karna Ardiy benar benar sangat mesum.
" Ya udah, pipis aja sana, apa perlu gue bantu lo nurunin celana".
Putri melipat bibirnya mencoba menhan umpatan yang ingin keluar, namun perempuan itu memilih untuk segara pipis dari pada meladeni kemesuman Ardiy.
" Hati hati di toilet juga sarang setan". Ucap Ardiy dengan kekehen geli.
Putri yang mendengar itu jadi menunduk melihat apakah ada sesuatu yang dia duduki, perempuan itu dengan segera menyelesaikan acara pipisnya dan berlari keluar dari kamar mandi.
Wushhh....
Ardiy terlonjok kaget ketika melihat putri berlari tunggang langgeng keluar dari toilet, bahkan perempuan itu berlari sambil menaikkan celananya karna Putri berlari dalam keadaan belum memakai celana dengan benar.
" Wahh warna pinkk". Ucap Ardiy sambil tertawa geli.
Putri yang mendengar perkataan Ardiy jadi melotot kesal. " Dasar mesummm". Putri berteriak sambil melemparkan bantal ke arah Ardiy.
Ardiy yang melihat pergerakan Putri dengan sigap menghindar sambil tersenyum menyebalkan. " Gak kena wlek".
Putri semakin kesal melihat Ardiy malah mengejeknya. perempuan itu pada akhirnya memilih untuk kembali berbaring dan mengabaikan Ardiy yang masih tertawa menyebalkan.
" Ihhh gak nyaman banget tidur pakai baju kayak gini" . Putri kembali bangkit dengan kesal.
" Ya udah lepas aja bajunya, lo kalo tidur gak make bh kan, lepas aja sini gue bantu" . Ardiy kembali menggoda sang istri yang berwajah semakin masam.
" Diem lo". Putri bangkit dari ranjang dan berjalan menuju walk in closet untuk mengganti baju. perempuan itu sudah lupa dengan rasa takutnya karna terlalu kesal dengan Ardiy.
Lima menit kemudian, putri kembali ke ranjang dengan penampilan yang membuat Ardiy jadi panas dingin.
Bagaimana tidak, Putri saat ini hanya menggunakan tangtop tali spaghetti dan juga celana pendek yang membuat perempuan itu terlihat sangat seksi.
Putri duduk di samping Ardiy dan membaringkan tubuhnya, namun perempuan itu terkejut ketika melihat Ardiy tiba tiba menidih tubuhnya .
" Lo sengaja mau goda gue hmmm". Ardiy menampilkan semirik yang membuat bulu kuduk Putri berdiri.
" Gue suka kalo lo nakal kayak gini baby" . Ardiy mendekatkan wajahnya dan menyatukan hidung mereka.
sementara Putri merasa sedikit merinding mendengar suara sang suami sudah serak seperti menahan sesuatu.
 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                    