Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.
Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.
Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.
Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.
Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.
Jadi mari kita ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan Kedua
"Aku merindukanmu, Mas," lirih seorang wanita di depan sebuah makam. Matanya yang merah menyiratkan kesedihan. Raut wajahnya mendung, berbanding terbalik dengan langit cerah diatasnya.
"Sudah satu tahun berlalu, tapi aku masih belum terbiasa tanpa kehadiran kamu." Tetesan air mata menyusuri pipi. "Kenapa ... Aku gak mati aja menyusul kamu?"
Alia Pratama adalah nama wanita ini. Seorang janda yang sudah ditinggal suaminya setahunan lalu. Sudah ratusan hari terlewati, namun pipi Alia masih saja rutin terbasahi air mata. Suaminya yang bernama Arya Damara, terlalu ia cinta hingga hidupnya sekarang tak lagi terasa bermakna.
Setelah berdiri di depan makam selama lebih dari satu jam, Alia menunduk lemas. Dia berbalik, berjalan pelan, tapi kemudian dia terhenti dan menengok lagi ke belakang.
Apa yang sebenarnya aku harapkan? Mas Arya sudah mati. Dia tidak akan mungkin bisa kembali.
Alia baru bisa melangkahkan kakinya lagi sekian menit kemudian. Langkah dia pelan seperti zombie yang tak tahu arah.
Sampai sesuatu yang aneh terjadi. Terpaan angin hangat terasa menyentuh tubuhnya. Angin itu pun seakan menjalar di sekujur tubuh bak ular yang melilit mangsa.
Apa yang terjadi!?
Adalah pertanyaan di kepala Alia, sebelum akhirnya seluruh pandangan dia tertutupi cahaya putih.
...----------------...
"Hmm?"
Alia membuka mata, mendapati dirinya terbaring di sebuah ranjang. Langit-langit di atas tubuhnya juga tak ia kenali.
Alia bangkit lalu mengedarkan pandangannya. Dia menyadari tengah berada di sebuah kamar yang asing.
"Ini di mana?"
Alia coba meninggalkan ranjang. Tapi sesaat kemudian kepalanya terasa sakit bukan main. Memori-memori baru tiba-tiba bermunculan di otaknya.
Tidak mungkin!
Aku berada di dunia paralel!?
Memori tambahan yang baru Alia dapatkan, ialah memori dari Alia Pratama yang terlahir di dunia ini. Dan namanya juga dunia paralel, kehidupan Alia di sini jelas beda dengan Alia di dunia sebelumnya.
"Presiden Indonesia di dunia ini bahkan adalah orang Papua!" Alia terkejut sendiri saat menyortir informasi-informasi baru di kepalnya.
Aku di sini berusia 28 tahun. Seorang asisten di sebuah perusahaan.
Dan bosku, CEO di perusahaan itu adalah ... Mas Arya!?
Ternyata hubungan Alia dan Arya di dunia paralel ini berbeda pula. Mereka tidak menikah, juga tak terlibat romantisme apa-apa, mereka hanya CEO dan sekertaris yang terus mempertahankan hubungan secara professional.
Tapi apa pun itu, fakta bahwa Arya masih hidup di dunia ini membuat hatinya serasa meledak. Kaget, bahagia, lega, tak percaya, semua bercampur jadi satu hingga membuatnya terpaku.
Mas Arya!
Alia sontak melompat dari ranjang. Dia keluar kamar, lalu mendapati interior apartemen yang tertata rapih. Alia tak sempat memikirkan tempat tinggalnya di dunia tersebut. Dia langsung keluar apartemen dan berlari sekencang yang ia bisa. Tujuan dia hanya satu, yaitu menemui Arya.
Dari ingatan barunya, Alia tahu di mana Arya tinggal. Tak terlampau jauh dari apartemennya, namun juga tak bisa dibilang dekat.
Setelah belasan menit berlari sepenuh tenaga, dia masih belum sampai juga.
Keringat sudah membasahi tubuh, kaki sudah semakin terasa berat. Tekad kuat lah yang memaksa Alia terus maju.
Mas Arya ... Aku bisa bertemu lagi dengan Mas Arya!
Di kepala Alia cuma sosok Arya yang melayang-layang.
Barulah selesai lari hampir setengah jam, Alia tiba di sebuah rumah besar. Dia tak ragu memencet bel rumah tersebut.
Ting! Tong!
Dengan nada yang berat serta terengah-engah, Alia menunggu. Detik terasa lama saat jantungnya berdetak terlalu kencang.
Lalu pagar terbuka, dan sosok pria tampan masuk pandangan Alia.
Arya di dunia ini, sama tampannya dengan dunia sebelumnya. Hanya saja selain gaya rambut, Arya di dunia ini memakai kaca mata. Dia juga tak menumbuhkan jenggot atau kumis. Sungguh elegan dan menawan.
"Alia? Ada apa?" Arya menatap sekretarisnya dengan aneh.
Alia masih memakai pakaian tidurnya yang berupa kaos putih polos serta celana pendek yang ketat. Tubuh Alia yang setara model itu jadi kelihatan jelas.
"A-Aku ingin ketemu kamu!" Alia maju supaya bisa makin jelas menatap wajah Arya.
"Memangnya ada persoalan apa? Apa soal kerjaan?"
Hari ini adalah hari minggu. Tak biasanya Alia datang berkunjung.
"...I-Ini beneran kamu, Mas," Alia mengelus pipi Arya. Matanya berkaca-kaca.
Arya di sisi lain tambah bingung. Dia yang tak tahu soal kehidupan dunia paralel, mana tahu apa yang ada di pikiran Alia. Arya tambah kaget ketika dirinya kemudian dipeluk.
"A-Alia!?" Di mata Arya, Alia adalah wanita dingin yang tak suka menunjukkan perasaannya. Makanya Alia yang sekarang sangat membuat ia kaget. "Kamu gak apa-apa? Apa yang terjadi!? Kalau ada masalah kamu bisa cerita!"
Alia membenamkan wajahnya di dada Arya. Sensasi hangat tubuh mereka meyakinkannya bahwa semua ini nyata. "Aku mencintaimu kamu, Mas."
Suara Alia pelan. Tapi Arya masih bisa mendengarnya cukup jelas. Dia pun tersentak.
Sebelum ini hubungan Arya dan Alia tak pernah mengarah ke arah cinta-cintaan. Pernyataan Alia tadi jadi sulit untuk bisa langsung dipercaya.
"Alia, kamu tadi bilang apa?" Arya bertanya untuk memastikan.
"Aku mencintai kamu!" ulang Alia lebih kencang.
"Sejak kapan kamu punya perasaan itu?"
"Sejak tadi aku bangun tidur."
Alia tahu dirinya di dunia ini tak punya perasaan terhadap Arya. Wajar jika Arya merasa aneh.
"Kok bisa?" Arya coba melepaskan pelukan Alia, akan tetapi kekuatan sekertaris-nya itu ternyata lebih kuat dari yang ia kira.
"Cinta kan memang datang tiba-tiba. Dan aku merasa kita ditakdirkan untuk bersama," Alia mengangkat kepala menatap Arya.
"A-Aku gak pernah kepikiran menjalin hubungan dengan kamu," kata Arya. "Sebaiknya kita tetap berhubungan dalam hal pekerjaan saja."
Dengan kata lain Alia baru saja ditolak.
"Aku paham," Alia tak terdengar kecewa. "Kamu belum bisa mencintai aku bukanlah sebuah masalah. Yang perlu kamu tahu, bahwa aku tidak mungkin akan menyerah. Aku akan membuat kamu juga berakhir mencintai aku."
Arya bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasa. Mau bagaimana pun, Alia adalah wanita cantik yang biasa dikejar-kejar banyak pria. Bohong jika hatinya tak tergerak.
Alia pun melepaskan pelukannya. "Kamu boleh nolak aku, tapi tapi tolong jangan menghindar dariku. Beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa kita memang ditakdirkan untuk bersama!"
Ada keteguhan kuat di mata Alia yang memerah.
Ditolak Mas Arya tidak membuatku sedih. Setidaknya di dunia ini Mas Arya masih hidup, jadi kami masih bisa terus bersama.
Kesedihan sebelum datang ke dunia itu perlahan reda. Dia kini telah mendapatkan kesempatan kedua yang berharga.
Arya di sisi lain tertegun akan perubahan drastis Alia. Tapi dia tak lantas bisa semudah itu jatuh hati. Masih ada hal mengganjal di hati Arya yang membuatnya sulit mempercayai cinta.
Yang Alia belum tahu, di dunia ini Arya sebenarnya pernah hampir akan menikah dengan wanita lain. Namun menjelang pernikahan, calon pengantinnya itu malah pergi bersama selingkuhannya.
Masa lalu itulah yang membuat Arya tak mudah percaya lagi pada wanita. Alia pun harus bekerja lebih keras jika ingin menaklukkan hati bosnya.