NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Anak Genius / TKP / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tigapuluh Dua

“Khal, semuanya berantakan”

Khalil menghela napas, kali ini suara yang keluar dari mulut Aletha terdengar berbeda. Dia bisa merasakan ada aura yang lebih gelap dari tatapan gadis itu saat pertama kali mereka saling bertemu. Pria itu beranjak, duduk di kursi belajarnya menatap foto yang tertempel di dinding. Gadis kaku dengan pria yang nyaman ada pada kecanggungan foto itu, tertempel dengan solatip bening.

“Gue harus apa ya?”

Khalil terkekeh, “Ini yakin nih, Athena Putri Sean tanya sama gue tentang jalan keluarnya? Biasanya juga lo selalu punya jawaban dari setiap pertanyaan”

Aletha menekan tuns piano, nada yang tidak berubah sejak awal gadis itu menyentuh piano milik Revano. Justru karena dia sudah menemukan semua buktinya, malah jadi semakin tidak dia tahu harus melakukan apa. Jika saja dia maju pasti akan jauh lebih berat karena dia harus berhadapan dengan keluarga Ahmad.

“Lo butuh situasi genting apa lagi supaya lo bisa kasih penilaian spontan? Lo bukan penulis yang harus duduk sendirian minum kopi di cafe buat nyari inspirasi tentang apa yang bakal lo lakukan lima tahun kedepan, kan?”

“Lima tahun ya?”

“Iya”

“Keluar dari penjara dan hidup normal”

Khalil mengerenyitkan dahinya. Kembali menatap wajah Aletha yang ada di dinding meja belajarnya dengan kebingungan. Kali ini apa lagi? Apakah pertanyaan dan pernyataan spontan yang selalu Khalil beri adalah sebuah hal genting bagi Aletha? Sampai dia juga selalu punya jawaban dari semua itu?

“Lo tuh sakit ya?”

“Kalo lo bisa buktiin semuanya, gue bisa keluar lebih cepet”

“Wah beneran gila nih anak”

Avrem hanya diam diambang pintu, mendengar bagaimana percakapan anaknya dengan Khalil yang terarah. Hanya sang lawan bicaranya saja yang belum menangkap maksudnya, atau Aletha memang lahir untuk berpikir lebih banyak dari Khalil.

Pria paruh baya itu masih menatap map berkas yang ada di meja, sama seperti yang sempat dia lihat tiga tahun yang lalu. Tidak berubah, hanya sedikit berbau barang lama.

“Al, lo perlu butuh ketemu sama gue nggak sih?”

Aletha kali ini menghela napas panjang sambil menatap layar ponselnya yang masih menyala. Membuat Khalil tertawa karena penolakan yang ketara. Sementara Avrem, dia selalu berharap hidup Aletha yang jauh dari kehidupan anak seusianya, tidak membawanya lebih jauh lagi.

“Enggak, gue aja yang butuh ketemu sama lo sih, kalo lo mau”

“Gerobak nasi goreng didepan komplek”

“Oke”

Gadis itu melirik ponselnya yang tiba-tiba mati. Sejenak menatap tuns piano sebelum beranjak dari tempat duduknya.

“Kalau butuh bantuan, Papah Mamah selalu punya banyak waktu untuk membantu”

Gadis itu meraih berkas yang belum sempat dia tutup. Sejenak mengabaikan suara dingin Avrem yang menggema ruang musik milik Revano. Jika dibilang ini adalah semua bukti, tentu Aletha belum setuju. Tapi ini adalah bukti utama saat beberapa kuncinya belum ditemukan.

“Biarkan seperti ini jika semua akan bertumbal ke kamu, lagi”

Kedua pasang mata mereka bertemu pada kesedihan. Avrem bisa merasakan, sisa air mata yang seperti disengaja untuk tidak keluar.

“Tapi, libatkan Papah dan Mamah jika kamu masih mau bergerak, Athena”

“Kalau sampai aku masuk kesana lagi, sekiranya aku bisa selesaikan semuanya dulu”

Avrem tersenyum. Selain keyakinan tentang kemustahilan yang selalu anak gadisnya buat. Dia juga percaya jiwa yang dibuat Tuhan untuknya memang terlalu lapang. Tidak pernah benar-benar mencerminkan keluarga Sach.

Gadis itu berjalan meninggalkan tempat awalnya. Tersisa jejak langkah tertinggal bersama angin yang menerobos langkahnya. Maniknya masih fokus pada sepinya jalanan sampai menemukan sebuah gerobak nasi goreng dengan postur tubuh yang Aletha kenal berdiri didepannya.

“Kalo suka pedes, gue bisa pesenin air hangat juga”

Aletha hanya menatap, “Gue suka gelap”

“Oke, nasi goreng pedes dua ya, Pak”

Malam ini akan jadi malam yang panjang karena cerita yang dirangkap cukup membingungkan. Bukan hanya untuk Aletha, begitupun untuk Khalil. Pria yang masih setia nangkring di tempatnya demi berpikir keputusan yang tepat yang bagaimana yang akan disetujui Aletha. Pasalnya, gadis itu pemilih dan tidak sembarang masukannya dia terima dengan baik. Sekalipun itu terdengar masuk akal, justru balasannya yang membingungkan. Atau mungkin saja Khalil yang belum mengerti sepenuhnya bagaimana cara Aletha berfikir. Masih susah untuk diterima.

1
daiiisy_
maaf atas ketidaknyamanannya karena cerita ini lagi berantakan 🤣 mending ga usah dibaca dulu, aku lagi coba hubungin editor buat benerin alurnya🤣🤣
marchang
ini kok diulangg yaa thor alur nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!