Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh dalam selimut
Untuk para Readers, saya sudah tulis di Sinopsis kalau kisah Zidan ini menceritakan petualangan anak ketiga dari Reno dan Delena. Kalau setiap cerita selalu kat-kat terus bagaimana bisa berkembang alur ceritanya. Ini kan cerita urban pria, kisah pria yang tersakiti lalu bangkit dari keterpurukan dan kembali jadi pewaris yang sesungguhnya. pasti para Readers sudah lebih tahu genre urban pria. Ikuti saja alur ceritanya sampai tuntas, dan beri dukungan karya ini sampai tamat 🙏
Zidane melajukan motornya menuju rumah Aldo. Pria berperawakan tinggi langsing itu keluar dari rumah untuk menemuinya.
"Tumben sekali malam-malam begini datang kerumah."
"Aldo, aku butuh pertolongan mu."
Kening Aldo berkerut "Pertolongan apa?"
"Rizka di culik!"
"What?! Kau serius?! Seru Aldo tak percaya.
Zidane mulai menceritakan semuanya pada Aldo, tentang penculikan Marizka dan tebusan uang 10 milyar.
"Jadi, preman-preman itu yang telah menculik Rizka? Bagaimana bila Rizka bisa di culik oleh mereka."
"Pasti selama ini, mereka selalu memantau aktivitas ku bersama Rizka."
"Jadi apa yang kau butuhkan dari ku, aku tidak bisa bantu berupa materi."
"Kau tahu tidak, di kota Borneo ada pembuatan uang palsu. Antar aku kesana untuk membuatnya."
"Tapi, bagaimana bila mereka tahu itu semua uang palsu."
"Setelah aku berhasil membebaskan Rizka, aku akan membawanya pergi dari kota London."
Bola mata Aldo terbelalak "Apa?! Kau sadar apa yang sudah kamu lakukan? Bagaimana dengan kuliah mu?"
"Aku sudah tidak perduli, kelurga ku sudah membuang ku! aku akan membawa Rizka pergi bersama ku ke kota lain. Aku masih memiliki uang sisa penjualan jam tangan branded ku dulu. Cukup untuk pindah ke kota lain."
"Tunggu! Apa sekarang kau mulai menyukai Rizka?! Tanya Aldo.
Zidane mengigit bibir bawahnya, bahkan ia tidak tahu dengan perasaan nya sendiri. Namun, setelah ia tidak bertemu dengan Rizka selama lima hari ini. Ada kerinduan yang membuatnya tidak bisa tenang.
"Sepertinya aku mulai ada perasaan pada Rizka, dan aku tidak ingin kehilangan lagi."
"Baiklah, ayok aku antar ke kota Borneo."
Aldo naik keatas jok motor Zidane. Motor mulai melaju dengan cepat menuju kota Borneo. 15 menit kemudian, motor sudah berhenti di sebuah rumah sederhana yang jarang penduduk.
Setelah turun dari motor, mereka berdua menemui pria pembuat uang palsu. Setelah berbincang dan mengetahui tujuan nya, pria tersebut segera mencetak uang palsu dengan bayaran 100 juta.
Uang-uang tersebut di masukkan kedalam dua koper besar yang sudah di susun rapih. Zidane mulai menghubungi ketua Genk tersebut dan menunjukkan uang di dalam koper dalam jumlah besar. Pria itu sontak terkejut dan hampir tak percaya melihat jumlah uang di dalam koper begitu banyak.
"Cepat tunjukkan di mana sahabat ku Rizka, bila kau tidak berbohong, uang ini akan jadi milik mu! Tapi kalau kau menipuku, uang ini bukanlah milik mu!" tukas Zidane tegas.
"Kau tidak usah khawatir, wanita itu ada bersama ku dengan aman!"
"Aku ingin kau buktikan dulu, sebelum uang ini berpindah tangan!"
Ketua Genk itu menyuruh anak buahnya untuk perlihatkan Rizka di depan kamera. Zidane dan Aldo dapat melihat sahabatnya sedang meringkuk dengan kedua tangan di ikat kebelakang dan mulut di tutup perekat. Rizka terus berontak dan menangis, sambil menatap dua sahabatnya di kamera, seakan memohon minta di selamatkan.
"Rizka, aku akan datang menjemput mu, kau bertahan lah!" seru Zidan.
Tiba-tiba vidio call di matikan. Zidane berusaha menghubunginya, tetapi di matikan, lalu terdengar suara notif pesan masuk. Zidane membuka pesan tersebut dan tertera alamat yang harus ia datangi.
"Varro, aku ikut bersama mu!"
"Tidak usah! Aku tidak ingin kau terlibat dalam penculikan Rizka. Rizka di targetkan karena aku berhutang pada mereka, walaupun pelakunya adalah Johny!"
"Baik, berhati-hatilah dan jaga dirimu baik-baik. Kembalilah dengan selamat." ucap Aldo sambil melepas kepergian Zidane dengan membawa dua koper uang palsu.
Zidane menyusuri jalanan yang terjal dan beraspal. Malam itu udara sangat dingin, sebab melewati pedesaan yang jauh dari penduduk. Disepanjang jalan menuju sebuah villa, jarang di temui lampu-lampu penerang.
Motor Zidane sudah berhenti dan berada di sebuah villa tua di pinggiran kota. Suasana tampak sepi dan mencekam. Ia membunyikan klakson untuk memberitahu pada mereka, bahwa dirinya sudah datang.
Dari dalam villa besar berlantai dua tersebut, keluar dua orang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar. Zidan turun dari motor sambil membawa dua koper di tangan kiri dan tangan kanannya.
"Aku sudah datang! Cepat bawa wanita itu pada ku!" seru Zidan
Tiba-tiba sebuah pintu terbuka dari dalam dan keluar seorang pria paruh baya yang wajahnya di penuhi brewok.
"Masuklah kedalam, kau lihat sendiri keadaan wanita itu!"
"Tidak! Aku tetap di sini dan bawa sahabat ku kesini! Aku tidak ingin kalian bermain curang!"
"Hahaha..." Pria itu terbahak. "Kau tidak usah takut! Aku tidak akan ingkar janji untuk melepaskan wanita itu! Sekarang berikan uang itu padaku!"
Zidane tetap pada pendiriannya. Ia tidak ingin tertipu "Tidak akan! Sebelum kau bawa sahabat ku kesini!"
"Dasar keras kepala!" teriak pria brewokan tersebut.
Tiba-tiba dari belakang punggung Zidane. Sebuah pistol sudah berada di kepalanya. "Serahkan uang itu dan masuklah kedalam villa!"
Zidan tidak dapat berbuat apa-apa lagi, melawan sama saja mati sia-sia. Zidan meninggalkan koper di luar dan berjalan masuk kedalam villa bersama pria di belakang punggungnya.
Pintu utama di buka, Zidan di dorong masuk kedalam, dan alangkah terkejutnya ia saat berada di dalam villa. Terdapat sosok pria yang ia kenal baik selama ini.
"Willy!" kenapa Kau bisa ada di sini?!" seru Zidan terkejut.
Pria itu duduk di kursi dengan kedua kaki di atas meja, sambil menyunggingkan senyuman sinis,
Dari dalam kamar, pintu terbuka lebar. keluar sosok pria tinggi tegap, yang tentu saja Zidane mengenalnya.
"Carlos!" pekik Zidane, bola matanya membulat sempurna, bersamaan jantungnya berdebar tak karuan. Dada Zidane turun-naik menahan amarah yang kapanpun bisa meledak.
Pria itu terbahak-bahak puas. "Hallo Alvaro?" sorry sudah membuat mu terkejut!"
"Jadi selama ini kalian berdua sudah menipu ku dan bersengkokol di belakang ku!
"Kau Willy!" tunjuk Zidane "Selama ini aku anggap baik, ternyata kau menusuk ku dari belakang!" teriak Zidane dengan amarah meletup-letup.
"Itu salah mu sendiri, kenapa percaya pada ku!"
"Bangsat kau!" teriak Zidane sambil menarik kerah baju Willy dan membenturkan nya ke dinding.
"Dimana Rizka!"Jangan coba-coba kalian menyakitinya!" bentak Zidane.
(Sebelum ada yang komentar kenapa nggak ada cctv? bunda kasih tahu duluan. Itu villa tua yang jauh dari penduduk dan tidak ada cctv, Oke!)
💜💜💜
Semoga ada yg menolongmu zidan
Jangan sampai kau berlama2 dipenjara
Sepertinya dari ke3 bersaudara nasibmu yg paling menyedihkan dan paling unik dan menegangkan
Lanjut bunda tambah penasaran jadi nya
duh kadihan bener zidane 😭😭😭