My Mafia Family

KABAR YANG MENGEJUTKAN

Menenangkan pikiran. Mungkin itu yang saat ini Selena ingin lakukan, dia pergi menemui anak-anak angkat Charlie yang ada di ruang perapian, tentu sampai di sana mereka tidak sendirian, Nora ada bersama mereka khususnya menemani Alma dan Miles, sedangkan Clara sibuk bermain ponsel sambil duduk santai di sofa panjang.

“Sepertinya menyenangkan!” kata Selena yang seketika membuat kefokusan mereka langsung tertuju ke Selena.

Wanita cantik itu segera ikut duduk samping Clara yang kini nampak was-was namun dia sudah tidak keberatan akan keberadaan Selena.

“Selena! Kau tidak mau bermain dengan kami? Ayo bermain bersama!” ajak Alma.

“Itu akan menyenangkan tapi sepertinya Clara ingin bertanya sesuatu. Bisa kamu menunggu sebentar?!” kata Selena begitu lembut sehingga anak itu mengangguk setuju.

Nora yang melihatnya sendiri bagaimana Selena berlaku lembut, tegas namun tenang, itu membuatnya cukup puas akan kinerjanya.

“Apa hukumannya masih berlaku?” tanya Clara yang kini tidak fokus lagi ke ponselnya. Ia duduk bersebelahan dengan Selena, tak ada wajah judes hanya ada rasa keingintahuan saja.

Sementara Damian berdiri arah masuk sambil bersandar miring, melipat kedua tangannya di perut.

“Semua itu berhasil, dia melihat sendiri bagaimana kalian masih bisa berubah.” Jelas Selena tersenyum kecil.

Mereka terdiam, namun Clara memperhatikan Damian sekilas yang tersenyum penuh arti saat menatap Selena. Hingga Clara kembali menatap wanita itu. “Apa ada sesuatu yang lain lagi? Sepertinya sedang tidak baik-baik saja.”

“Semuanya baik-baik saja. Santai saja!”

“Ayolah nona Dakota! Aku bukan anak kecil lagi. Usiaku sebentar lagi akan 19 tahun.” Ujar gadis itu menatap lekat Selena yang tersenyum miring.

“Yeah... ” balas Selena. Dia mulai terdiam, melipat kedua tangannya di depan perut seraya bersandar dan tatapan mengarah ke bawah. Beberapa detik, Selena mengigit bibir bawahnya sebelum dia menyampaikan kabar.

“Aku akan menikah dengan Mr. Charlie.”

Sorot mata seketika langsung mengarah ke Selena, begitu juga dengan Nora yang ikut terkejut. Sedangkan Damian menyeringai kecil lalu menggeleng kecil dan pergi.

Udara dingin dan suara hujan mengisi keheningan diantara mereka usai mendengar ucapan Selena barusan.

“Dia mau menikah denganmu?” kata Clara tak percaya.

Selena hanya mengangguk yakin. Alam tersenyum melihat ke arah Selena. “Selamat untuk kalian!” kata anak itu yang terlihat senang.

“Aku pikir Charlie tidak normal karena tidak menikah-menikah.” Kata Miles tak percaya, ucapan nya santai namun setiap katanya benar-benar mengejutkan.

“Selena, jangan bermain-main. Kau mengatakannya kepada— ”

“Andai saja ini hanya permainan Charlie mungkin aku akan senang. Tapi inilah kenyataannya, kami akan menikah. Alasannya, itu menjadi urusan kami berdua.” Jelas Selena sehingga mereka sama-sama diam.

Nora sendiri tak percaya, wanita seperti Selena akan menjadi nyonya di Mansion Bellucci.

“So... Apa sebentar lagi kami akan memanggilmu, Mom?!” sindir Clara tersenyum kecil sebagai candaan semata.

“Jika mau. Tapi panggil saja sesuai keinginan kalian. Hffuuu...” Selena segera turun dari sofa dan duduk di dekat Miles dan Nora.

Tentu, mereka menikmatinya bersama, tak sesekali Selena bertanya dan mendengarkan cerita soal kehidupan Nora yang hidup sendirian setelah suaminya meninggal. Dia juga wanita yang divonis mandul.

Jika Miles dan Alma serta Selena sudah tahu soal Clara dan Damian yang merupakan anak-anak dari sebuah keluarga harmonis yang tiba-tiba retak karena orang tuanya dibunuh—kata Damian. Kini Selena beralih ke Miles yang fokus memperbaiki jam kecil milik Alma.

“Bagaimana denganmu? Apa kau masih ingat bagaimana Charlie mengajak mu kemari? Atau mungkin kau juga memiliki keluarga seperti Clara dan Damian sebelumnya?” tanya Selena.

“Tidak. Aku tidak punya keluarga sejak lahir. Yang kutahu, orang tuaku tidak ada.” Katanya dengan suara tenang dan kefokusan mata yang masih sibuk di jam yang dia perbaiki.

Selena, Nora dan Clara terdiam mendengarnya.

Hingga Selena menarik napas dalam-dalam dan tak sabar ingin mendengar penjelasan dari Charlie mengenai asal-usul keempat anak angkatnya itu.

“Bagaimana denganmu?” tanya Nora.

“Ya... Kau bisa bela diri, sangat menakjubkan!” kata Clara.

“Dan bermain senjata.” Sambung Miles yang kini membuat Selena seperti terpojok.

“Apa kau mantan tentara?!” tebak Alma yang asal bicara dan tersenyum menatap Selena.

Wanita itu tersenyum kecil dan menggeleng. “Bukan. Aku hanya warga biasa yang mencoba mencari nafkah untuk kebutuhan setiap harinya. Orang tuaku sudah meninggal cukup lama, itu sebabnya aku merantau. Dan ayah ku... Dia seorang tentara, dia yang mengajariku bela diri, mengenal senjata dan sebagainya.”

“Kenapa?” tanya Alma penasaran.

“Untuk menjaga diri saat dia pergi jauh dan lama dariku.” Balas Selena yang terdiam seraya tersenyum tipis dan sedikit melamun saat dia mengingat kembali akan ayahnya.

Mereka kembali diam dan ikut berduka atas kepergian orang tua Selena.

Hingga dari arah lain, anak buah Charlie bergegas ke ruangan bos-nya, dan tentu saja semua itu ada alasan nya.

“Sepertinya ada masalah. Ayo kalian masuk lah.” Pinta Nora kepada ketiga anak angkat Charlie yang saat itu langsung dipatuhi oleh Clara yang segera membawa kedua saudara nya ke kamar masing-masing.

Sementara Selena dan Nora segera menuju ruang tamu lebih tepatnya sedikit ke sisi kanan dan mengintip lewat jendela besar tertutup gorden putih polos.

Dua mobil hitam datang, saat seorang wanita cantik keluar dari salah satu mobil, diikuti oleh beberapa bodyguard di belakangnya.

“Di mana Charlie? Aku ingin bertemu dengannya.” Kata Jennifer yang tak ada habisnya.

Han menatap tegas berdiri seolah menghalangi mereka sendirian dengan berani.

“Tuan Charlie akan menyusul. Apa yang kau inginkan?” tegas Han.

Wanita itu menyeringai kecil. “Aku hanya akan bicara dengan pemimpin Bellucci!”

“I'm here! (aku di sini)!” balas Charlie yang baru keluar rumah dengan mengenakan jubah tidur warna hitam bergaris merah gelap dan celana hitam kelombor. Dada bidangnya nampak mengintip, dan tatapan mata hijau Charlie yang tegas memiliki aura tersendiri.

Melihat keberadaan pria itu, Jennifer sangat puas akan ketampanan Charlie.

“Kedatanganku masih sama. Tapi kali ini aku akan membicarakan soal Nikolai Draven.” Kata Jennifer yang membuat Han berkerut alis. Begitu juga dengan Selena yang mengenali nama tersebut.

“Katakan.”

“Dia merekrut seorang pembunuh yang membunuh ayahku. Dan aku percaya, namun aku sadar kuasa ku tidak begitu besar dan tidak seimbang dengannya. Jika kau bersedia membantuku, maka aku akan memberitahumu sesuatu soal Nikolai.” Kata Jennifer yang seolah ingin bekerjasama.

Charlie menatap tegas dan tenang. Dia mengerti maksud Jennifer.

“Aku tidak membutuhkan itu. Anak buahku bisa melakukannya sendiri.” Kata Charlie yang berbalik masuk.

“Dia yang mengirim ku kemari untuk menyampaikan semua ini. Kau tahu maksudku Mr. Charlie... Bahwa semua ini adalah permainan taktik darinya, berhati-hatilah. Karena Bellucci dalam bahaya saat dia tahu Seda ada di sekitarmu!” kata Jennifer menyeringai kecil lalu melenggang pergi, masuk ke mobilnya.

Sementara Charlie masih terdiam membelakangi halaman luasnya, tatapan tajamnya benar-benar memiliki arti tersendiri. Dan Selena? Wanita itu mengamatinya meski tak terlalu mendengar percakapan tadi, namun dia yakin Nikolai akan mencarinya.

“Dasar pria sialan.” Gumam Selena kesal sendiri dengan Nikolai.