NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31.

Beberapa hari kemudian . Kabar tentang pernikahan Pardi dan Sanah tersebar di dusun itu dan terus menyebar sampai ke satu desa. Bahkan ke desa desa lain. Kabar menyebar lebih cepat dari kabut pagi.

“Pardi lan Sanah arep kawin nang loji! Sing mantu... Nyi Kodasih dewe!”

Pardi dan Sanah akan menikah di loji! Dan yang mengadakan pesta pernikahan ... Nyi Kodasih sendiri!

Di kebun kebun, di sawah, di pasar yang beberapa hari lalu sibuk dengan pembicaraan soal Belanda yang menyerah dan berita kedatangan tentara Jepang. Kini riuh oleh berita yang lebih menggetarkan. Mulut-mulut yang dulu berani mencibir Nyi Kodasih yang akan terusir dari loji, kini hanya berbisik, penuh rasa takut dan penasaran.

“Lha... Sanah kok gelem dinikahke nang loji, piye toh?”

“Apa ora wedi karo arwah Tuan Menir sing iseh gentayangan kae?”

“Sing lebih medeni maneh... berita soal serdadu Jepang itu, lho...”

Satu per satu warga mulai mendengar kabar aneh lain dari mulut para penjaga dan pegawai loji yang tidak sengaja melihat: Seluruh rombongan tentara Jepang yang sebelumnya datang untuk mengambil alih loji, hilang tanpa jejak.

Tak ada laporan resmi. Tak ada penjelasan dari atasannya.

Dan yang paling mencurigakan: Komando Jepang di kota juga bungkam. Seolah tak pernah mengirim siapa pun ke loji yang sudah ditandai itu.

Namun, dari antara semua kabar itu, satu berita paling mencengangkan mulai tersebar dari mulut ke mulut:

“Jangankan tentara Jepang, panglimane neng kota sing njaluk loji kuwi... saiki malah koyo wong edan. Dadi mayit hidup, bengong terus. Mung mbelalak, tanpa suara.”

(Jangankan tentaranya. Panglimanya di kota yang sempat menuntut loji itu... kini seperti mayat hidup. Hanya menatap kosong, tanpa suara.)

Waktu pun terus berlalu, hari pernikahan Pardi dan Sanah pun telah tiba.

Bendera kain warna warni dipasang di tiang tiang bambu tua di depan gerbang besi loji. Hiasan janur kuning terayun pelan tertiup angin.

Sanah berdiri kaku di dalam kamar tamu perempuan. Dandanan tipis menghias wajahnya, namun mata itu menyimpan ketakutan dalam diam. Mbok Piyah sibuk membenarkan sanggul di rambutnya, meski tangannya sendiri gemetar.

“Tenang, Nduk. Hari ini... hari bahagiamu.”

Sanah tak menjawab. Tapi matanya sempat melirik ke cermin, seolah ingin melihat sesuatu di balik bayangannya.

Si Mbok nya Sanah yang berdiri di dekat Sanah, berucap lirih, sambil membelai lembut dagu Sanah..

“Kowe sing nurut, manut wae karo Nyi Kodasih.. Nduk.. ojo gawe duka ne Nyi Kodasih..”

(Kamu yang patuh saja sama Nyi Kodasih, Nak .. jangan membuat marah nya Nyi Kodasih..)

---

Di ruang depan , tempat foto besar Tuan Menir tergantung, telah dipasang pelaminan sederhana. Tapi suasana ruang itu tetap seperti semula. Dinding yang lembab, lantai ubin kelabu dingin, dan aroma kemenyan yang terus menyengat, menutupi bau tanah basah. Meskipun jendela jendela dan pintu pintu di loji itu dibuka lebar lebar.

Nyi Kodasih berdiri mematung, mengenakan kebaya hitam berbordir emas. Sorot matanya tajam namun teduh. Tak satu pun berani menatapnya langsung. Bahkan Pak Mandor Yatmo yang biasa paling galak di perkebunan kopi, kini hanya berdiri di pojok ruangan, membenarkan kerah bajunya berulang-ulang.

Di luar, tamu-tamu mulai berdatangan. Tapi bukan hanya warga dusun. Beberapa tamu asing, berkulit pucat, mengenakan jas tua, bercampur dengan para penduduk. Mereka adalah misionaris yang ditugaskan di desa itu.

Mereka tak bersuara. Tapi hadir. Dan semua merasa... ada yang ganjil.

---

Upacara dimulai

Pardi berdiri tegak, mengenakan baju beskap putih. Senyumnya gugup. Tapi di matanya, ada cinta yang tulus. Ia menatap Sanah yang kini berjalan perlahan, diiringi suara gamelan pelan yang datang dari arah loteng. Padahal tak ada gamelan di loteng. Asap kemenyan terlalu pekat menusuk hidung para tamu.

Saat kedua mempelai duduk di pelaminan, Nyi Kodasih maju perlahan. Ia berdiri di depan mereka, lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

“Hari ini,” ucapnya dengan suara yang menggema ke seluruh penjuru loji, “Kalian semua lihat, aku masih berdiri di sini, tidak ada yang bisa mengambil alih loji ini dari tanganku.”

“Nyonya Wihelmina istri sah Tuan Menir pun tidak berhak. Apalagi hanya orang asing pendatang baru. Jangan coba coba sekali lagi untuk mengganggu loji ini, perkebunan kopi dan seluruh pegawainya!”

Udara mendadak dingin. Langit sedikit meredup.

Arjo dan Kang Pono turut terdiri di antara para tamu.. Namun Tiyem tidak berani datang, dia hanya menitipkan bungkusan kecil yang berisi kain hasil sulaman tangannya. Untuk hadiah buat Sanah temannya.

“Jo apa sesuatu yang kamu takutkan akan terjadi?” bisik lirih Kang Pono pada Arjo.

Arjo hanya mengangguk pelan..

“Tapi tidak saat ini Kang..” ucap Arjo lebih lirih dari suara Kang Pono.

Malam setelah pesta

Setelah tamu terakhir meninggalkan halaman loji yang mulai dilingkupi kabut tipis, Sanah dan Pardi melangkah pelan menuju kamar pengantin yang telah disiapkan. Suara gamelan yang tadi mengalun pelan kini benar-benar menghilang, digantikan oleh kesunyian malam yang begitu kental. Hanya suara gesekan dedaunan dan gelegak api obor yang perlahan padam di kejauhan yang masih terdengar samar.

Kamar itu terletak tepat di samping kamar Nyi Kodasih. Begitu mereka membuka pintu, aroma kemenyan yang pekat langsung menyergap, bercampur dengan wangi tajam bunga empat rupa. Padahal jendela dan pintu kamar telah tertutup rapat, bau itu seperti muncul dari dalam tembok saja.

Sanah duduk di tepi ranjang kayu ukiran tua. Matanya terus menatap lantai ubin kelabu yang semakin dingin. Suaranya nyaris tak terdengar ketika ia berkata,

“Kang… aku kok deg-degan terus ya... takut banget…”

Pardi menatap istrinya yang baru dinikahinya siang tadi. Tangannya perlahan mengusap punggung Sanah, mencoba memberi ketenangan, meski hatinya sendiri tak sepenuhnya tenang.

“Tidak harus malam ini, Nah… Yang penting kamu jangan keluar dari loji,” ucap Pardi lirih.

Sanah mengangguk pelan, tapi wajahnya tetap diliputi cemas.

“Meskipun tentara Jepang sudah nggak berani masuk ke loji, aku masih takut mereka berkeliaran di dusun ini...” ucap Pardi lagi.

Sanah menggigit bibirnya. Suaranya mulai bergetar.

“Bukan itu yang aku takutkan, Kang… Kata Nyi Kodasih, kita harus menempati kamar ini terus… selama kita bekerja di sini.”

Ia menatap Pardi dengan sorot mata yang sulit dijelaskan, antara ketakutan, keputusasaan, dan rasa ingin lari sejauh mungkin.

“Ini bukan hal yang biasa, Kang. Mbok Piyah dan Pak Karto saja yang sudah puluhan tahun kerja di loji, mereka tidurnya di kamar belakang, bareng para pekerja lain...”

Pardi menghela napas panjang.

“Tapi kita tidak bisa menolak kemauan Nyi Kodasih, Nah…”

Sanah menunduk. Suaranya nyaris tak terdengar saat ia berkata,

“Kang… apa kita kabur saja… kayak Tiyem…”

Sebelum Pardi sempat menoleh ke arah Sanah, apalagi menjawab, sebuah suara memecah ketegangan.

Tok… Tok… Tok…

Tiga ketukan pelan tapi berat, terdengar dari arah pintu. Tak ada suara langkah sebelumnya. Hening. Dan dingin yang tiba-tiba menjalari tengkuk mereka.

Sanah mencengkeram lengan Pardi. Nafasnya tercekat.

“Kang… itu siapa…?”

Pardi menelan ludah..

1
N Wage
haiiish...mumet aku...
N Wage: bukan mumet bacanya kak...mumet ma masalahnya/Grimace/
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
aduh ruwet.. 😥 ini baru nayu kudasi kolab sama menil ya blom ketemu sama gusti junjungan nya yg suka pelil 🙄
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: Yayuk tak tertandingi 😚
total 10 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kasian tiyem kalau jadi korban 😥
Ai Emy Ningrum: tiyum online 😘😚😙
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
wiiih... 😱😱
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: rakyat lebih membutuhkan cabe ketimbang kumpeni 🤭
total 11 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem banget tapi penasaran 🤭
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
YuniSetyowati 1999
Masih ada manusia yg tinggal saja aura rumah dan kamar2nya sehoror itu apalagi jika di kosongkan.Seandainya Loji itu nyata,pasti serem banget auranya.
YuniSetyowati 1999: Iyo 😅
total 2 replies
YuniSetyowati 1999
Kodasih masih jadi manusia biasa saja sudah serem.Apalagi saat sudah jadi dukun mumpuni.Tumnal orang yang mencintai dengan tulus mungkin tumbal pertama Kodasih jadi agak berat di pikiran tp setelah itu pasti tumbal2 berikutnya akan berjatuhan dengan entengnya.
Ai Emy Ningrum: kopi nya kak 😚☕
total 3 replies
YuniSetyowati 1999
Benar mbok.Ikatan tuan menir dan nyi Kodasih tak kan terputus.Ikatan yang terikat tanpa tali pengikat takkan pernah bisa terputus.Ikatan yg telah mengikat hati tanpa ada hati.Ikatan yang telah mengikat cinta tanpa cinta.Dan ikatan yang telah mengikat jiwa dengan sesuatu yang tak bisa diterima dengan akal sehat.
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek nama ratu Belanda istrinya menir
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: generasi penerus jurig 👻🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 12 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek mana bayangan tersenyum..🤔
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
hayoo siapa yg memamgil mu tiyem

nahh dag dig duga lah kau tiyemm
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: lha jelas kan dia lagi cinta sm kang pono wkwkwkk
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
waduhh mau ngapain yaa
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: bajar bebek enakp tuh mbk ning
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
lhoo aneh kenapa
ada apa ini yaaa
apa yg terjadi coba
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
tp 7 hari 7 malem kok udh ada ygbke situ pula apa g gagal yaa
Its just a lunch
ganti cover ya thor...😄💪
Arias Binerkah: diganti Ntoon Kak, cover yang aku buat tak menarik 🙈🙈
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem ya udah meninggal aja masih aja gentayangan 🤭
YuniSetyowati 1999
Tuan Menir pasti tidak mengijinkan.Karena jiwanya sudah terikat di Loji tersebut.
YuniSetyowati 1999
Kidung Asmorodono kidung cinta yang membara.Penafsiran arti kidung Asmorodono tergantung dari yang melantunkan/menyanyikan & yang mendengar.Ada yg menafsirkan perasaan cinta yang membara kepada sang pencipta,ada yang menafsirkan perasaan cintanya yg menyala2 pd lawan jenis.
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: yoo wis ok lah kyo ne sak ono wae
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!