NovelToon NovelToon
Adzadina Istri Sang Gus Rahasia

Adzadina Istri Sang Gus Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Penapianoh

Pesantren Al-Insyirah, pesantren yang terkenal dengan satu hal, hal yang cukup unik. dimana para santriwati yang sudah lulus biasanya langsung akan dilamar oleh Putra-putra tokoh agama yang terkemuka, selain itu ada juga anak dari para ustadz dan ustadzah yang mengajar, serta pembesar agama lainnya.
Ya, dia adalah Adzadina Maisyaroh teman-temannya sudah dilamar semua, hanya tersisa dirinya lah yang belum mendapatkan pinangan. gadis itu yatim piatu, sudah beberapa kali gagal mendapatkan pinangan hanya karena ia seorang yatim piatu. sampai akhirnya ia di kejutkan dengan lamaran dari kyai tempatnya belajar, melamar nya untuk sang putra yang masih kuliah sambil bekerja di Madinah.
tetapi kabarnya putra sang kyai itu berwajah buruk, pernah mengalami kecelakaan parah hingga membuat wajahnya cacat. namun Adza tidak mempermasalahkan yang penting ada tempat nya bernaung, dan selama setengah tahun mereka tidak pernah dipertemukan setelah menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAY ONE DI UNIVERSITAS

Adza menghabiskan waktunya dengan santai di apartemen selama dua Minggu. Dia tidak ikut dengan acara keluarga mertuanya, karena masih merasa sungkan dengan keluarga Kyainya itu.

Walaupun dia sudah menjadi menantu di dalam keluarga Firdaus tapi tetap saja dia merasa tidak leluasa karena tidak ada Azka di sana.

Selama ini dia hanya makan, tidur dan menonton lalu mengerjakan beberapa urusan pekerjaan yang di berikan oleh Rahman padanya.

Dia juga sempat belanja untuk kebutuhan kuliahnya yang kurang, sampai akhirnya pada hari ini adza ke kampus dengan mengenakan sebuah gamis yang terbuat dari bahan sutra yang lembut dan polos.

Tetapi dia tetap berpenampilan sederhana dan tidak mencolok. Gamis putih dan juga ransel yang di bawanya berisi laptop dan juga beberapa peralatan kuliah, cukup untuk membuatnya terlihat seperti gadis yang modis apalagi dia menggunakan sepatu senada yang dari bentuknya saja sudah terlihat mahal.

Setelah memastikan semuanya selesai, adza turun menggunakan lift dan tidak akan di antar oleh siapa-siapa karena walaupun seharusnya mungkin ada anak baru di Universitas yang pertama kali di antarkan oleh orang tuanya, adza tidak bisa merasakan hal itu lagi karena tidak lagi memiliki orang tua.

"Kuharap intan sudah datang."

Hari pertama berada di kampus, sendirian dan mahasiswa baru pula, bukanlah hal yang bagus. Walaupun universitas yang dia masuk itu termasuk universitas yang high, hanya anak-anak penerus yang kuliah di sana atau orang-orang yang mampu, tapi tetap saja dia tidak akan merasa nyaman karena dia sendirian.

Begitu dia sampai seorang satpam langsung mengatur parkiran para mahasiswa yang menggunakan mobil.

Adza keluar dari dalam mobilnya setelah parkir dan dia bisa melihat universitas swasta yang dia masuki ini sangat luas, bersih dan gedungnya tinggi.

Dia sempat terdiam selama beberapa saat melihat mahasiswa yang berkeliaran, tapi setelahnya dia berjalan ke arah yang banyak di tuju oleh orang-orang sambil mencari apakah intan sudah ada atau belum.

"Di mana dia ya?" gumamnya lalu membuka ponselnya dan berniat untuk mengirimkan pesan.

Tetapi dia malah duluan melihat pesan dari Azka yang masuk dua menit lalu.

"Selamat menjadi mahasiswi, Za ... Kalau sudah sampai di Universitas jangan lupa kabari."

Adza tersenyum lalu membuka bagian kamera lalu mengambil photo gedung universitas di hadapannya.

"Aku sudah sampai, baru saja."

Terkirim.

Setelah itu adza mengirimkan pesan pada intan dan bertanya lokasi sahabatnya itu.

"Sebentar lagi sampai, Za ... Jangan masuk duluan, tunggu di luar ya."

Adza tersenyum dan membalas.

'Oke', sebelum akhirnya dia menoleh ke arah gerbang dan menunggu dari tempatnya berdiri.

Beberapa mahasiswa laki-laki memperhatikannya tapi tak ada yang menyapa karena wajah adza juga terlihat seperti tak mudah di dekati.

Dari almamater yang di tentengnya, terlihat jelas kalau dia seorang mahasiswa baru yang akan mengikuti program ospek.

"Adzaaaaaa!"

Adza tersenyum melihat kedatangan intan. Dia di antarkan oleh orang tuanya, makanya terlihat bar-bar.

Sedikit informasi, tanggal pernikahan intan dan Farel sedikit berubah dan adza belum mengetahui kapan tepatnya sahabatnya ini akan menikah.

"Ya Allah, kamu cantik sekali! Wajah kamu dewasa walau masih imut sih! Tetapi berbeda sekali dengan wajah kamu ketika masih menjadi santriwati," ujar intan ketika dia dekat dengan adza yang memakai pakaian tidak murah.

Dia tahu itu.

"Biasa saja, aku hanya mengubah sedikit look makeup-ku. Menyesuaikannya dengan jurusan yang kupilih dan keadaan yang tidak lagi sama."

"Dulu di pesantren kita tidak bebas menggunakan makeup sembarangan tapi di sini aku harus menggunakannya walaupun hanya tipis." adza berkata santai membuat intan tersenyum.

"Kamu sudah kirimkan photo pada Gus Azka? Beliau pasti klepek-klepek melihatmu sekarang."

Adza berdecak membuat intan tertawa. adza masih sempat menyapa orang tua intan sebelum akhirnya mereka berjalan masuk ke dalam area universitas.

Karena mereka belum mendapatkan aba-aba dari pihak universitas dan juga masih menunggu waktu masuk sesuai dengan jadwal, mereka menuju taman dan duduk di sana.

"Kamu sudah sarapan?" tanya intan membuat adza mengangguk.

"Ya, kamu?"

"Sebenarnya bisa di katakan sudah tapi juga bisa di katakan belum. Karena aku hanya makan sedikit tadi, aku sedikit bangun kesiangan, Za, makanya aku tidak bisa datang dengan cepat. Alhasil aku hanya mengurangi sarapanku, nanti aku akan mencoba makan di kantin, kalau harganya tidak mahal," ujar intan membuat adza tersenyum.

"Aku juga mencari yang murah-murah, soalnya aku menggunakan uang yang di berikan oleh Gus. Aku tidak mungkin menghabiskan pencariannya dengan cara yang kasar seperti memesan makanan yang mahal."

Intan meringis dan menatap ke arah depan. Dia menatap banyaknya mahasiswa laki-laki yang mencuri pandang pada adza yang tetap diam dengan auranya yang tenang.

Intan tidak merasa heran lagi, sikap adza memang berbeda dari kebanyakan gadis, karena dia bukan gadis yang di didik untuk memamerkan harta atau merasa senang dengan pujian atau tatapan orang lain, melainkan dia di didik untuk menjadi pemimpin perusahaan.

"Tetapi dia memang cantik sih, di lihat dari manapun juga dia cantik."

Intan menarik napas pelan melihat ulah adza yang malah santai memainkan ponselnya, sedang bertukar pesan dengan Azka.

"Hai ..."

Intan kaget mendengar suara sapaan dari seorang pria yang ada di hadapan mereka. Sementara intan kaget, adza malah mendongak dengan santai dan menemukan seorang pria yang terlihat tersenyum lebar padanya.

Dari penampilannya dan dari raut wajahnya dia terlihat seperti bukan anak seangkatan mereka, lebih ke seorang kakak tingkat karena dia tidak menggunakan almamater yang sama.

"Perkenalkan, namaku Radit."

Tanpa sungkan sama sekali pria itu mengulurkan tangannya, seolah ingin berjabatan tangan dengan adza yang malah tersenyum kecil.

"Maaf, bukan mahram."

Pria itu tampak membulatkan matanya dan menarik tangannya buru-buru.

"Oh, maaf, aku sudah tidak sopan. Tetapi, boleh dong aku tahu nama kamu?" tanyanya membuat adza tersenyum kecil, lagi.

Dia bangkit dari duduknya, lalu menangkupkan tangannya di depan dada dengan sopan dan itu membuat pria yang bernama Radit tadi melihat sebuah cincin yang terpasang di jari manisnya dengan begitu indah.

"Adza," balasnya pendek tapi tetap sopan membuat Radit menatap intan sejenak.

"Intan."

Radit tersenyum canggung. "Kamu ... Emm?" tanya Radit seraya mengarahkan tangannya ke jari manis adza. "Sudah married?" tambahnya membuat adza menatap jarinya.

"Iya, sudah."

"Ah, sayang sekali."

Adza menatapnya yang jelas merasa kecewa itu dengan tatapan santai dan itu membuat intan merasa sangat kagum.

Sikap adza benar-benar semakin berbeda, dia terlihat semakin dewasa menanggapi orang-orang yang mungkin akan mengungkit status atau secara terang-terangan menyukainya.

"Kamu?" Radit beralih ke intan.

"Kamu juga sudah?" tanya radit lagi, seolah merasa akrab karena tidak ada nada-nada pengusiran dari kedua gadis di hadapannya itu itu.

"Bukan sudah, tapi belum." intan berkata sambil tersenyum kecil.

"Saya akan menikah dalam bulan ini, InsyaAllah. Ayo, Za," ajak intan yang merasa sangat cepat tidak nyaman dengan apa yang menjadi pembicaraan mereka.

Dia enggan berlama-lama di hadapan orang yang tak di kenalnya.

Sementara adza malah setuju saja, mereka pamit dan pergi dari hadapan Radit yang tampak menatapi dengan tatapan rumit.

Tak peduli dengan tatapan para mahasiswi yang menatap ke arahnya dengan penuh kekaguman.

"Yang cantik memang biasanya sudah ada yang punya." radit bergumam seraya menarik napas.

"Sayang sekali"

1
Dewi Payang
Kira² meleleh gak tuh si Adza🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang
Uwow Akhirnya Azka menghubungi Adza....😍
Aquarius97 🕊️
weeeeee... rupa2nya ada yg jatuh cintrong duluan nih yeee heheheh
Aquarius97 🕊️
akhirnya aaa... jingkrak2 gak Lo Adza haha
Pray
sebenarnya ketika dilamar tuh yang paling berat ambil keputusan ya cewek sih. apalagi dengan sistem tiba tiba kek gini
Pray
apakah kebanyakan santriwati setelah lulus banyak yang sudah dilamar ya. apakah kek tradisi ini
barbie❤
siap thor💪
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
Banyak orang akhirnya berjodoh bukan dengan sosok yang dulu mereka harapkan, tapi dengan seseorang yang justru lebih cocok untuk perjalanan hidupnya 😌
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
Sebenarnya, dari dulu emang kelihatannya cowok yang lebih punya kendali soal pilih pasangan, soalnya mreka yg biasanya melamar 😗
Xlyzy
seharusnya enggak ya soal nya kan bakal jadi suami masak iya wajah suami sendri ga tau bisa bisa nanti malah salah wajah lagi/Facepalm/

itu sih menurut ku ga tau deh kalok menurut anak pondok
Jemiiima__
harusnya percaya diri aja azkaa yg penting akhlakmu dan niat seriusmu untuk adzaa
Jemiiima__
bang faiznl inimah kau naksir adza jg ya?
Ceyra Heelshire 👻
ngak ada yg namanya makhluk yang jelek, yg utama bisa ngerawat diri aja
Lonafx
belum tentu sih.. siapa tahu si Gus bener-bener mau niat berumah tangga krna ibadah.. klo udh niatnya ibadah, ya siapa pun istrinya, pasti dia nnti akan bisa mencintai istrinya dg baik
iqbal nasution
💪💪💪
Nurika Hikmawati
Alhamdulillah... adza mau menerima lamarannya. Bismillah ya Adza
Nurika Hikmawati
jangan jadi insecure begitu adza... ada pepatah yg blg, save the best for the last. inilah kamu! bukan brarti kamu tdk ckp baik hanya karena blm ada pelamar
Nurika Hikmawati
Sepertinya dia pria yg baik, Adza. cuma mgkn sdkt introvert aja.
iqbal nasution
💪👍
@dadan_kusuma89
Hadeh, alasan cap opo itu, Azka! Kamu harus Gentelmen! tunjukkan apa adanya wajahmu saat ini. Adza berhak tau, dia adalah calon istrimu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!