NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:555
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Artinya Kata Cinta Lagi

Suasana di dalam kamar utama mansion begitu dingin. Aroma obat dan wewangian aromaterapi menyelimuti udara kamar itu. Ruangan yang sangat besar itu didekorasi ala klasik Eropa dengan nuansa warna putih dan emas. Ada sebuah ranjang kayu ukiran halus menjadi pusat perhatian Jennifer. Di atas ranjang itu, ada Rosalinda yang sedang terbaring lemas. Rambut pirangnya terurai lemah di atas bantal sangat kontras dengan wajahnya yang pucat bagai salju.

Tubuhnya Rosalinda diselimuti kain lembut dan di samping kanan Rosalinda ada Ricardo dengan wajah sendunya. Jennifer berjalan mendekati Rosalinda, lalu berlutut di samping kirinya Rosalinda. Jennifer menatap sedih ke wajahnya Rosalinda. Hatinya Jennifer terenyuh dengan kesehatan Rosalinda yang dua hari belakangan ini memburuk. Jennifer menggenggam tangan kirinya Rosalinda. Tak terasa air matanya mengalir lembut di pipinya. Menangis tanpa suara, hal yang sudah biasa dilakukan oleh Jennifer.

"Mommy cepat sembuh ya, Jennie mau mengajak Mommy main hujan di taman belakang, main di bukit, main di danau dan main di mana saja. Jennie sedih melihat Mommy sakit, Jennie bahagia melihat Mommy sehat. Hari ini hari pertama Jennie belajar di kantor Daddy Ricardo setelah Jennie terapi. Jennie akan belajar sungguh-sungguh supaya bisa membahagiakan Mommy. Mommy cepat sembuh ya," ucap Jennie polos.

Rosalinda membuka kedua matanya secara perlahan, lalu menoleh ke Jennifer dan berucap, "Mommy pasti cepat sembuh, Nak. Besok kita main. Belajarlah yang rajin ya Sayang. Jangan menangis lagi Anakku."

Jennifer langsung menyeka air matanya, lalu berujar, "Iya Mommy."

"Ayo Jennie, kita berangkat sekarang," ucap Liona yang berpura-pura lembut sambil berdiri di ambang pintu kamar utama.

"Sayang, aku berangkat kerja dulu," ucap Ricardo sendu, lalu mengecup keningnya Rosalinda.

"Mommy, Jennie pergi dulu, Mommy hari ini harus tidur yang banyak, biar besok bisa main denganku sepuasnya."

"Ok, anak Mommy yang cantik," ucap Rosalinda lemah. "Liona, jika Tristan sudah kembali dari Kanada, suruh dia menemuiku," lanjut Rosalinda lembut tapi tegas sambil menoleh ke Liona.

"Sayang, kamu tidak usah memikirkan itu, mereka sudah besar dan sudah bisa mengatur kehidupan mereka," protes Ricardo dengan nada suara yang lembut sambil menoleh ke Rosalinda.

"Mommy tenang aja, aku pasti menikah dengan Tristan, tapi tidak untuk waktu dekat ini," samber Liona yang masih pura-pura lembut sambil menoleh ke Rosalinda.

"Mommy hanya ingin kalian tidak melakukan itu lagi sebelum kalian menikah, Mommy sangat khawatir denganmu Liona," ucap Rosalinda lemas sambil menoleh ke Liona.

"Liona, sebaiknya kamu dan Jennie berangkat duluan, saya ingin bicara dulu istri saya," titah Ricardo tegas yang membuat Liona kesal.

"Baik Tuan."

Sedetik kemudian Liona menarik tangan kanannya Jennifer dengan kasar sehingga tubuhnya Jennifer berdiri. Menggandeng tangan kanannya Jennifer, lalu mengarahkan tubuh mereka keluar dari kamar itu. Dengan rasa kesal, Liona menggiring tubuhnya Jennifer untuk keluar dari mansion itu. Berjalan terburu-buru menyusuri lorong di lantai dasar mansion itu. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Ronald. Seketika mereka menghentikan langkah kaki mereka ketika berhadapan dengan Ronald.

"Bagaimana kabarnya Mommy, Liona?" tanya Ronald datar setelah menghentikan langkah kakinya di hadapan Liona dan Jennifer.

"Sudah lebih baik dari kemarin," jawab Liona santai.

"Oh ya, ini beberapa berkas dan juga cek untuk membayar biaya pelunasan sekolahnya Jennie. Bilang ke pihak sekolahnya, berkas yang lainnya menyusul," ujar Ronald sambil memberikan sebuah map biru tua ke Liona.

"Baik Tuan Ronald," ucap Liona sambil menerima map itu.

"Di mana Tuan Ricardo?"

"Masih di dalam kamar utama."

Ronald menoleh ke Jennifer, lalu berucap dengan lembut, "Belajarlah yang rajin ya Dek."

"Baik pangeran," ucap Jennifer ceria.

"Jangan panggil aku pangeran, panggil aja Kak Ronald ya."

"Iya Kak Ronald."

Tak lama kemudian Ronald mengusap puncak kepalanya Jennifer, lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar utama mansion. Sedangkan Liona dan Jennifer melanjutkan langkah kaki mereka menuju pintu utama mansion itu. Menyusuri lobi, berjalan keluar melalui pintu utama yang sudah terbuka. Berjalan menuju ke sebuah mobil yang sudah disiapkan. Mereka masuk ke dalam mobil di bagian penumpang belakang. Pintu itu ditutup oleh supir. Kemudian mobil itu melaju dengan hati-hati.

Suasana di dalam mobil itu hening. Jennifer mengalihkan pandangannya ke jalanan yang lumayan ramai. Liona membuka resleting tas jinjingnya. Merogoh isi dalam tasnya, lalu mengambil smartphone miliknya. Menyentuh beberapa ikon untuk menelpon Tristan, kekasih statusnya. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo Sayang, kamu sudah sampai di apartemen kamu?" ucap Liona manja.

"Iya, aku baru bangun. Kamu ke sini ya Sayang," ucap Tristan yang sangat merindukan kekasih hatinya.

"Pasti aku ke sana, aku sangat merindukan dirimu Cinta dan ingin bercerita panjang kepadamu."

"Setelah dari kantor kamu ke sininya?"

"Tidak Sayang, sekarang aku dikontrak sama Mommy sebagai pelayan pribadi Nona Jennie."

"Jennie? Siapa Jennie?"

"Anak angkat Mommy yang baru. Nanti aku ceritakan. Sekitar dua puluh menitan aku sampai di apartemenmu."

"Baiklah, aku tunggu Sayang. Aku sangat mencintaimu," ucap Tristan tulus.

"Aku juga mencintaimu," ucap Liona berbohong.

Tak lama kemudian Liona menyentuh menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya, lalu menyentuh ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu. Menaruhnya di tempat semula. Menutup resleting tas jinjingnya. Menoleh ke Jennie yang sedang menatap keluar jendela. Liona menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu mengalihkan pandangannya ke sebuah mobil yang sedang bergoyang di tepi jalan. Mengingatkan dia dengan kejadian yang serupa. Bercinta di dalam mobil.

"Kak Liona, tadi telepon siapa?" tanya Jennifer polos sambil menoleh ke Liona.

Sontak Liona menoleh ke Jennifer, lalu berucap, "Kekasih status Kakak."

"Apa itu?" tanya Jennifer polos.

"Ehmm... berhubungan asmara karena status."

"Apakah kalian saling mencintai?"

Seketika Liona tertawa renyah, lalu berbicara, "Tidak, dia yang mencintai Kakak, tapi Kakak tidak mencintainya. Kakak menjadi kekasihnya karena kakak ingin memiliki status yang jelas."

"Lalu Kakak mencintai siapa?"

"Kakak hanya mencintai seorang pangeran."

"Apakah Kak Ronald?"

"Apakah kamu mencintainya?" tanya Liona menyelidiki.

Seketika kedua matanya Jennifer berbinar cerah membayangkan wajahnya Ronald. Liona tertawa renyah ketika melihat raut bahagia dari wajahnya Jennifer yang polos. Liona menggelengkan kepalanya berulang kali. Dia tidak menyangka bahwa banyak orang yang menyukai Ronald. Tak terasa air matanya Liona mengalir lembut di pipinya, luka di hatinya Liona terbuka. Jennifer mengerutkan keningnya karena melihat Liona menangis tanpa suara. Liona segera menyeka air matanya.

"Kak Liona kenapa menangis?"

"Kakak teringat hal yang sangat menyedihkan," ucap Liona sedih. "Kakak dan mendiang Kakaknya Kakak telah jatuh pada orang yang sama. Saat itu Kakak mengalah untuk kebahagiaan mendiang Kakaknya Kakak. Awalnya dia bahagia bisa menjadi pacarnya seorang pangeran sehingga dia menyerahkan seluruh tubuhnya ke pangeran itu. Tapi hubungan asmara mereka tidak diketahui oleh seorang pun kecuali mereka dan aku karena derajat mereka sangat jauh berbeda. Pada suatu hari, mendiang Kakaknya Kakak dan Kakak melihat langsung, sang pangeran bergumul mesra dengan wanita pilihan keluarganya. Mendiang Kakaknya Kakak sangat terpukul, hatinya sangat sakit. Mendiang Kakaknya Kakak berhari-hari menangis, meratapi kesedihannya hingga dia depresi dan dehidrasi. Dia tidak mau bicara apapun, termasuk aku. Saat itu aku juga sakit, tapi aku kabur dari mansion, aku meminum minuman beralkohol dan bergaul dengan sembarang orang. Aku ditemukan oleh Tuan Ricardo. Aku pulang ke mansion, tapi aku tidak melihat sosok Kakakku yang bernama Alana. Sejak itu aku tidak percaya dengan artinya kata cinta lagi."

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!