NovelToon NovelToon
GELAP

GELAP

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Bad Boy / Gangster / Office Romance / Chicklit
Popularitas:853
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Masa putih abu-abu mereka bukan tetang pelajaran, tapi tentang luka yang tak pernah sembuh.


Syla tidak pernah meminta untuk menjadi pusat perhatian apa lagi perhatian yang menyakitkan. Di sekolah, ia adalah bayangan. Namun, di mata Anhar, ketua geng yang ditakuti di luar sekolah dan ditakdirkan untuk memimpin, Syla bukan bayangan. Ia adalah pelampiasan, sasaran mainan.


Setiap hari adalah penderitaan. Setiap tatapan Anhar, setiap tawa sahabat-sahabatnya adalah duri yang tertanam dalam. Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah ketika Anhar mulai merasa gelisah saat Syla tak ada. Ada ruang kosong yang tak bisa ia pahami. Dan kebencian itu perlahan berubah bentuk.


Syla ingin bebas. Anhar tak ingin melepaskan.


Ini tentang kisah cinta yang rumit, ini kisah tentang batas antara rasa dan luka, tentang pengakuan yang datang terlambat, tentang persahabatan yang diuji salah satu dari mereka adalah pengkhianat, dan tentang bagaimana gelap bisa tumbuh bahkan dari tempat terang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIAPA YANG KAU PERCAYA?

HAPPY READING

Jangan lupa follow akun

instagram

author

@rossssss_011

Langit malam Bandung mulai basah oleh gerimis saat pintu gudang tua itu terbuka tanpa suara. Tak ada yang berjaga di depan, semua sibuk dengan rapat strategi yang dipimpin Anhar di ruang bawah tanah.

Namun seseorang entah dari dalam atau luar, telah lebih dulu tahu kode kombinasi gembok. Tak ada bekas congkelan. Tak ada alaram yang menyala.

Sebuah bayangan merayap masuk, tingginya hampir setara dengan Yoyo, langkahnya cepat seperti Vino. Tapi gerakannya terlalu terlatih. Ia berjalan ke rak logistik, membuka salah satu laci rahasia yang seharusnya hanya diketahui enam inti Reapers.

“Akhirnya…”

Tangannya mengambil satu dokumen. Hanya satu, lalu meletakkan benda kecil hitam rekaman mini. Ia menarik tudung jaket, menatap sekilas ke sudut ruangan. Sebuah kamera rusak menggantung di atas, mati total. Ia tahu itu, ia yang mematikannya beberapa hari yang lalu.

“Lo bukan pemimpin sejati, Anhar.”

Saat dia melangkah keluar, pintu kembali tertutup rapat. Tak ada jejak, hanya aroma tipis parfum herbal yang terasa di udara.

&&&

“Gue harap strategi ini nggak bocor,” ucap Anhar dengan nada pelan.

Di meja panjang. Ada inti Reapers, lalu ada anggota masing-masing perwakilan angkatan anggota. Anhar memimpin langsung rapat. Atmosfer di ruangan begitu kental, aura kepemimpinan Anhar lebih mendominasi. Mereka tahu, saat rapat Menyusun strategi tanpa menghadirkan semua anggota, itu berarti Anhar dalam mode waspada.

“Siap, bos!”

“Gue perlu catatan anggota tahun lalu, Key,” lanjut Anhar menatap Keylo yang baru beberapa menit duduk.

Keylo mengangguk. “Oke.”

“Demon dan Galaksi. Dua musuh yang perlu kita basmi, kita nggak tau apa mereka kerja sama buat jatuhin Reapers atau mereka jalan sendiri.”

“Tapi kalau mereka benar kerja sama, gue yakin… mereka ngirim mata-mata. Mereka itu licik, lo pada tau itu.”

Mereka mendengarkan Anhar. Mereka juga mencoba menebak, Demon dan Galaksi memang silih berganti menyerang. Tapi, mereka belum menemukan apakah dua geng tersebut bekerja sama untuk menjatuhkan Reapers.

“Murid-murid sekolah kita adalah sasaran pertama mereka, bukan kita.” Anhar berdiri, menuju papan besar yang penuh dengan lembaran kertas kecil, dan beberapa foto yang dilingkari merah.

“Mereka akan coba menekan kita lewat murid-murid di sekolah. Bisa juga menjadikan mereka sebagai kambing hitam atau umpan.”

“Gue harap, lo semua bisa mantau setiap celah murid yang ada di kelas lo semua.”

“Bang gue izin ngomong,” ujar salah satu perwakilan kelas sebelas, Anhar mengangguk.

“Gue nggak sengaja liat murid beasiswa di kelas gue… bareng ketua Demon,” lanjutnya pelan, sedikit merinding melihat raut wajah Anhar yang menatapnya.

“Gue yang ngawasin dia,” jawab Anhar tanpa melirik Keylo dan Jaguar yang menatapnya.

&&&

Langkah kaki ber iringan masuk ke dalam ruangan yang mirip dengan gudang. Tapi jangan salah, itu hanya bagian luarnya, di dalamnya sama sekali bukan barang-barang kuno atau barang yang tidak terpakai lagi.

Ruangan yang hanya boleh di masuki oleh enam anggota inti Reapers. Semua catatan penting masing-masing tanggung jawab anggota inti ada di dalam ruangan ini, tersusun rapi di tempatnya masing-masing.

Keylo menuju meja yang sering ia gunakan untuk mencatat, membuka laci kedua untuk mengambil dokumen yang Anhar minta tadi. Setelah laci kayu itu terbuka, waktu seolah terhenti.

“Dokumen aslinya…” bisiknya tanpa ada yang mendengarnya.

“Key, lo kenapa? Lo nggak kesambet setankan?” tanya Yoyo yang duduk di kursi Cctv.

Keylo merubah wajahnya seperti biasa, ia menggeleng kecil. “Nggak, mana ada gue kesambet setan.”

Yoyo tidak bertanya lagi, ia kembali memperbaiki semua kamera Cctv yang rusak. Sedangkan Anhar seolah peka dengan raut wajah Keylo, ia bisa menebaknya dari wajah sahabatnya itu.

Keylo segera mengambil Salinan dokumen yang Anhar minta tanpa memberi tahu siapa pun jika dokumen aslinya hilang. Ia sendiri akan mencari tahu, apakah dirinya yang salah menyimpan atau memang ada yang masuk ke ruangan ini.

“Nih, dokumen aslinya ada di rumah gue,” ujar Keylo memberikan map merah ke Anhar.

Anhar mengangguk, duduk di fofa tengah lalu membuka setiap lembarnya. “Data diri Ahes?”

Keylo yang duduk di depan Anhar mengangkat wajahnya. “Ahes yatim piatu,” jawabnya tanpa perlu bertanya lagi.

Anhar melihat biodata Ahes. Adik kelasnya yang katanya sifat mereka hampir sama, tapi Ahes lebih banyak berbicara, anak itu juga ceria. Tapi kekuatan Ahes dan Anhar sama, bahkan Ahes berhasil memikat Anhar sejak perekrutan tahun lalu.

“Nama temannya?” tanya Anhar lagi.

“Eval, dia cuma tinggal berdua sama nyokapnya.”

Anhar kembali mengangguk. Keheningan melanda ruangan itu, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tapi tidak dengan isi kepala Keylo, kepalanya berisik mencoba menebak apakah orang yang mencoba membaca catatannya, sama dengan orang yang mengambil dokumen itu?

Tapi Keylo hanya bisa berasumsi. Ia melihat Yoyo, bau parfum yang dipakai Yoyo sama dengan bau parfum yang masih tertinggal di dalam ruangan ini.

“Yoyo nggak mungkin lakuin itu,” batinnya berbisik.

Anhar menutup dokumen itu, menghela napas pelan. “Gue duluan.”

“Buru-buru amat, lo nggak bermalam?” tanya Jaguar, tangannya mengusap lengan yang memiliki tato.

“Nggak,” singkat, padat, dan jelas.

“Palingan juga mau ketemu gebetannya…”

Plak!

“Sembarangan!” hentak Yoyo pada Vino. “Bos lo belok tuh, Anhar nggak mungkin tertarik sama cewek…”

Vino melihat ke belakang Yoyo. Ia berusaha menahan tawanya saat melihat wajah dingin Anhar, sepertinya sebentar lagi Yoyo mungkin akan tinggal nama. Yoyo masih saja berbicara, tanpa menyadari bahaya tengah mengintai.

“Gue yakin, pasti sih bos emang…”

“Apa?”

Yoyo menutup rapat bibirnya. Menghentikan jari-jarinya yang menari di atas keyboard computer, menelan selivanya dengan kasar, perlahan tubuhnya berbalik melihat pemilik tubuh tingga dengan rahang tegas, mata tajam.

Anhar mengangkat satu alisnya. “Apa?”

“Hahah, mampus lo. Kasih paham aja, Har,” kompor Haikal, tertawa paling keras melihat wajah pasrah Yoyo di sana.

“Har, lo tau gue suka berjanda kan? Eh, bercanda maksudnya,” lirih Yoyo.

&&&

Angin sepoi-sepoi menemani langkah kaki seorang gadis menyusuri jalan sepi, matanya selalu waspada. Tangan kirinya menenteng kantong belanjaan, tangan kanannya memegang erat ponselnya.

“Ini masih jam sembilan, kenapa rasanya udah kayak jam dua belas,” lirihnya tetap melangkah perlahan.

Saat hendak menyeberang ke sisi jalan. Ia mendengar suara bising motor besar menuju ke arahnya, bersamaan dengan sorot lampu dari motor-motor itu yang menyilaukan matanya.

“Aduh.”

Brummm!

Brumm!

Motor-motor itu mengerem mendadak, mengeluarkan bunyi decitan panjang dan menyakitkan, seolah logam beradu dengan logam di tengah heningnya malam.

Mesin-mesin motor itu dimatikan. Menyisahkan lampu jalan yang sedikit remang, angin berhenti menari bersamaan dengan langkah kaki yang mendekati gadis yang masih berusaha melihat siapa orang-orang itu.

“Jadi ini cewek yang bos maksud?” tanya salah satu dari mereka yang berjalan ke arahnya.

Otak Syla mengirim sinyal bahaya. Syla jelas melihat mereka, ada lebih sepuluh orang dengan wajah yang sengaja ditutupi kain hitam di balik helem mereka.

“K-alian siapa? Mau apa kalian?” Syla mundur perlahan saat salah satu dari pemuda dengan tubuh besar mendekat.

“Lo nggak perlu tau kita siapa. Kita mau lo,” ucapnya dengan sinis.

“Cantik, lo nggak perlu takut. Lo nurut, kita nggak akan kasar,” timpal yang lainnya.

Syla tahu dia dalam bahaya. Langkahnya kian mundur saat dua pemuda di depannya hendak menariknya, tapi sepertinya malam ini ia tidak akan bisa pulang ke rumah dengan selamat.

“Siapa pun, tolong,” lirihnya hampir tak terdengar.

“Lama, bawa paksa aja tuh cewek!”

“Ayo cantik, kita ketemu sama bos kita.”

“Nggak! TOLONG! SIAPA PUN TOLONG AKU!”

KAYAK BIASA YA BESTIE😌

KOMENNYA JANGAN LUPA, LIKENYA JANGAN KETINGGALAN JUGA YA, KARENA SEMUA ITU ADALAH SEMANGAT AUTHOR 😁😉😚

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 👣 KALIAN DAN TERIMA KASIH BANYAK KARENA MASIH TETAP BETAH DI SINI😗😗🙂🙂

SEE YOU DI PART SELANJUTNYA👇👇👇

PAPPAYYYYY👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!