Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
...Happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Saat itu Mia, Santi, dan kedua kakaknya pergi dari tempat kontrakan terbengkalai itu sambil dipapah, karena tak sanggup lagi untuk bergerak bebas setelah dihajar oleh Greland. Mereka terlihat lelah dan pucat, dengan luka-luka di wajah dan tubuh mereka.
"Ha ha ha ha, akhirnya aku dapat laptop gratis, dua lagi, dengan begini mempermudah aku untuk melakukan apa saja," kata Greland setelah berhasil menjarah barang milik kakak Mia dan Santi. Ia terlihat gembira dan puas dengan hasil kejahatannya.
Greland harus cepat-cepat pulang, banyak hal yang harus ia lakukan di rumah dengan laptop yang ia dapatkan.
Ia berencana untuk membuat surat rumah itu dengan laptop-laptop itu, agar para paman dan bibinya tidak punya hak mengambil rumahnya itu. Greland yakin jika mereka tidak akan puas sebelum rumahnya itu diambil alih oleh paman dan bibinya. Ia ingin melindungi rumahnya dengan segala cara.
Setelah sampai di rumah, ia melihat ada orang yang sedang mencongkel rumahnya. Dan itu adalah Yanto dan Hendra, kedua pamannya itu. Greland langsung merasa geram dan tidak percaya bahwa mereka berani melakukan hal seperti itu.
"Wah tidak bisa di biarkan nih, mereka pasti ingin mengambil barang-barang dari dalam rumah ku!" ucap Greland menjadi geram, sambil menatap kedua pamannya dengan mata yang penuh kemarahan. Ia tidak akan membiarkan mereka mengambil apa pun dari rumahnya.
Greland langsung menghampiri kedua pamannya itu, sambil menanyakan apa yang mereka lakukan. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Greland, sambil menatap kedua pamannya dengan mata yang penuh pertanyaan.
Yanto dan Hendra terlihat tidak terkejut dengan kedatangan Greland, dan mereka langsung menjawab bahwa mereka hanya ingin memeriksa rumahnya.
"He he he he tidak ada, hanya ingin memeriksa saja," jawab Yanto sedikit gugup, sambil mencoba untuk menutupi motif sebenarnya. Tapi, Greland tidak percaya dengan jawaban mereka. Ia tahu bahwa mereka memiliki motif lain, dan ia tidak akan membiarkan mereka mengambil apa pun dari rumahnya.
"Jawab!" bentak Greland membuat kedua pamannya itu terkejut. Orang itu sedikit ketakutan
Tidak! ada yang salah, tidak seharusnya mereka berdua takut dengan Greland, anak remaja di depannya itu. Yanto pun maju ke depan Greland, sambil menatapnya dengan mata yang penuh kemarahan.
"Memangnya kenapa! kami ke sini untuk mengambil barang-barang kami!" kata Yanto, sambil menatap Greland dengan mata yang penuh tantangan. Ia tidak takut dengan Greland, dan ia yakin bahwa ia memiliki hak untuk mengambil apa pun yang ia inginkan.
Greland tersenyum sinis, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh kekecewaan. "Barang-barang kalian? Apa tidak salah?" tanya Greland, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh pertanyaan.
Ia tahu bahwa Yanto dan Hendra tidak memiliki hak untuk mengambil apa pun dari rumahnya lagi dan tidak akan membiarkan mereka mengambil 1 barang pun.
Yanto dan Hendra terlihat tidak sabar, dan mereka mulai mengancam Greland. "Kau tidak tahu apa yang terjadi jika kau tidak memberikan apa yang kami inginkan," kata Yanto, sambil menatap Greland dengan mata yang penuh ancaman. Greland tidak gentar dengan ancaman mereka, dan ia siap untuk menghadapi mereka.
"Yo, sepertinya pukulan ku kemaren kurang keras ya sehingga hari ini kalian ingin melawan ku!" kata Greland menyingsingkan lengan bajunya, sambil menatap Yanto dan Hendra dengan mata yang penuh tantangan.
Seketika Yanto dan Hendra ingat jika mereka kemaren babak belur di buat oleh Greland, dan mereka terintimidasi sedikit.
"Kau jangan kurang ajar Greland! Aku ini paman mu, pengganti orang tua mu!" teriak Yanto, sambil menatap Greland dengan mata yang penuh kemarahan. Tapi, Greland tidak peduli dengan kata-kata Yanto.
"Terus... aku peduli?" tanya Greland menyimpan tinjunya, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh ejekan. Yanto mundur ke belakang, sambil menelan ludahnya. Ia tidak ingin menghadapi Greland lagi, karena ia tahu bahwa Greland tidak akan segan-segan untuk memukulnya.
Hendra yang melihat Yanto mundur ke belakang, juga merasa takut. Ia tidak ingin menjadi korban berikutnya dari Greland. "Yanto, kita pergi saja dari sini," kata Hendra, sambil menarik lengan Yanto.
Tapi, Yanto tidak mau pergi begitu saja. Ia ingin menunjukkan kekuasaannya kepada Greland. "Tidak, aku tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan apa yang aku inginkan," kata Yanto, sambil menatap Greland dengan mata yang penuh kemarahan.
Greland tersenyum sinis, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh ejekan. "Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari aku," kata Greland, sambil mengepalkan tinjunya.
"Rasakan tinju ku!" teriak Greland.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
semangat up banyak"ceritanya bagus