NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Mencintainya

Ternyata Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Kelvin muncul dari dapur sambil mengelap tangan dengan handuk kecil. Ia berdiri tegak di depan Wilona.

“Semua piring sudah bersih dan mengkilat!” ujarnya penuh percaya diri.
“Sekarang waktunya penyerahan hadiah!”

Wilona melirik geli ke arahnya.
“Iya, iya … sini sini”

Kelvin langsung duduk di samping Wilona, wajahnya mendekat dengan ekspresi penuh harap. Wilona tertawa kecil dan memberikan ciuman ringan di pipinya.

Ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yuk✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Ternyata Aku Mencintainya

"Tapi sebelum aku tunjukkan video ini," ucap Wilona dengan tenang namun tajam, "bagaimana kalau kita lihat rekaman dari CCTV terlebih dahulu?"

Kelvin mengangguk dan segera membuka aplikasi CCTV di komputernya.Beberapa detik kemudian, layar memperlihatkan jelas kejadian barusan.

Viona masuk tanpa izin, lalu langsung memeluk Kelvin dari belakang. Dari sudut pandang rekaman, terlihat jelas bahwa Kelvin sempat terdiam karena mengira yang memeluknya adalah Wilona.

Setelah menonton video dari CCTV itu, Viona berdiri tegak, menatap layar komputer itu dengan senyum sinis.

"Itu tidak cukup untuk membuktikan kalau aku merencanakan ini semua. Sudahlah, Wilona. Kamu bukan perempuan yang benar-benar diinginkan Kelvin."

Wilona langsung menatapnya tajam, lalu mengangkat ponsel milik Eva di tangannya.

"Tapi aku masih punya ini."

Ruangan itu seketika menjadi dingin. Wilona membuka video, dan suasana makin menegang.

Rekaman berjalan, dua menit pertama, menampilkan Viona yang masih melingkarkan tangannya di tubuh Kelvin. Namun di menit ketiga, terdengar suara Wilona yang memergoki Eva diam-diam merekam di balik pintu.

Beruntungnya, Wilona sempat mengambil ponsel itu, dan tetap merekam sampai Eva mengaku bahwa itu adalah perintah dari Viona, percakapan Eva dan Wilona terdengar jelas di dalam video itu.

 -Eva-

"Maaf, Nyonya… saya hanya disuruh. Tolong maafkan saya,"

-Wilona-

"Ini akan saya jadikan bukti. Dan saya akan melaporkan hal ini. Katakan, siapa yang menyuruhmu?"

-Eva-

"Nyonya… V-Viona. Beliau yang menyuruh saya untuk merekam dan mengirimnya ke Wilona, kekasih Pak Kelvin."

Mendengar pengakuan itu, wajah Kelvin memerah. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat. Dengan suara berat menahan amarah, ia segera menekan nomor asistennya.

📞Kelvin.

"Dion. Bawa resepsionis bernama Eva masuk ke ruanganku. Sekarang."

📞 Dion.

"Baik, Pak."

Di sisi lain, Wilona dan Viona saling menatap tajam. Namun kali ini senyum sinis sudah berpindah ke bibir Wilona. Sebaliknya, Viona menahan amarah, matanya berkilat penuh benci, sadar semua rencananya akan segera terbongkar.

Dengan langkah mantap, Wilona maju mendekati Viona. Jarak mereka begitu dekat hingga Viona harus sedikit mendongak untuk menatap wajah Wilona, karena perbedaan tinggi tubuh mereka.

"TUNDUKAN TATAPANMU, WILONA!" teriak Viona penuh amarah, nadanya bergetar.

Wilona hanya tersenyum tipis, lalu menyilangkan tangan di depan dada.

"Bukankah aku sudah menunduk?" balasnya santai namun menusuk.

Viona terdiam sejenak, bibirnya terbuka hendak membalas, namun terpotong suara ketukan di pintu.

Tok… tok…

Pintu terbuka, dan Dion masuk sambil menggiring seorang wanita. Eva tampak pucat, menunduk dalam-dalam, jelas ketakutan menghadapi situasi itu.

Begitu masuk, mata Eva sempat bertemu dengan Viona. Sekejap saja, namun cukup untuk memperlihatkan kegugupannya. Cepat-cepat ia mengalihkan pandangan, tak berani menatap lebih lama.

Dion melangkah ke depan meja Kelvin, lalu menundukkan kepala dengan hormat.

"Pak, Kelvin," ucapnya dengan suara tegas, "Dia resepsionis bernama Eva yang Anda maksud."

Suasana ruangan mendadak sunyi, hanya terdengar helaan napas berat Kelvin yang menahan amarah. Semua mata kini tertuju pada Eva, saksi kunci dari permainan kotor Viona.

"Baik, Dion. Terimakasih, kamu boleh keluar."

Dion mengangguk tanda mengerti, lalu berbalik meninggalkan ruangan. Pintu menutup, suasana menjadi hening.

"EVA!" suara Kelvin menggema, tegas dan penuh wibawa.

Tubuh resepsionis itu terperanjat. Belum sempat Kelvin mengajukan pertanyaan, Eva sudah berlutut sambil menangis tersedu.

"M-maaf Pak, saya hanya disuruh, hiks... hiks... Saya mohon ampun, Pak. Jangan berhentikan saya."

Kelvin berdiri di balik mejanya. Kedua telapak tangannya bertumpu kuat di atas meja kerja, sorot matanya tajam menusuk.

"Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi! Katakan dengan jujur, jangan takut!"

Dengan tubuh bergetar, Eva melangkah maju menggunakan lututnya, lalu menatap ke arah Viona.

"Dia, Pak…" ucapnya lirih sembari menunjuk Viona. "Dia yang menyuruh saya melakukan ini. Dia yang memerintahkan saya menjadi mata-mata, merekam, lalu melaporkannya kepadanya. Saya sempat menolak, tapi… Dia menyuap saya dengan uang yang banyak."

Alis Kelvin bertaut ketika mendengar bahwa Viona bahkan membayar resepsionis itu.

"Berapa yang dia beri?"

"T-tiga juta, Pak. Dan dia berjanji… kalau rencana ini berhasil, saya akan diberi lebih dari itu."

Mendengar pengakuan itu, wajah Viona mengeras. Dengan amarah meluap, ia tiba-tiba melangkah cepat, lalu menjambak rambut Eva dengan kasar.

"Apa maksudmu, hah?! Aku bahkan tidak mengenalmu!" bentaknya sambil menekan kepala Eva ke bawah, cengkeramannya semakin kuat.

"Cukup, Viona!"

Wilona maju, tak tahan melihat Eva diperlakukan begitu. Ia segera meraih tangan Viona, berusaha melepaskannya. Namun Viona menahan, membuat tarik-menarik terjadi.

Wilona sadar, jika dipaksa, Eva justru makin kesakitan. Maka dengan gerakan berani, Wilona menggulung rambut Viona sendiri, lalu menariknya ke bawah dengan kuat. Viona menjerit kesakitan, terpaksa melepaskan cengkeramannya pada Eva.

Eva langsung jatuh terduduk di lantai, terisak ketakutan, sementara Viona menoleh ke arah Wilona dengan mata penuh api amarah.

...----------------...

1
Pandandut
jangan tinggalin dedek bang/Grin/
Pandandut
iya sayang/Proud/
drpiupou
ini cinta segi tiga kah Thor
Iqueena: Segi banyak kak, tapi Mira gak ikut di cinta2 itu kok😅
total 1 replies
drpiupou
wkwkw kan aku udh feeling si Mira bakal ngereog/Facepalm/
sjulerjn29
aduh sweet banget deh cuple ini,buat aku yg baca jadi ngiri nih🤭
sjulerjn29
thor aku juga pernah nonton running Man seru banget 🤭
Iqueena: Buangettt, sekarang anggotanya pada tua jadi gabisa banyak main fisik😅
total 1 replies
Xlyzy
weh cepet bener luluh nya
Nurul An-nisa
tapi kalian cepet banget nggak sih move on nya
Sarifah Aini
Kelvin beneran sweet banget, nemenin Wilona sambil nunggu hasil dokter, bikin hati anget💕
Seblak Ceker Onta
Jiakhh ilah, pantesan bae kelvin ke sem² ama wilona, urang wilona na geuliss pisan kitu 😻
Iqueena: Itu cuman visual dress-nya dek 🤭, visual Wilona di bab 20 keatas
total 1 replies
Aquarius97 🕊️
Wil, cepetan sadar.... Kasihan si Kelvin,,
Aquarius97 🕊️
Lah...Wilona kenapa?
Drezzlle
Eleh, udah mau bahagia malah Dateng lagi nih uler
Drezzlle
Bikin Kelvin dag Dig dug nih
TokoFebri
ya Ampun viona!! Kenapa nggak besyukur sih!! gemes.
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
kiw kiw baper brutal nggk tuh si wilo,🤣🤣🤣
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
bikin ngiri, aku kn jg mau bng di cup dikit🤏 wkwkwk
Muffin🧚🏻‍♀️
Iyeee bang jangan tinggalin akuuu
Muffin🧚🏻‍♀️
Kenapa nggak nikah ajaaaa sih biar nggaj pulang-pulang 👉🏾👈🏾
@dadan_kusuma89
Wah wah, ini sampai terjadi ehem-ehem, antara Kelvin dan Wilona? haduh, panas dingin aku bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!