Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAJU MUNGIL
Waktu telah berlalu....
Kaki Aurora terlihat bengkak, bahkan untuk berjalan pun agak terlalu sulit baginya.
Menurut prediksi Dokter, untuk melahirkan tinggal menghitung hari.
Sering sekali Aurora merasa sesak nafas, tidur pun terasa sulit.
Aurora nampak menarik nafas panjang sambil melipat baju bayinya.
Walaupun baju bayinya bukan baju baru, namun Aurora tetap bersyukur, mengingat dia punya teman satu sel yang begitu peduli.
Baju baju tersebut dia dapat dari baju bekas anak dari teman temannya satu sel.
Aurora mencium baju mungil tersebut dengan tersenyum
"Hemmmmz harum banget," ucap Aurora sambil menghirup pelan sisa sisa wangi sabun di baju mungil tersebut.
Sinta dan yang lainya nampak tersenyum melihat tingkah lucu Aurora kemudian Sinta yang sedang duduk, perlahan menggeser posisinya kearah Aurora.
"Ra, boleh nggak aku bertanya, agak sensitif," ucap Sinta ragu ragu dan berbisik.
Mendengar hal tersebut Aurora nampak mengernyitkan dahi kemudian mengangguk.
"Tanya aja gak apa apa," Ucap Aurora sambil terus melipat lipat baju bayinya.
"Apa ayah dari calon bayi tersebut sama sekali gak berniat menjenguk keberadaan kamu disini, atau bahkan dia sama sekali gak tau kalau kamu lagi mengandung anaknya," Ucap Sinta pelan serta ikut membantu Aurora melipat baju baju tersebut.
Aurora menoleh kearah Sinta dan berhenti sejenak saat melipat baju, lalu melanjutkan lagi aktivitasnya dan masih terus melipat baju.
Aurora terlihat menarik nafas panjang dan tatapannya seolah bingung untuk menjawab.
"Dia tau aku ada disini, aku yang mencegahnya untuk datang kesini karena pekerjaannya. Dia dan keluarganya pasti malu jika orang orang tau bahwa aku adalah seorang napi," ucap Aurora sambil meneteskan air mata dan mengusap perutnya.
Sinta nampak kurang setuju dengan pilihan Aurora kemudian dia menimpali
"Aku rasa ini semua gak adil buat kamu, sangat gak adil Ra," Sinta sambil menggeleng geleng kepala
"Menurutku,,,, kamu berbohong bahwa kamu yang melarangnya untuk pergi kesini, aku rasa dia yang gak mau datang," imbuh Sinta lagi.
Aurora nampak kurang suka dengan ucapan Sinta, matanya tajam dan bibirnya tertutup rapat dan diam membisu.
Sementara teman teman satu sel dengan mereka, nampak mencoba diam diam mendengarkan pembicaraan mereka.
Aurora sama sekali tidak membantahnya, namun dari lubuk hati yang paling dalam terbesit dan setuju dengan ucapan Sinta.
Aurora merasa banyak cara agar William bisa menemuinya tanpa ada yang tau, tapi justru William hanya diam seperti tidak ada usaha dan menerima keadaan.
Aurora memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.
tessss,,,,,,
tanpa terasa air matanya perlahan lahan jatuh, dari yang pelan menjadi sangat deras sampai membuat Aurora terisak sambil memegang dadanya.
Melihat hal tersebut nampak teman temannya memandang Sinta yang tampak dari tadi seakan memojokkannya tanpa mengerti kondisi Aurora yang sedang hamil besar.
Ratmi, salah satu penghuni sel pun mendekati Aurora dan memeluknya.
"Sabar ya nak,,, jangan dengarkan Sinta,, apa yang dikatakan dia belum tentu benar dan itu hanya sebuah prasangka," ucap Ratmi yang sudah mereka anggap ibu di sel tersebut sambil mengelus kepala Aurora.
Aurora makin terisak sementara Sinta merasa sangat bersalah dengan ucapannya, hanya saja Sinta hanya ingin Aurora membuka mata bahwa jangan terlalu percaya terhadap laki laki.
Sinta menarik nafas dan memegang tangan Aurora
"Sorry Ra,,,, Sorry,,, aku hanya salah ngomong,,,maafkan aku ya Ra.?
Tanpa mereka duga Aurora mengalami kram perut,, dia merasa perutnya semakin sakit.
Keringatnya mulai bercucuran.
Teman temannya kalut dan bingung lalu memanggil manggil petugas agar menolong Aurora.
Ratmi melihat air yang menggenang dibawah kaki Aurora sampai membuat bajunya basah.
"Petugassss air ketuban Aurora pecahhhh !!!! " ucap Ratmi dengan lantang yang membuat seisi sel diam dan kaget.