NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34_Keguguran

Aya meraung kesakitan saat kembali sadar dari pingsannya. Kini dia berada dirumah sakit dengan Mian dan Zain yang menemaninya. Bukan perutnya yang membuatnya menangis histeris tapi bagian dada kirinya terasa sesak dan nyeri. Berkali kali dia mencoba untuk merasakan rasa yang pernah ada di dalam perutnya. Mahluk kecil yang masih berupa janin kini telah hilang dan tidak ada tanda kehidupan disana. Aya mengalami pendarahan yang hebat dan itu berakibat fatal pada janinnya.

Aya keguguran!

Pukulan di dadanya tidak mampu mengurangi rasa sakit yang menghantam dadanya. Aya masih berharap, berdoa dan memohon pada sang pencipta agar mengembalikan anaknya itu. Zain dan Mian tidak kuasa melihat Aya yang seperti ini. Dia terus berusaha melukai dirinya sendiri " Stop Ay. Kamu menyakiti dirimu sendiri!"

" Dimana anak Aya. Hiks. Dimana dia? Hiks. Aya... Aya tidak merasakannya lagi. Hiks. Kalian bohong. Hiks. Kalian kan yang mencuri anak Aya. Hiks. Kembalikan. Hiks. Kembalikan anak Aya!" Aya kembali kehilangan kendali, dia melepaskan selang infus secara paksa. Dia juga menyerang Zain dan Mian.

Kavin yang mendengar keributan segera masuk dan ikut bergabung, dia segera memanggil dokter saat Mian menyuruhnya. Tidak lama kemudian Dokter dan suster datang ke kamar Aya dengan beberapa cairan yang terdapat di botol kecil. Aya mengalami guncangan yang hebat karena keguguran. Mentalnya sedang tidak stabil dan ini akan beresiko jika Aya di tinggalkan seorang diri.

Setelah menyuntikkan cairan penenang, perlahan Aya mulai tenang. Dia tidak lagi mengamuk ataupun menangis histeris. Hanya isakan kecil yang keluar dari mulutnya dan perlahan matanya terpejam karena ada efek obat tidur. Setelah membantu membaringkan dan menyelimuti Aya Zain dan Mian mengesah panjang. Keduanya kompak menggulung kemeja lengan mereka sebatas siku lalu ikut bergabung bersama Kavin yang sudah duduk terlebih dulu di sofa.

Kemana Ramon?

Zain yang melarangnya untuk menjenguk Aya. Dia sudah teramat kecewa pada teman sekaligus sahabatnya itu. Secara tidak langsung diapun sudah menyakitinya, karena bagi Zain Aya adalah segalanya " Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Aya kembali siuman."

" Aku mengerti ini sangatlah berat untuknya. Berkali kali dia harus menderita karena Ramon!" Kavin merasa iba. Dia tidak habis pikir kenapa dia bisa memiliki sepupu seperti Ramon? Pria itu nampak sempurna tapi nyatanya dia adalah sosok iblis yang berwujud manusia.

" Aku mengerti akan rasanya kehilangan. Tapi di tinggalkan selamanya oleh orang yang kita sayang itu sangatlah menyakitkan. Dia masih muda, perjalannya pun masih panjang. Tapi aku tidak yakin apa Aya mampu bertahan untuk kedepannya?" Kembali Kavin mengasihani Aya,  matanya tidak pernah lepas dari sosok Aya yang tengah terlelap.

Zain menggusar rambutnya frustasi. Lagi dia merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk Aya " Aya hidup menderita di depan mataku, tapi aku tidak bisa berbuat apa apa. Sungguh aku benar-benar kecewa pada diriku sendiri!" Zain menundukkan kepala merenung dan tak berani mengangkat kepala " Azka maaf. Aku kembali mengecewakanmu. Aku gagal menjaganya!"

Mendengar bisikan penyesalan Zain, Mian yang tahu jika Azka masih hidup merasa tertampar akan rahasia yang dia jaga selama ini. Reaksi apa yang Zain berikan jika selama ini tahu jika mereka terutama Mian sendiri ikut bersandiwara dalam rencana yang disusun baik oleh Azka. Apakah pria itu akan kecewa padanya?

Pintu terbuka dari luar. Baru saja Mian memikirkannya sosok Azka muncul dihadapan mereka begitu saja. Tak kalah terkejut Kavin dan Zain sampai membuka matanya lebar memastikan jika sosok yang muncul dihadapan mereka adalah nyata bukan halusinasi.

" Azka!" Kavin dan Zain merafalkan namanya bersamaan. Azka tidak peduli pada mereka, tujuannya saat ini memastikan kondisi adiknya.

" Bagaimana kondisinya?" Azka membawa dokter kepercayaannya sendiri. Dokter Marcell segera memeriksanya dan benar seperti dugaannya saat ini mental Aya sedang tidak stabil Raya bisa saja mengambil alih tubuhnya tapi yang lebih menakutkan adalah penyakit yang diderita adiknya itu.

Self-injury. Aya mengalami Trauma Psikologis. Kehilangan orang yang dicintai membuat dia merasa hampa, mati rasa, dan rendah diri. Mereka yang mengidap self-injury menganggap dengan menyakiti diri sendiri bisa mengingatkan dirinya bahwa dia masih hidup dan merasakan sesuatu layaknya orang lain. Dia melakukan semua itu untuk melampiaskan atau mengatasi emosi berlebih yang tengah dihadapinya seperti stres, marah, cemas, benci pada diri sendiri, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, atau rasa bersalah. Dan itulah yang sangat di takutkan oleh Azka, Aya bisa kapan saja melukai dirinya untuk mengakhiri hidupnya.

" Azka. Kau benar-benar Azka!" Zain menghampirinya. Menangkup kedua pipinya lalu memastikannya dengan teliti " tolong pukul aku Kavin!" Pria itu menurut. Dia tidak segan menggunakan tenaganya sehingga Zain berteriak meringis kesakitan.

" Ini bukan mimpi. Ini nyata. Kau masih hidup Azka!" Zain berdecak pinggang tertawa sekilas di detik berikutnya dia melayangkan pukulan pada Azka membuat pria itu oleng dan hampir tersungkur.

Kavin dan Mian menahan Zain yang ingin kembali menyerang Azka. Sedangkan Darren membantu Azka berusaha menjadi tameng takut Zain kembali menyerangnya " jadi selama ini kau masih hidup hah?! Kenapa kau melakukan ini semua pada kami? Dan kenapa kau baru muncul? Lihat, apa menunggu Aya terluka dulu agar kau muncul? Brengsek kenapa kau baru muncul?!" Zain ambruk diatas kedua lututnya. Pria itu menangis menundukkan kepala. Rasa sedih dan harunya menjadi satu. Dia senang Azka kembali tapi dia juga malu karena tidak biaa menjaga adik sahabatnya itu.

" Kau hutang penjelasan padaku. Tapi aku sangat bersyukur jika kau masih hidup. Maaf, aku tidak bisa menjaga Aya dengan baik!" Azka membawa Zain kedalam pelukannya. Selain Mian, Zain pun sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

" Aku akan menjelaskan semuanya. Maaf jika selama ini sudah merepotkan mu!" Zain mengurai pelukan itu. Dia menghapus sisa air matanya. Matanya kembali terfokuskan pada Aya yang kini menjadi objek utama mereka.

" Senang bertemu denganmu lagi Azka. Aku harap kau bisa menarik Aya dalam keterpurukannya!" Kavin memeluk Azka layaknya laki laki pada umumnya. Senyuman itu terbit di bibirnya, secerca harapan untuk mengurangi kesedihan Aya jika Azka berada disampingnya. Nyatanya hanya Kavin dan Zain saja yang tidak tahu bahwa Azka masih hidup. Bahkan Aya pun tahu jika kakaknya itu masih hidup.

Dentuman pintu yang menghantam dinding membuat mereka menoleh ke asal suara. Rai pria yang selama ini masih mencari keberadaan Aya akhirnya bisa bertemu dengannya. Tapi sayangnya pertemuan mereka dalam kondisi seperti ini membuat hati Rai ikut terluka saat melihat wajah pucat Aya yang tengah menutup mata.

Seperti tidak peduli dengan area sekitar Rai segera menghampiri Aya yang tengah terbaring. Dia membawa tangan mungil Aya kedalam genggamannya lalu mengecupnya beberapa kali " Maaf. Maafkan aku. Seharusnya aku lebih cepat menjemputmu!" Rai mengusap kening Aya, menyalipkan anak rambutnya yang jatuh kebelakang telinga Aya.

" Aku sudah mendengar semuanya. Ini sangat berat untukmu. Aku pun merasakan kehilangan atas kejadian ini," Rai menatap perut Aya yang kini terlihat datar, dia menangis mengekspresikan kesedihannya " Mommy Daddy dan aku sudah menyiapkannya. Semua kebutuhan calon anak kita, iya anak kita. Dia juga anakku Ay!"

" Aku janji. Kali ini aku tidak akan melepaskan mu! Apapun yang terjadi aku akan berada di sampingmu!"

" Dan satu lagi, aku akan membalaskan semua rasa sakit yang selama ini kamu rasakan. Akan aku balaskan rasa sakit yang kamu rasakan. Semuanya akan merasakannya juga Ay. Itu janjiku padamu dan aku akan mewujudkannya!" Ucap Rai sungguh-sungguh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!