Tuan Tiada Tanding

Tentu saja sekelompok pengecut ini merupakan anak buah Surya yang tidak berani untuk muncul.

Tuan Surya saja di pukuli seperti anjing, bagaimana nasib mereka apabila mereka membantu tuan surya? Bukankah mereka hanya akan menjadi penghambat saja?

Oleh karena itu mereka keluar ketika suasana sudah relatif lebih aman. Ketika mereka tiba di tempat Arjuna membuang Surya, mereka bernafas lega karena mendapati surya masih hidup.

"Ayo cepat angkat Tuan Surya, kita harus mengobati Tuan Surya dan memberitahukan keluarga besar bahwa ada musuh yang sangat mengerikan datang!"

Dengan cepat semuanya membawa Tuan Surya pergi dari tempat ini.

***

Sementara itu Arjuna dan Bambang terus melaju, suara deburan ombak yang menghantam tebing mulai terdengar. Setelah melewati gugusan karang di daratn akhirnya bambang dan Arjuna tiba di villa yang di maksud.

Sebuah villa tersembunyi dengan pemandangan yang sangat indah! Bahkan masih ada pantai yang masih perawan di dekat villa, seolah menjadikan villa ini begitu istimewa.

Ketika melihat mobil sedan mewah datang, Roni langsung terperanjat kaget. Dia mengira bahwa mereka yang ada di tempat ini terisolir, kemudian tamu penting yang akan datang batal karena ada oeang sajti yang memblokade jalan.

Namun siapa sangka ternyata tidak, mobil sedan itu pasti datang membawa tamu penting yang di maksud.

"Kalua tamu itu bisa datang, mengapa truk box tidak bisa datang?" Tanya Roni dengan gelisah, kemudian Roni menggelengkan kepalanya. Dengan cepat dia memanggil semua pelayan villa ini dan melakukan penyambutan di luar villa. Sudah tidak ada waktu lagi untuk memikirkan truk box itu.

Dengan cepat semua pelayan berbaris rapih.

Secara perlahan Arjuna memarkirkan mobilnya tepat di depan semua orang yang berbaris. Sebelum ini perasaan Atjuna sedikit buruk, kareka bertemu dengan begal. Namun kini kembali membaki ketika melihat villa dan pemandangan pantai yang ada di ampelgading ini!

Baik Arjuna dan Bambang langsung keliar dari mobil, roni dan semua pelayan langsung membungkukan badannya.

"Selamat datang di villa ini Tuan!" Ucap mereka dengan serentak.

Bambang tidak langsung menjawab menjadikan keheningan menyelimuti tempat ini, dia terlihat sungkan. Seharusnya yang mendapatkan penyambutan tertinggi bukanlah dirinya melainkan Tuan Arjuna.

Bambang melirik ke arah Arjuna dia berbafas lega ketika melihat Arjuna tidak mempermasalahkan sama sekali hal ini.

"Fyuh, untung saja..."

Tiba tiba salah satu pelayan berucap kepada Arjuna, "hei sopir, cepat bawa barang-barangnya ke dalam!"

Pada saat ini Bambang langsung terhuyung-huyung kebelakang, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Tuan Arjuna akan di anggap sopir.

Perasaan Arjuna kembali jelek, dia membeli mobil memang sengaja agar tidak terlalu di rendahkan. Secara refleks Arjuna langsung memandangi wajahnya di kaca mobil, mencoba mengecek wajahnya seperti supir atau tidak.

"Sialan!" Arjuna mengutuk di dalam hatinya. Ketika dia merasakan tampangnya sangat cocok untuk menjadi supir.

Bamgang langsung berucap kepada semuanya, "heh! Ngawur kalian! Dia ini adalah temanku. Lancang sekali memanggilnya dengan sebutan supir!"

Para pelayan kaget dengan fakta ini kemudian mereka semua mulai meminta maaf kepada Arjuna, Arjuna hanya menganggukan kepalanya memaafkan mereka semuanya.

"Pak, anda tidak masalah bukan?" Tanya Bambang sedikit khawatir.

Arjuna hany menghela nafas lega, "santai sana pak, mungkin mereka seblum ini tidak mengenalku dan hanya mengenalimu."

Kemudian Bambang berucap, "pak sepertinya ada beberapa kelompok orang yang ikut liburan di tempat ini, mungkin mereka juga mendirikan perkemahan di beberapa titik.."

Arjuna diam sebentar kemudian Arjuna menganggukan kepalanya, "pastinya ada orang lain yang berlibur di tempat ini, mengingat tempat ini begitu indah dan tenang."

"Mari kita masuk terlebih dahulu, kita istrihata badanku sedikit pegel-pegel harus melewati jalanan jelek tadi."

"Mari pak.." dengan cepat Bambang menyertai Arjuna untuk masuk ke dalam villa.

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, tidak terasa pada saat ini malam telah tiba begitu saja.

Di sebuah perkemahan yang sangat besar di dalam hutan, terdapat sebuah tenda yang sangat mewah. Dan ada beberapa tenda-tenda lainnya di sekitar tenda mewah itu.

Perkemahan ini merupakan perkemahan dari keliarga Damar Lintang. Di dalam tenda mewah terlihat Surya berbaring dengan tubuh penuh perban.

Sementara para pengecut yang menyertai Surya kini bersimpuh di tanah dengan ekspresi ketakutan. Bagaimana tidak? Mereka di intogasi penuh dan akan mendapatkan hukuman karema tidak membantu Tuan Surya melawan musuh mengerikan itu..

Pada saat ini banyak sekali orang penting yang berkumpul di tenda besar nan mewah ini.

Salah satu orang penting itu adalah Pradipta Damar Lintang, Tuan Muda dari keluarga Damar Lintang. Yang pada saat ini mendapatkan misi khusus memberishkan semua musuh yang hendak mengganggu rituak yang akan di jalani oleh adiknya.

Baik pradipta dan yang lainbya memandangi Surya dengan tatapan dalam. Pasalnya bukan hanya tubuh pamannya saja yang penuh memar, namun kesaktian pamannya ini juga menghilang entah kemana..

Kalau seumpama pamannya ini bisa bangun dia hanya akan menjadi bapak-bapak biasa.

"Aku benar-benar tidak menyangka akan ada orang yang sangat hebat yang mampu mengalahkan paman..." ucap pradipta, "bahkan dia berani merampas parang panjang warisan turun temurun keluarga kita!"

Pradipta memejamkan matanya kemudian kembali berucap, "paman Surya seumpama anda bisa sembuh, saya pastikan anda akan tetap mendapatkan posisi penting di keluarga walaupun anda sekarang tidak memiliki kesaktian apa pun."

"Anda telah mengorbankan diri untuk melindungi keluarga.." imbuh pradipta.

Kemudian ekspresi Pradipta mengeras, "jelas Tuan hebat itu memiliki niat buruk kepada adikku! Ritual yang akan di jalani oleh adikku tidak boleh terganggu sedikitpun!" Ucap Pradipta dengan sangat tegas.

Tiba-tiba seorang wanita tua dengan tudung di kepalanya melangkahkan kakinya ke depan, "Tuan Muda Pradipta, izinkan saya untuk menyelidiki tuan itu. Izinkan saya untuk berkontribusi dalam keluarga damar lintang."

Pradiota menganggukan kepalanya, "aku izinkan, segeralah berangkat. Selidiki Tuan itu, kalau kamu memiliki kesempatan untuk membunuhnya maka lakukan saja. Sebagai balas densam apa yang telah dia lakukan kepada paman surya."

"Baik Tuan muda, akan saya laksanakan..." ucap Wanita dengan jubah dan tudung itu.

Pradipta dengan tenang mendongak ke atas memandangi langut langit tenda mewah ini, meskipun dia tahu lawannya adalah Tuan yang sangat hebat namun dia tidak takut. Dia sendiri memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan layak di sebut Tuan Hebat. Terlebih lagi ketika ritual yang akan di jalankan oleh adiknya sukses, maka pradipta sangat yakin tidak akan ada yang bisa menandingi keluarganya.

"Mari kita lihat Tuan Hebat, apakah kamu atau Keluarga Damar Lintang yang akan menang.." batin Pradipta.