Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Perjalan kalo ini Bagas tidak sendiri, ia membawa asistennya yang tau semua tentang dirinya dan Lina. Perjalan terasa sangat lama karna rasa tak sabar dari Bagas.
"Lelet amat jalanya." protes Bagas pada sang asisten.
"Ini udah maksimal bos, ga liat di depan jalanya kaya keong." Jawab asistennya ketus karna kesel bosnya ngomel mulu.
"Salip dong, masa gitu aja kamu ga bisa." ejek Bagas pada asistennya. Asistennya memilih mengabaikan perkataan sang bos demi keselamatan mereka. Jalanan macet memang membuat orang jadi emosi, apalagi orang yang ingin buru - buru seperti Bagas.
Setelah menempuh perjalan yang melelahkan, Bagas akhirnya samapi juga di kampung Lina. Senyum Bagas terbit di sudut bibirnya. Rasanya sudah tak sabar bertemu dengan istri mudanya itu.
"Assalamualaikum, bu, Lina. " panggil Bagas sambil mengetuk pintu. Rumah tampak sepi tak ada jawaban dari dalam. Bagas mulai cemas takut Lina tidka pulang kampungnya tapi malah pergi ke tempat lain.
"Cari siapa, nak?" tanya tetangga Lina yang kebetulan keluar saat mendengar ada sadar di rumah sebelah.
"Maaf bu, Lina dan ibunya kemana ya?" tanya Bagas sopan.
"Ooh Lina di bawa ibunya berobat ke puskesmas."
"Lina sakit, bu..Sakit apa?" nampak wajah Bagas panik seketika saat mendengar Lina sakit.
"Kalau itu ibu kurang tau, nak."
"Puskesmas sebelah mana, bu?" tanya Bagas.
"Jalan ini lurus aja nanti pas pertigaan ambil kiri, nah ga jauh dari sana puskesmas keliatan."
"Makasih ya, bu. Permisi." Bagas langsung masuk lagi kedalam mobil.
"Loh kok ga jadi, bos?" tanya Asistennya kaget saat bosnya begitu cepat kembali, padahal ia baru saja memejamkan matanya.
"Jalan." perintah Bagas. Asistennya terpaksa patuh dan tak bertanya langsung menjalankan mobilnya mengikuti arahan bosnya.
Tak sampai sepuluh menit puskesmas sudah nampak di depan mereka. Bagas bergegas turun langsung mencari keberadaan Lina dan ibunya.
"Maaf, teh. Apakah ada pasien yang namanya Lina?" tanya Bagas pada petugas jaga.
"Yang barusan masuk ya, ada di sebelah sana pak." tunjuk petugas mengarahkan Bagas. Bagas langsung bergegas menuju ruangan yang suster maksud, sayup dari luar terdengar tangis pilu seorang wanita.
Bagas perlahan mendekati dan melihat kedalam dari celah pintu yang tak tertutup rapat. Ia tidak bisa melihat siapa yang menangis karna terhalang tubuh seseorang yang membelakangi pintu, tapi Ia bisa mendegar suara mereka bicara.
"Kenapa jadi begini, nduk."
"Maafin aku, bu."
"Ibu begitu percaya sama kamu, tapi kenapa jadi malah begini. Siapa laki - laki Itu, nduk. Ibu harus bicara dengannya dan meminta pertanggung jawaban."
"Ga usah, bu. Kalau ibu ga mau menerima aku di sini, biarkan aku pergi saja bu." ujar Wanita itu yang tak lain adalah Lina dan ibunya.
"Bukan begitu, nduk. Ibu cuma mau anak yang ada di dalam kandungan kamu itu punya ayah yang jelas. Jadi kalau ditanya orang ibu bisa menjawab dan kamu tidak harus menanggung malu di cap wanita murahan." pangkas ibu dengan lesu.
Bagas yang sedari tadi menguping merasa kalau suara di dalam sangat familiar. Dan betapa kaget dirinya saat melihat siapa yang terbaring di ranjang dengan bercucuran air mata.
...****************...
Assalamualaikum kk,Terimakasih untuk supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya👍🙏💪😘
@ima Susanti