NovelToon NovelToon
THE LAZY SOVEREIGN: I JUST WANT TO SLEEP, BUT THE SYSTEM MAKES ME OMNIPOTENT

THE LAZY SOVEREIGN: I JUST WANT TO SLEEP, BUT THE SYSTEM MAKES ME OMNIPOTENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:295
Nilai: 5
Nama Author: Yenbi Author

Kematiannya sia-sia. Hidup barunya menyebalkan. Tapi semuanya berubah saat dia mendapatkan Sistem yang aneh.

Kang Ji-Ho, seorang karyawan lelah yang mati secara mengenaskan, bangkit di tubuh Ling Feng, seorang bangsawan muda pemalas dari klan yang terhina. Dunia Murim yang kejam menertawakannya. Namun, Ji-Ho datang dibekali sebuah sistem unik yang memberinya kekuatan dengan satu syarat: Jangan kerja keras!

[Tugas: Tidur Siang 4 jam. Reward: +10 Qi Murni] [Tugas: Nikmati Semangkuk Sup. Reward: Seni Beladiri 'Telapak Tidur Berdarah']

Dengan kekuatan barunya dan sifat aslinya yang kejam dan tak kenal ampun, Ji-Ho memutuskan untuk mengubah segalanya. Aturannya sederhana:

1. Klan ini tidak tunduk pada siapa pun.
2. Langgar perintahku, mati.
3. Bersekongkol dengan musuh, mati bersamaan mereka.

Dia merekrut orang-orang terbuang yang ditakuti dunia—seorang pembunuh gila, seorang gadis racun, seorang pandai besi penghancur—dan membangun kekuatan yang membuat seluruh dunia Murim gemetar ket

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenbi Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Getaran Ketakutan - Nasihat Sudah Diberikan

Kehancuran Istana Es Abadi bukan lagi sekadar gempa. Itu adalah bencana alam yang mengguncang fondasi paling dalam dari dunia Murim. Istana Es Abadi bukanlah klan pinggiran; mereka adalah institusi tua, disegani, dan dianggap hampir abadi. Dan mereka dilenyapkan dalam satu hari.

Reaksi yang menyebar ke seluruh dunia Murim bukan lagi sekadar ketakutan. Itu adalah kepanikan yang mendalam, hampir histeris.

Pertemuan darurat para pemimpin sekte dan klan terkuat yang masih tersisa diadakan di tempat rahasia, jauh dari jangkauan Klan Ling. Suasana tidak lagi angkuh atau penuh perencanaan strategis. Itu dipenuhi keputusasaan.

"ISTANA ES ABADI... HANCUR!" teriak Patriarch dari Klan Gunung Terbang, tangannya gemetar memegang laporan yang ditulis dengan tergesa-gesa oleh mata-matanya yang selamat. "Tidak ada yang tersisa! Hanya genangan air dan tanah yang hangus!"

"Laporan mengatakan Ling Feng bahkan tidak sendiri yang pergi! Dia mengirim kakeknya! Dan beberapa monster bawahannya!" tambah Master dari Sekte Bintang Jatuh, wajahnya pucat. "Mereka... mereka melelehkan Istana Es! Es Abadi yang telah bertahan ribuan tahun... dilelehkan seperti salju di musim semi!"

Seorang tetua tua dari Sekte Langit Berbintang, yang biasanya paling tenang, kini memandang kosong ke depan. "Kita... kita semua telah salah. Kita tidak mendengarkan peringatan. Kita pikir kekuatan tradisi dan cultivation kita akan cukup. Kita pikir mereka hanya sekte sesat yang kejam."

Dia menundukkan kepalanya, suaranya bergetar. "Kita mengirim utusan dengan sikap sok tinggi. Kita mengirim tantangan. Kita bahkan mengirim elite dari Istana Es untuk 'menundukkan' mereka... Kita seperti anak kecil melemparkan batu ke gunung berapi dan terkejut ketika itu meletus."

Ruangan itu sunyi sejenak, hanya diisi oleh desahan nafas yang berat dan gemetar.

"Sekte kita berikutnya," bisik seorang wanita dari Istana Kabut, sekte yang terkenal dengan teknik penyembunyiannya. "Mereka akan datang untuk kita semua. Satu per satu."

"Tidak!" bantah Patriarki dari Klan Naga Terpendam, tapi suaranya tidak lagi meyakinkan. "Mereka... mereka hanya menyerang yang mengganggu mereka! Lihat polanya! Klan Chen mengganggu mereka langsung. Aliansi Sungai Azur menantang mereka. Klaim-klaim itu mengejek mereka. Istana Es mencoba menundukkan mereka..."

"Jadi saranmu adalah kita semua harus bersembunyi dan berharap mereka tidak memutuskan untuk 'mengganggu' kita?!" sergah Master Sekte Bintang Jatuh.

"AKU TIDAK TAHU!" raung Patriarki dari Klan Naga Terpendam, kehilangan kesabaran. "Apa yang kau ingin kita lakukan? Melawan? MELAWAN APA? Kekuatan yang bisa memusnahkan Istana Es dalam satu hari? Kekuatan yang kultivasi pemimpinnya tidak bisa kita pahami? Kekuatan yang bahkan getaran kenaikan tingkatnya membuat artefak kuno kita pecah?!"

Keputusasaan melanda semua orang. Melawan adalah bunuh diri. Bersembunyi adalah penundaan hukuman. Menyerah? Menyerah kepada apa? Klan Ling bahkan tidak menginginkan penyerahan diri. Mereka hanya ingin dibiarkan sendiri.

Seorang utusan dari sekte kecil yang belum tersentuh, yang hadir dengan risiko besar, berbicara dengan suara bergetar. "Mungkin... mungkin kita harus mendengarkan kata-kata mereka. Benar-benar mendengarkan. Mereka hanya punya satu aturan: Jangan ganggu kami."

"Dan bagaimana kita tahu apa yang mereka anggap 'mengganggu'?" tanya seseorang dengan putus asa. "Mengirim utusan? Bisa dianggap mengganggu. Tidak mengirim utusan? Bisa dianggap menghina. Bernapas terlalu keras di arah mereka? Mungkin itu sudah cukup!"

Itulah ketakutan terbesar mereka. Klan Ling tidak transparan. Motif mereka tidak bisa dipahami. Mereka seperti kekuatan alam—tidak bisa dinegosiasikan, hanya bisa dihindari atau ditanggung.

Keputusan akhir pertemuan itu bukanlah deklarasi perang atau aliansi besar. Itu adalah keputusan untuk... diam.

Mereka memutuskan untuk menarik semua mata-mata mereka dari wilayah Klan Ling. Mereka memerintahkan semua anggota sekte dan klan mereka untuk tidak mendekati wilayah Klan Ling dalam radius seribu mil. Mereka bahkan menghentikan semua perdagangan yang melalui wilayah tersebut.

Mereka pada dasarnya menggambar garis besar di sekitar Klan Ling dan menganggapnya sebagai zona mati, tanah terlarang, tempat yang tidak boleh disentuh.

Pesan tersebar ke seluruh dunia Murim: Jangan lihat ke arah timur. Jangan pikirkan tentang Klan Ling. Jangan sebut nama mereka. Lakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk tidak menarik perhatian mereka.

Itu adalah penyerahan total tanpa secara resmi menyerah. Itu adalah pengakuan bahwa dunia Murim yang mereka kenal telah berakhir, dan sekarang ada kekuatan baru yang memerintah melalui ketakutan murni, dan satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan membungkuk dan berharap mereka tidak memperhatikanmu.

Dan di tengah semua ketakutan dan kepanikan ini, Ji-Ho sedang tertidur nyenyak di sofanya, sama sekali tidak menyadari—atau tidak peduli—akan badai ketakutan yang telah ditimbulkannya. Baginya, dunia akhirnya menjadi sunyi. Dan itulah yang selalu dia inginkan.

Xiao Mei, yang merasakan gelombang ketakutan yang menyebar, hanya tersenyum kecil. "Mereka akhirnya mengerti, Tuan Muda," bisiknya kepada Ji-Ho yang tertidur. "Mereka akhirnya belajar untuk tidak mengganggu."

Dunia Murim telah belajar pelajaran yang paling pahit: terkadang, peringatan tidak perlu diucapkan dua kali. Terkadang, satu contoh sudah lebih dari cukup. Dan Klan Ling, di bawah kepemimpinan Penguasa Pemalas mereka, telah memberikan contoh yang akan dikenang untuk selama-lamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!