Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.
Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.
Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?
Simak kisahnya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Gugurkan saja...
Hembusan napas berat terdengar beberapa kali, pria itu berdiri di tengah-tengah toko pakaian dalam wanita, mengamati berbagai pilihan pakaian dengan seksama. Topi hitam yang dipakainya menutupi sebagian besar wajahnya, membuatnya terlihat lebih misterius.
Dengan ditemani seorang karyawan toko, Elvano berjalan perlahan di sepanjang rak-rak pakaian, dia merasa sedikit tidak nyaman dan bingung dengan pilihan yang ada.
"Sebentar, saya telepon istri saya dulu."
Elvano melakukan panggilan video call dengan Maura, lalu memberikan teleponnya pada karyawan toko saat panggilan sedang berlangsung supaya Maura bisa memilih sendiri warna dan ukuran seperti yang diinginkan dengan dibantu arahan dari karyawan toko tersebut.
Beberapa pengunjung lain mulai memperhatikan dan memuji Elvano sebagai suami idaman yang rela datang malam-malam ke toko pakaian dalam hanya untuk membelikan bra untuk istrinya.
"Wah suami idaman banget, kalau ada duplikatnya aku mau satu." ujar seorang pengunjung wanita.
"Beruntung sekali istrinya itu," sahut yang lainnya.
"Dia malu, tapi dia tetap datang untuk membeli demi istrinya!" tatapannya penuh rasa kagum.
Selesai dengan pilihannya, pegawai toko tersebut menyerahkan kembali ponselnya pada Elvano dan membawa barang-barang yang Maura pilih tadi ke kasir. Elvano membawa dua kantong paperbag keluar dari toko setelah selesai melakukan transaksi pembayaran dan kembali ke hotel dengan mengendarai mobilnya sendiri. Sementara pak Hendi sengaja dia suruh untuk beristirahat di salah satu kamar hotel yang sengaja dia pesan untuk supirnya itu.
Maura menerima paperbag itu dengan wajah sumringah begitu dia membuka pintu, "Wah, terimakasih banyak, Kak!"
Elvano melepaskan topinya dan berjalan ke arah sofa, "Ini pertama dan terakhir kalinya, lain kali aku tidak mau disuruh-suruh membeli barang-barang seperti itu." ucapnya seraya mendudukkan dirinya di sofa.
"Ah, baiklah. Lain kali aku tidak akan menyuruhmu lagi, ini karena darurat saja."
Maura meletakkan paperbag itu diatas meja, lalu berjalan mendekat ke arah Elvano. Namun, kakinya tak sengaja menyandung karpet, membuat tubuhnya terhuyung dan jatuh terduduk di pangkuan Elvano.
Elvano menahan pinggang Maura saat gadis itu akan bangun, "Kamu sedang tidak memakai bra dan sekarang duduk di pangkuanku. Sengaja ingin menggodaku?"
"Atau... Kamu memang sengaja tidak membawa bra biar bisa menunjukkannya secara langsung padaku?" lanjutnya dengan satu alis terangkat dan tawa tertahan.
"Mana ada!" jawab Maura dengan mata melebar. "Aku memang tidak tahu kenapa bra-ku bisa hilang semua!"
Posisi duduk mereka sekarang membuat Elvano bisa melihat wajah Maura dengan jelas, entah sejak kapan dia mulai suka memperhatikan wajah gadis itu dalam diam. Hampir setiap malam disaat Maura sudah terlelap, dirinya masih terjaga demi bisa memandang wajah itu lebih lama. Ada getaran aneh setiap kali Maura berada didekatnya, bahkan dia mulai tidak memikirkan tentang Karina lagi akhir-akhir ini.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Maura pelan, merasa risih saat Elvano menatapnya tanpa berkedip.
"Aku lapar," kilah Elvano. "Cepat betulkan pakaianmu lalu kita pergi keluar untuk makan malam."
"Baiklah, terimakasih karena sudah mau direpotkan." Maura berdiri, mengambil salah satu paperbag dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
Pandangan Elvano masih terkunci pada pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat. Malam ini dia sudah melakukan hal gila yang belum pernah dia lakukan dalam hidupnya. Bagaimana bisa dia menuruti permintaan Maura saat gadis itu memintanya untuk membelikan bra.
"Otakku pasti bermasalah." Elvano memijat pelipisnya, merasa bingung dengan perasaannya sendiri. "Tidak mungkinkan aku jatuh cinta padanya?"
...-----------...
"Alex!"
Langkah Alex tertahan didepan pintu utama gedung kantornya, menoleh ke belakang dan mendapati Rina sudah berdiri dengan jarak beberapa meter darinya. Pagi ini Rina sengaja datang menemui Alex setelah beberapa kali dia mencoba menghubungi Alex tapi pria itu selalu mengabaikan panggilan-panggilannya.
"Rina, apa yang kamu lakukan disini? Bagaimana jika papaku melihat kamu?! tanya Alex dengan wajah sedikit kesal.
"Kamu sengaja menghindariku kan? Kenapa, Lex?" Rina balik bertanya. "Ada hal serius yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Aku tidak ada waktu untuk bicara sama kamu, lebih baik sekarang kamu pergi sebelum papaku datang!" Alex meraih tangan Rina dan membawanya melangkah menjauh dari arah pintu saat beberapa karyawan yang datang mulai memperhatikan ke arah mereka berdua.
"Aku hamil, Lex!" seru Rina yang membuat langkah Alex terhenti. "Aku hamil anak kamu, kamu harus bertanggungjawab." suaranya kini melembut.
Alex melepaskan pegangannya dari tangan Rina, tertegun sejenak sebelum tersenyum hambar dan mengusap wajahnya kasar.
"Apa? Hamil?" Alex membalikkan badannya, melihat Rina mengangguk dengan air mata tertahan di pelupuk matanya.
"Ya, Lex, aku hamil."
Alex menatap Rina dengan pandangan merendahkan. "Wanita sepertimu tidak mungkin hanya tidur dengan aku saja kan?"
"Maksud kamu apa, Lex?" tanya Rina dengan tatapan bingung.
Alex mengikis jarak, mendekatkan wajahnya ke arah Rina. "Kamu tahu aku adalah pacar Maura, sahabat kamu sendiri dan bahkan kami sudah akan bertunangan. Tapi kamu tetap mau tidur denganku, bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Wanita sepertimu yang tega menusuk sahabat sendiri dari belakang, kenapa sekarang aku harus percaya jika anak yang kamu kandung itu adalah anakku, hah!"
Plakkkk...
Tamparan keras itu menghantam pipi Alex, membuat wajahnya terbelalak ke samping. Rina menatap Alex dengan penuh kekecewaan dan kemarahan. Matanya yang biasanya hangat dan penuh kasih kini dipenuhi dengan kemarahan dan rasa sakit.
"Keterlaluan kamu, Lex! Tega sekali kamu berkata seperti itu padaku!"
Alex tersenyum kecut dengan satu tangan memegangi pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari Rina. Memang saat dia menyentuh Rina pertama kali, saat itu Rina masih perawan. Dan itu saja tidak cukup bagi Alex untuk dia bertanggungjawab karena mereka melakukannya atas dasar mau sama mau tanpa ada paksaan.
"Lebih keterlaluan mana aku sama kamu, Rin?" Alex menyunggingkan senyum, "Jika bukan karena kamu, sekarang aku dan Maura pasti sudah bertunangan!"
Napasnya mulai terasa berat, Alex mengusap wajahnya kasar untuk kesekian kalinya. "Gugurkan saja kandungan kamu itu, setelah itu hubungan kita selesai dan jangan pernah kamu ganggu aku lagi."
Mata Rina terbelalak, tak percaya dengan apa yang dia dengar. "A-apa? Gugurkan?"
Tangan Alex menahan pergelangan tangan Rina saat wanita itu ingin menamparnya kembali. Suasana di antara mereka menjadi tegang dan penuh emosi. Nafasnya berat dan bergerumuh, Rina merasa terkejut dan terluka hatinya.
"Kamu akan dihina dan dipandang rendah jika orang-orang sampai tahu tentang kehamilan kamu ini, Rina. Jadi... Pikirkanlah baik-baik penawaranku tadi, sebelum perut kamu membesar sebaiknya kamu gugurkan saja!"
Alex menghempaskan tangan Rina dengan gerakan sedikit kasar, meninggalkan Rina sendirian dengan air mata yang mulai membasahi wajah wanita itu. Hatinya begitu hancur saat mendengar Alex justru malah memintanya untuk menggugurkan kandungannya, tadinya dia pikir Alex akan luluh dan mau bertanggungjawab begitu mengetahui dirinya sedang hamil.
...
...
...
Bersambung...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
..pertama dan terakhir😏😏😏
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
mau gak?
🤣🤣
up lagi Thor 😭😭
semangat Thor updatetan ya
selalu ditunggu
mudah mudahan terjadi yg diinginkan 🤣🤣
keguguran ni jgn jgn alesannya