IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Giaka
" Pagi bu.. " sapa semua karyawan cafe, menyambut kedatangan Giska sebagai manager baru di cafe itu. Cafe yang sudah berjalan satu bulan itu cukup ramai pengunjung.
" Pagi... " jawab Giska, tak memberikan senyum manisnya.
Giska mulai berkenalan dengan semua karyawan untuk mengakrabkan diri. Kedatangan Giska di sambut dengan baik. Giska pun tidak mendapat kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya.
Meski Giska masih memegang debit card yang memiliki jumlah uang yang sangat banyak dari Davon, namun Giska memutuskan untuk tidak menggunakannya. Dirinya masih mempunyai tabungan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
*
Tomi memberi kabar mengenai pencarian Giska yang belum mempunyai titik terang di mana Giska berada.
" Gue udah cari Giska ke rumah beberapa temennya yang lumayan akrab ama bini lu, tapi dia gak ada. " ucap Tomi saat menghadap Davon melaporkan hasil pencariannya.
Davon mengangguk, pria itu belum menyerah dan tidak akan menyerah mencari keberadaan istrinya. " Terus cari Giska ampe ketemu! " seru Davon.
Tomi mengangguk, " Pasti. "
" Lu udah tanya ke Laura? mungkin dia tau. " saran Davon.
" Udah, dia gak tau sama sekali. " jawab Tomi.
Davon berpikir sejenak, rasanya tidak mungkin jika Laura tidak mengetahui keberadaan Giska. Hanya Laura lah teman yang sangat dekat dengan Giska, tempat Giska mencurahkan isi hatinya. Dia akan menemui Laura dan bertanya sendiri pada gadis itu.
" Coba cek ke terminal, stasiun bahkan bandara! gue mau lu dapat info secepatnya " Davon.
Meski perintah Davon begitu menguras tenaga nya, Tomi tidak bisa menolaknya. " Oke. " jawab Tomi.
Tomi keluar dari ruangan Davon dengan wajah kusutnya.
" Lu kenapa beb? " tanya Arini sekertaris Davon serta kekasih dari Tomi.
Tomi membuang nafasnya kasar, " Bos ngasih tugas berat. " Bagaimana tidak berat? Tomi harus mengecek informasi penumpang di terminal, stasiun dan bandara untuk mengetahui keberadaan Giska, jika wanita itu melakukan perjalanan di luar kota maupun luar negri. Okelah kalau mengecek Stasiun ataupun bandara itu tidak begitu sulit, karena data penumpang akan tercatat jelas di sistemnya. Tapi di terminal dia tidak yakin mendapatkan informasi yang falid, dan itu akan menyulitkan nya.
Arini mengelus punggung kekasihnya, " Sabar ya beb, moga aja Giska cepat ketamu. " ujar Arini yang sudah tahu hubungan antara Giska dan Davon dari mulut Tomi.
Tomi mengangguk, " Harus ketemu! kalo gak, bos bisa gila.. dan kita yang repot! " seru Tomi.
Setelah mengobrol dengan Arini, Tomi kembali mencari Giska dengan bantuan anak buahnya yang tidaklah sedikit. Mereka semua berpencar agar mempermudah dan lebih cepat mendapatkan informasi.
Sedangkan Davon berniat untuk menemui Laura di cafenya, untuk bertanya langsung tentang Giska. Tidak mungkin jika Laura tidak tau keberadaan Giska, pikir Davon.
Selama di perjalanan menuju cafe Laura, pikiran Davon selalu di penuhi wajih Giska. Saat wanita itu tersenyum, tertawa, merengek manja, semua itu masih teringat jelas oleh Davon. Senyum di wajah Davon terbit begitu saja, melupakan sejenak kesedihannya.
Davon berjanji, kali ini ia akan memperjuangkan Giska agar tetap berada di sampingnya. Dia tidak akan terpuruk ataupun meratapi kesedihan yang berlebihan.
" Von! " pekik Laura yang berpapasan dengan Davon saat dirinya hendak pergi meninggalkan cafe.
" Bisa kita bicara. " ucap Davon dengan nada datarnya.
Laura sudah yakin jika Davon akan bertanya mengenai keberadaan Giska. " Oke! " jawab Laura menyetujui permintaan Davon.
Sebisa mungkin Laura harus menghilangkan rasa gugupnya agar tidak mencurigakan di depan Davon.
Davon dan Laura kini telah duduk berhadapan.
" Mau minum apa Von? " tanya Laura yang sudah siap memanggil pegawainya memesankan minuman untuk Davon.
" Gak usah, gue gak lama. " ujar Davon.
Walau Davon menolak, Laura tetap memesankan sebuah minuman untuk Davon. " Lu mau ngomong apa? "
" Dimana Giska! " tanya Davon tanpa basa basi.
Glekk... Laura segera menutupi kegugupannya. Bagaimanapun dia sudah berjanji pada Giska akan menyembunyikan keberadaan sahabatnya.
" Gue gak tau. "
" Lu gak usah boong! gue yakin lu pasti tau dimana Giska kan! " gertak Davon.
Laura mulai menciut nyalinya saat melihat kemarahan di wajah Davon.
" Beneran gue gak tau! gue aja kaget pas Tomi nanya Giska ke gue.. " elak Laura.
" Lu gak bisa boongin gue Ra! " Davon.
" Von! gue beneran gak tau! " seru Laura. " Kali lu kesini cuma nanyain Giska, sorry gue lagi buru - buru gak banyak waktu Von. " ujar Laura yang sudah berdiri dari duduknya.
Sebenarnya Laura tidak terlalu buru-buru, namun melihat kemarahan Davon dia takut jika akan membocorkan keberadaan Giska. Laura lebih memilih menghindari Davon.
Davon ingin berteriak agar Laura tidak pergi meninggalkan nya karena dirinya belum selesai bicara, tapi Davon mengurungkan niatnya mengingat keadaan cafe yang sangat ramai. Dirinya tidak mau menjadi pusat perhatian para pengunjung.
Dari kegugupan Laura, Davon bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Laura, yang pasti berkaitan dengan Giska.
Davon akan memilih waktu yang tepat untuk bertanya baik-baik pada Laura agar mau mengatakan keberadaan Giska. Sembari menunggu informasi dari Tomi tentunya.
*
*
*
...Jangan lupa berikan dukungan kalian...
...like. komen. vote....
...Bye.. bye.....
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻