Aku Pergi Gus,Aku Bukan Wanita Solehah

Bayangan sore hari berwarna keemasan memancarkan cahaya yang membawa kedamaian bagi jiwa yang merasa kan hangatnya kehadiran nya.

Namun Risa tetap dengan aktivitas nya mencari kerang.jari jarinya berusaha menyusuri pasir berharap dipengujung hari ini embernya bisa penuh.

Ternyata hidup dipesisir pantai tidak semudah ia bayangkan sebelumnya,makin hari penghasilan nya mencari kerang semakin tidak menentu.

Sedangkan perut dan kebutuhan hidupnya dengan mama sita harus tetap terpeNuhi.

Jari jarinya terlentur mengusap keringat yang menetes didahi,dengan helaian nafas berat yang ia hembuskan keudara.

Suara adzan magrib mengema seakan membela lautan,Risa naik kedarat bergegas kembali ke gubuknya.

Ia membersihkan dirinya setelah itu menunaikan kewajiban tiga rakaat nya.

Mama sita menatap putrinya yang sedang melakukan gerakan shalat.

" Laki laki itu mampu mengubah mu kearah yang lebih baik nak,tapi disaat yang bersamaan dia melukaimu"

Setelah selesai menunaikan kewajibannya Risa menoleh kemana sita yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Hanya satu piring singkong rebus yang disajikan mama sita.

" Maaf nak mama hanya bisa menyiapkan ini, mama sudah tidak punya uang,inipun dikasih oleh BI Sri"

" Maaf ya ma,Risa tidak dapat kerang hari ini"

" Ngak apa apa sayang ,ayo makan!"

" Kan kamu sendiri yang bilang Allah itu maha pemberi rezeki dan mama percaya itu"

Ibu dan anak itupun memakan singkong rebus itu dengan penuh kehangatan.

dibalik cahaya tamaram didalam kesederhanaan,rasa syukur tiada batas menciptakan kedamaian yang luar biasa dihati mereka.

_______

Pagi harinya Risa mendatangi villa Alex berniat menerima tawaran dari Alex.

Ia tidak punya pilihan lain, keuangan nya sudah semakin menipis pendapatanya dari mencari kerang juga tidak mampu menutupi kebutuhan nya.

Dari balik jendela kaca Alex memperhatikan sosok wanita yang belakangan ini mencuri perhatiannya,bahkan ia rela tidak menghadiri beberapa pameran seni hanya untuk tetap berada dipulau ini.

Senyum simpul terbit dibibirnya manakala melihat tingkah Risa yang tidak langsung mengetuk pintu, tetapi malah sibuk mondar mandir didepan villanya seolah sedang menarik ulur waktu.

Sampai akhirnya Risa mengetuk pintu hingga empat kali barulah Alex membuka pintunya.

Mendapati Alex dambang pintu

, Risa meremas jari jarinya yang saling bertautan.

" Aku......" Ucapnya gugup.

" Ada apa nona pagi pagi sekali kau datang kevillaku"

Tidak ada jawaban dari Risa.

" Baiklah masuklah dulu"

" Tidak usah aku disini saja"

" Kalau begitu katakanlah cepat apa tujuan mu datang kesini" ucapnya padahal Alex sudah mengetahui tujuan Risa kevillanya.

" Aku menerima tawaranmu yang kemarin"ujar Risa tanpa jeda.

" Oke oke kapan kita mulai melukisnya"

" Itu terserah kamu saja"

" Baiklah , bagaimana kalau kita mulai sore nanti diwaktu munculnya senja"

" Baiklah..tapi aku punya syarat"

Alex mengerutkan alisnya.

" Syaratnya apa nona katakanlah"

" Saat dilukis aku tidak mau melepas hijabku dan aku mau lukisan mu tidak fulgar harus tetap terlihat sopan dan ini lebih penting saat kamu memotret ku atau pun melukis ku aku tidak mau memperlihatkan wajahku"

"Apa"

" Jadi maksud kamu aku hanya akan melukis atau memotret kamu dari belakang atau dari samping?"

" Tepat sekali ternyata anda cukup cerdas"

" Astaga nona kalau begitu mending aku lukis punggung Bi Sri saja"

" Oh jadi kamu tidak setuju dengan syarat ku baiklah kalau begitu kita batalkan saja"

Risa lalu berbalik ingin melanjutkan langkahnya namun tangannya dicekal oleh Alex yang membuat Risa tidak nyaman dengan cepat ia menepis tangan kekar pria itu.

" Maaf nona aku tidak sengaja"

" Baiklah aku setuju dengan syarat syarat yang nona inginkan"

" Dan ingat aku tetap memakai hijab dan agamisku"

"Lukisan adalah karya seni dimana yang diminati keindahan seninya nona,aku tidak akan memamerkan tubuh seorang wanita untuk menarik perhatian orang, apalagi sampai membuat orang yang melihat lukisan ku sampai berimajinasi yang tidak tidak"

"Syukurlah kalau kau mengerti,kalau begitu aku pamit dulu"

" Oke, jangan lupa ya sore nanti ditepi pantai"

" Ia, assalamualaikum"

" Waalaikum salam" jawab Alex dengan kikuk untuk pertama kalinya ia menjawab salam dari seseorang yang membuat hatinya dipenuhi oleh rasa hangat.

Alex memandang punggung Risa yang kian menjauh dari pandangannya.

" Gadis ini berbeda dari gadis gadis yang pernah kutemui" lirihnya.