Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Rifki 1
"Apa sudah puas memandangi wajah tampanku ini, sayang?" tanya Alfred dengan senyum tersungging di wajahnya.
Alfred tiba-tiba membuka matanya ketika Davina menelusuri wajah lelaki itu dengan jarinya. Alhasil membuat wanita itu terkejut saat dirinya tertangkap basah oleh Alfred yang tengah memandangi wajah lelaki itu.
Ya seperti yang telah di sepakati oleh Alfred dan juga Davina, semalam keluarga kecil mereka tidur bersama di kamar Alfred. Dengan posisi awal Bryan yang berada di tengah menjadi tameng bagi Davina untuk menghindari hal yang tak di inginkan. Tentunya menahan Alfred berdekatan dengan wanita itu.
Sekuat apapun tembok yang Davina bangun untuk menghindari Alfred, tapi lagi dan lagi lelaki itu dapat menembus dinding itu. Entah bagaimana caranya hingga kini Davina terbangun sudah berada dalam pelukan Alfred. Tanpa Davina sadari dia telah memuji keindahan pahatan yang Allah ciptakan. Hingga tangannya terulur menelusuri wajah Alfred, membuat lelaki itu terbangun. Sungguh Davina di buat malu karena ulahnya sendiri yang telah berani melakukan itu.
"Maaf, aku ...."
Tanpa aba-aba Alfred pun membungkam Davina dengan mencium bibir lembut wanita itu. Bibir yang telah membuatnya candu ingin merasakan sebuah sensasi yang selama ini dia tahan. Alfred sangat merindukan moment dimana dirinya mendekap tubuh mungil Davina. Selama 10 tahun ini lelaki itu melewatkan malam panjangnya dengan di temani dengan sebuah guling di atas ranjang. Hingga kini dia tak ingin semuanya cepat berlalu.
Perlahan tapi pasti tubuh Alfred bergerak mendekati Davina. Terlihat jelas ada sesuatu yang mengeras di bawah sana. Hal itu tentunya di ketahui oleh Davina, secepat kilat wanita itu menghentikan ciuman mereka.
"Ingat Alfred kita tidak boleh melakukan hal yang lebih dari ini. Kita masih belum memiliki ikatan, aku harap kau bisa menahannya. Kau sudah berjanji bukan?" ucap Davina memperingati sembari mendorong tubuh kekar Alfred membuatnya sedikit menjauh dari tubuh mungilnya itu.
Alfred pun menghela nafas beratnya kemudian menghembuskannya secara perlahan.
"Baiklah, sayang. Aku minta maaf, ini adalah reaksi alami yang ku rasakan saat berdekatan dengan mu. Sebelumnya aku tak pernah merasakan hal ini pada wanita lain selain dirimu. Sungguh aku sudah tidak sabar untuk menyeretmu menuju altar. Dan kurasa kita tidak perlu menunggu lama untuk menyiapkan pernikahan bukan? Setelah mendapat restu dari Oma, segera mungkin aku mendaftarkan pernikahan kita," balas Alfred menahan hasrat yang menggebu.
"Terserah, yang penting kita harus mendapatkan restu terlebih dulu dari Oma. Sebaiknya kau redakan dulu h*sratmu itu. Ingat Alfred kau sudah memiliki anak, jangan sampai hal itu di ketahui oleh Bryan kalau Daddy nya sangat m*sum," titah Davina berusaha melepaskan diri dari dekapan Alfred yang masih memeluk erat tubuhnya.
"Ya, aku mengerti sayang. Tapi saat kau sudah menjadi istriku Aku tak akan melakukannya sendirian lagi. Ku pastikan akan membuatmu tak akan pernah bisa tidur cepat, sayang. Kau lihat saja nanti, tunggu saat itu tiba!" ucap Alfred dengan senyum tersungging kemudian beranjak dari tempatnya untuk meredakan h*srat yang telah terlanjur bangun ketika memeluk tubuh Davina.
Sementara Davina menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Alfred dengan tatapan lurus menatap pada punggung Alfred. Yang perlahan menghilang dari pandangannya. Sungguh dia tak habis pikir dengan kelakuan Alfred yang sedikit berubah menjadi m*sum.
Perubahan drastis yang sama sekali tak pernah Alfred lakukan di waktu dulu. Karena lelaki itu biasanya akan bersikap dingin pada Davina.
Alfred sama sekali tak pernah memeluk erat seperti semalam. Namun, tak bisa di pungkiri bila Davina sangat menyukai hal itu. Perubahan pada Alfred berarti menandakan bahwa lelaki itu telah memiliki perasaan yang sama dengannya. Kini cintanya tak akan bertepuk sebelah tangan lagi tidak seperti sebelumnya dimana Alfred yang selalu menolak ungkapan cintanya.
Tak lama Bryan pun bangun, setelah itu mereka bertiga sarapan. Kemudian Alfred mengantarkan Davina menuju ke butik milik Davina. Sesampainya disana, kedua netra Alfred menatap pada lelaki yang berada di dalam sana. Tampak lelaki itu menatap lurus ke arah Davina yang tengah menunggu kedatangan wanita itu. Seketika bola mata Alfred menyipit kala lelaki itu bergegas menghampiri Davina untuk menyambut kedatangan mereka.
"Davina, kau darimana saja? Aku telah mencari mu tapi tak menemukan jejakmu sama sekali. Apa kau baik-baik saja?" Rifki menatap Davina penuh khawatir.
Kedua netranya bergerak kesana kemari menelisik setiap inci tubuh wanita cantik itu. Tak hanya itu saja, tangan besarnya pun terulur memegang bahu Davina, seolah mengecek tubuh wanita itu barangkali ada yang lecet. Mengingat semalam Davina tak bisa dia temukan.
Hal itu tentu saja memantik amarah Alfred yang sedari tadi diam memperhatikan kedua orang itu. Sungguh jantungnya berdenyut nyeri seolah anak panah melesat tepat di jantungnya. Alfred tidak terima melihat lelaki lain menyentuh tubuh Davina. Terlebih lelaki itu merupakan lelaki yang dia temui beberapa hari di rumah sakit.
Masih dalam perasaan terkejut melihat kedekatan lelaki yang bernama Rifki. Kini Alfred kembali di buat terkejut dimana sang putra yang terlihat sangat menyayangi lelaki di hadapannya itu.
"Daddy, aku pulang. Apa Daddy sudah tidak sibuk? Mommy bilang kalau Daddy sedang sibuk dengan urusan kantor. Apa benar itu Dad?" ucap Bryan dengan riang. Anak lelaki tampan itu segera berlari menghampiri Rifki yang secepat kilat menangkap tubuh Bryan.
Sementara Bryan tak menyadari ucapannya itu yang memantik kecemburuan Alfred. Menurut hasil penyelidikan dari Damar memang benar ada seorang lelaki yang merupakan anak dari seorang wanita pemilik kontrakan tempat Davina selama ini tinggal. Rifki adalah sosok lelaki yang telah membantu Davina selama tinggal di kota xxx.
Masih fokus pada Davina juga Bryan membuat Rifki tak memperhatikan keberadaan Alfred di antara mereka. Sementara Davina masih belum menceritakan perihal Rifki sedikitpun pada Alfred.
Namun, sayangnya Alfred terlebih dahulu mengetahui perihal lelaki yang ada di hadapannya. Dan tentu saja Alfred sangat berterimakasih pada Rifki yang telah membantu Davina selama berada di kota xxx. Tapi, tak bisa di pungkiri terlihat jelas ada persaingan di antara keduanya.
"Sayang, maafkan Daddy. Akhir-akhir ini Daddy sedikit sibuk hingga tak bisa menghubungimu," balas Rifki dengan wajah sendunya yang masih menggendong Bryan.
"Tidak apa-apa Dad. Aku bisa mengerti kok, pasti Daddy sangat sibuk."
"Oh iya Dad, sekarang aku sudah punya Daddy loh. Ini ayah kandungku yang selama ini aku cari. Jadi, aku akan sering bermain dengan Daddy ku. Dan Daddy tahu, sebentar lagi aku akan pindah ke Jakarta," lanjut Bryan membuat Rifki terkejut bukan kepalang.
"Davina, apa semua itu benar?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Nggak usah buang-buang tenaga. Alferd pasti bakal nolongin kamu di waktu yang tepat ....
Ini mah malah tambah cari masalah/Sweat/