NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Teh Hijau

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Kiran mengalah dan tahu diri, dia segera menarik

pandangannya, kembali menundukkan kepala.

Tata tampak bingung, tidak tahu harus berbuat

apa, dia sudah bisa menebak semua situasi ini.

"Sekali lagi maafkan kelancangan saya Nyonya

dan terimakasih telah mengijinkan kami untuk menginap di tempat yang sangat indah ini."

Lirih Kiran seraya kembali membungkukan

badannya. Nyonya Ambar melirik sekilas

lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Saya permisi Nyonya.. Assalamualaikum.."

"Pastikan tidak ada barang mu yang tertinggal

ataupun barang yang terbawa.!"

Kiran tidak jadi melangkah, dia kembali melirik

kearah Nyonya Ambar. Hatinya mulai di liputi

oleh kekesalan, apakah semua orang besar

harus bersikap se arogan ini.?

"Kalau anda mau silahkan geledah tas saya

untuk memastikan semuanya."

Mata Nyonya Ambar tampak mengerjap.Raut

mukanya berubah keras cenderung dingin.

"Kalau begitu periksa tasnya..!"

Titah nya pada Tata yang langsung terkejut.

Kiran pun tidak kalah terkejut nya. Ya Tuhan..

jadi dia di samakan dengan maling.? Kiran

berharap Agra melupakan niatnya untuk datang

dan menyusulnya ke tempat ini. Kalau tidak

dia tidak bisa membayangkan reaksi apa yang

akan di perlihatkan oleh suaminya itu.

"Tapi Nyonya..saya sendiri yang mengurus

Nona Kiran semalam.!"

"Jangan membantahku.! cepat periksa tas nya.!"

Dengus Nyonya Ambar. Tata menatap ragu

kearah Kiran yang hanya bisa tersenyum tipis

kearah Tata lalu mengangguk menyerahkan

tas nya.

"Periksalah..tidak apa-apa.."

"Maafkan saya Nona."

Sahut Tata sambil kemudian mulai membuka

tas milik Kiran yang di taruh di atas meja. Sudut

mata nyonya Ambar tampak memperhatikan

apa yang di lakukan oleh pelayan pribadinya itu.

Tata mengeluarkan semua isi tas tersebut

kemudian di simpan di hadapan Nyonya Ambar.

Tatapan Nyonya Ambar langsung menyapu

semua benda yang ada di hadapannya itu

dan berakhir di sebuah benda perak berkilau

yang hampir tersembunyi di balik tumpukan

benda lainnya. Tangan wanita sepuh itu meraih

benda yang berupa kalung perak tersebut.

Kiran terkesiap, tubuh nya bereaksi seketika.

Dia segera mendekat kearah Nyonya Ambar

yang sedang mengamati kalung itu dengan

seksama, matanya tampak memicing sedikit.

Perlahan dia membuka bandul kecil berbentuk

hati yang ada di ujung kalung itu.

Matanya tampak melebar saat dia melihat

kode unik yang tertera di dalamnya dengan

ukiran bunga sakura yang masih nampak

jelas karena terawat dengan sangat baik.

"Mohon maaf nyonya..bisa anda kembalikan

barang itu pada saya.?"

Kiran mengulurkan tangannya dengan sikap

yang sangat sopan ke hadapan Nyonya Ambar.

Namun Tata beserta para pelayan justru terkejut

melihat sikap berani Kiran. Mereka terlihat

was-was dan menggeleng lemah.

Nyonya Ambar melirik tajam kearah Kiran,

menatap wajah cantik gadis itu.

"Buatkan aku racikan teh hijau yang enak.!"

Titahnya sambil kembali fokus pada kalung

rantai perak cantik di tangannya. Kiran tampak

menautkan alisnya bingung.

"Apa yang Nyonya inginkan sebenarnya.?"

Sikap asli seorang Kiran yang keras kepala

akhirnya keluar. Senyum tipis terukir di sudut

bibir wanita tua itu.

"Seberapa penting benda murahan ini bagi

dirimu.? ini hanya kalung tidak berharga.!"

"Bagi Nyonya mungkin itu tidak berharga,

tapi bagi saya kalung itu memiliki nilai

historis tersendiri."

"Kalau begitu kau harus membayar nya.!

buatkan aku teh hijau sekarang juga.!"

"Bukan kah barang itu tidak ada artinya bagi

anda, lalu kenapa saya harus membayarnya.?

itu sangat tidak masuk akal.!"

Ujar Kiran mengeluarkan unek-uneknya.Tata

dan para pelayan kembali terkejut dengan

sikap dan perkataan Kiran, mereka semakin merasakan kecemasan dan ketegangan.

"Aku hanya ingin melihat seberapa penting

nya benda ini untuk mu Nona.!"

"Saya mohon dengan sangat Nyonya, tolong

kembalikan kalung itu pada saya.."

"Lakukan apa yang aku perintahkan barusan.!

apa susahnya bagi kamu.! atau jangan-jangan

kamu tidak bisa membuat nya.."

"Tentu saja saya bisa !"

Debat Kiran dengan suara yang sedikit tinggi

membuat senyum sinis tersungging di bibir

wanita tua itu.

"Kalau begitu buktikan sekarang juga.!"

Ketus Nyonya Ambar acuh. Dia menyimpan

kalung dalam genggamannya. Kiran menatap

wajah Nyonya Ambar mencoba menahan rasa

kesal yang kini mulai merambat naik.

"Apalagi yang kau tunggu Nona Mahesa?"

Kiran tersentak, dia menghembuskan napas

nya perlahan kemudian beranjak ke meja sebelah

dimana di sana terdapat teko cantik dan semua

perlengkapan minuman.

Nyonya Ambar melanjutkan acara sarapan nya

dengan menikmati sebuah hidangan tradisional

kesukaan nya. Tapi sudut matanya sesekali

melihat kearah Kiran yang sedang berkutat

dengan kegiatan meracik teh hijau nya.

Tata masih menahan napasnya, perasaannya

saat ini di penuhi oleh ketegangan. Sebenarnya

apa yang di inginkan oleh Nyonya Besarnya.?

Tidak lama Kiran sudah kembali membawa

secangkir teh racikan nya. Dia menghidangkan

nya di depan nyonya Ambar.

"Duduklah..!"

Titah Nyonya Ambar dengan enteng nya. Kiran

menatap ragu, dia melirik kearah Tata yang

juga sama ragu nya.

"Pendengaran mu masih berfungsi kan.?"

Kiran segera duduk di hadapan Nyonya Ambar

setelah Tata menarik kursi untuknya. Dia meraih

tas di simpan di pangkuan nya.

"Perbaiki cara duduk mu, sebagai seorang

wanita berkelas semua yang kau lakukan akan

selalu menjadi sorotan.!"

Alis Kiran kembali bertaut, tapi akhirnya dia

segera memperbaiki cara duduknya menjadi

lebih tegak namun tetap terlihat anggun dan

luwes. Nyonya Ambar menatapnya sambil

mengulas senyum tak terlihat.

"Apa sekarang saya sudah bisa mengambil

barang nya Nyonya, mohon maaf sebenarnya

saya sedang buru-buru saat ini."

Lirih Kiran kembali bersikap sesopan mungkin.

Nyonya Ambar mulai meraih cangkir teh yang

tadi di hadapan nya. Kiran, Tata dan semua

pelayan seolah menahan napas karena tegang.

Nyonya Ambar mulai menyeruput teh itu dengan

perlahan dan gaya yang sangat apik. Dia mencoba menikmati rasa teh nya membuat semua orang

kembali menahan napas. Kiran menatap cemas

kearah Nyonya Ambar berharap mendapatkan

sambutan yang baik. Ada binar kekaguman yang sempat tersirat dari mata nenek itu tapi kemudian

dia bangkit berdiri.

"Pastikan nanti malam dia kembali menginap

di sini kalau ingin mendapatkan barang nya

kembali.! ujiannya belum selesai.!"

Ucapnya santai sambil kemudian melangkah

acuh di dampingi dua orang pelayan pribadinya.

What ?? apa-apaan ini.? mata Kiran hanya bisa melongo melihat sikap aneh Nyonya Ambar.. seenaknya saja dia memaksakan kehendaknya ! benar-benar mirip sekali dengan Agra.!

Lahh..kenapa jadi membawa-bawa nama Agra !

Kenal juga tidak suaminya dengan nenek itu.!

"Nona.. malam ini anda harus menginap lagi

di sini agar besok pagi bisa menemui Nyonya

Besar kembali."

"Saya akan datang besok pagi saja, tidak perlu

menginap segala ! "

"Tapi Nyonya Besar menyuruh anda untuk

kembali menginap Nona dan itu tidak bisa

di bantah.!"

"Terimakasih sebelumnya Tata, tapi sepertinya

menginap lagi di rumah ini bukanlah sesuatu

yang patut untuk saya lakukan.!"

"Nyonya Besar akan tahu kalau anda tidak

datang untuk menginap, anda akan semakin

kesulitan mendapatkan barang nya kembali."

Terang Tata membuat Kiran menutup wajah

nya di penuhi rasa kesal. Uhh..ada-ada saja !

Kiran beranjak, dia harus segera keluar dari

tempat ini, Agra pasti sudah menunggu nya.

Untung saja suaminya itu tidak ikut datang

menemui nenek tua aneh itu.!

------ ------

Hari ini Kiran dengan keras kepala tetap masuk

kantor walaupun Agra melarangnya. Semula

Agra akan mengantar nya ke rumah orang tua

nya tapi ternyata Kiran memaksa pergi ke kantor

karena ada banyak hal yang harus dia lakukan.

Saat ini mereka berdua sudah ada di dalam

ruang kerja Tuan Zein. Lagi-lagi Lia dan Sari

di buat terkejut dengan kemunculan Agra

yang datang menemani Kiran. Sebenarnya

siapa pria dingin ini bagi seorang Kiran.?

bukankah calon suami putri bos mereka itu

adalah CEO nya Global Company ?

"Ini laporan yang anda minta kemarin Bu."

Lia menyimpan sebuah dokumen penting dari

departemen keuangan yang di minta Kiran.

"Terimakasih Lia, kau boleh keluar."

Lia segera membungkuk kemudian berlalu

keluar dari ruangan dengan tidak lupa mencuri

pandang kearah Agra yang sedang duduk santai

di sofa sambil memainkan ponsel nya. Dunia

sudah benar-benar terbalik, wanita sibuk kerja

eehh pria nya malah bersantai ria sambil

ongkang kaki.

"Ini memang ada yang tidak beres.! "

Gumam Kiran sambil mengamati dokumen

yang ada di tangannya. Agra melirik kearah Kiran.

Dia beranjak dari duduknya menghampiri Kiran

lalu melihat apa yang sedang di lihat oleh istri

nya itu. Agra segera mengambil berkas itu lalu

melihatnya dengan seksama.

"Apa kau menemukan sesuatu seperti aku.?"

Tanya Kiran yang kini fokus pada laporan lain

nya masih dari bagian keuangan.

"Siapa akuntan nya ?"

"Aku tidak begitu mengenalnya.."

"Ini harus segera di bereskan, kebocoran ini

sudah terlalu lama di biarkan.! sepertinya

ayah mu terlalu percaya pada orang ini.!"

"Tapi ini sepertinya akan cukup sulit, mereka

sudah mempersiapkan segala kemungkinan

yang bisa saja terjadi.!"

"Itu bukan masalah buatku, kita akan membuat

kejutan manis untuk mereka.!"

"Apa maksudmu.? ini tidak semudah mengurus

masalah keuangan perkebunan Agra.."

Agra hanya tersenyum tipis, menatap wajah

Kiran yang terlihat gusar campur kesal.

"Apa kau meragukan kemampuan ku.?"

"Aku tidak ragu padamu.. tapi sepertinya mereka sudah sangat lihai untuk memanipulasi semua

data realnya Agra..kita tidak punya bukti untuk menjeratnya.!"

Kiran menjatuhkan berkas-berkas tadi di atas

meja kemudian mengurut pelipis nya. Agra

segera meraih tubuh Kiran ke dalam pangkuan

nya membuat Kiran membulatkan matanya.

"Hei..Agra..apa-apaan kau ini.! turunkan aku."

Agra membawa Kiran ke ruangan sebelah yang

biasa di gunakan sebagai tempat istirahat. Dia membaringkan tubuh Kiran dengan hati-hati di

atas sofa besar, lalu mengganjal punggungnya

dengan bantal supaya nyaman bersandar.

"Agra..apa yang kau lakukan.? aku masih

banyak pekerjaan yang harus di selesaikan."

Kiran hanya bisa bengong melihat apa yang

di lakukan oleh suaminya itu. Keduanya kini

saling pandang kuat.

"Apa kau percaya padaku.?"

Kiran terdiam, mata mereka saling menatap.

"Serahkan semuanya padaku. Saat ini kau harus istirahat untuk memulihkan kondisi tubuh mu.

Biarkan aku yang akan menangani semua

masalah penyelewengan dana ini.!"

Kiran hanya bisa bengong menatap Agra sedikit

ragu. Tapi kemudian dia meraup wajah tampan

Agra, menatapnya dalam .

"Ini masalah perusahaan ayahku, aku tidak ingin melibatkan mu Agra..!"

"Ingat, aku di sini untuk menjadi pengawalmu.

Dan itu berlaku untuk semua hal, termasuk

pekerjaan.!"

Kiran terdiam, saat ini dia memang merasakan

kepalanya sedikit pusing, dia juga mengantuk.

"Baiklah kalau kau memang bisa..lakukan lah."

Lirih Kiran sambil melepaskan jemarinya dari

wajah Agra. Dia merebahkan tubuhnya sedikit

ke belakang. Giliran tangan Agra yang kini

mengelus lembut wajah Kiran.

"Hari ini juga aku akan membereskan semua

masalah keuangan di perusahaan ini. Aku ada

kenalan yang ahli menangani masalah seperti

ini, dia bisa bekerja dengan cepat dan akurat.!"

Ucapnya sambil kemudian mengecup lembut

bibir Kiran yang langsung tersipu malu.

"Tidurlah.. serahkan semua nya padaku."

Agra mengelus lembut kepala Kiran kemudian beranjak ke arah meja kerja, meraih laptop dan dokumen yang tadi di periksa oleh Kiran.Setelah

itu kembali ke sofa di mana Kiran berada, duduk

di sebrang nya, jadi dia masih bisa mengawasi

Kiran, dan mulai lah Agra bekerja sementara

Kiran memejamkan matanya, entah kenapa

tiba-tiba saja dia terserang kantuk padahal ini

adalah jam kerja.

Beberapa saat kemudian Agra beranjak ke

sudut ruangan yang berjendela besar. Dia

melakukan panggilan telepon lalu berbicara

dengan seseorang.

"Pastikan sebelum malam semua laporannya

sudah harus kau dapatkan.!"

Titah Agra dengan suara yang sangat dingin.

Sudut matanya melihat kearah Kiran yang masih

tampak memejamkan matanya dengan tenang.

"Baiklah..aku tunggu hasilnya !"

Agra mengakhiri pembicaraan nya. Dia sedikit

tersentak ketika pintu ruangan tiba-tiba saja

terbuka. Dengan segera dia memperbaiki

tampilannya, memakai kembali topi nya.

Ke dalam ruangan muncul Lia yang berdebat

dengan seorang gadis cantik bertubuh tinggi

semampai dengan dress mini yang melekat

erat di tubuh proporsional nya, tampak seksi

dan sangat menarik.

"Aku ingatkan padamu ya Lia.. jangan sok

mengaturku.!"

"Tapi Nona Dhita..."

Ucapan Lia menggantung saat melihat bos

cantiknya itu sedang bersandar manja di sofa

dengan mata yang terpejam rapat.

Mata gadis cantik tadi langsung bertabrakan

dengan mata elang Agra yang sedang berdiri

santai di dekat jendela dengan kedua kaki

menyilang dan punggung yang bersandar ke

dinding ruangan. Nampak santai dan tenang.

Untuk beberapa saat mata gadis itu yang tiada

lain adalah Aryella tampak tidak bisa berkedip.

Dia terpana melihat keberadaan pria maskulin

itu di ruangan ini. Namun tidak lama dia sadar

dari keterpesonaan nya. Agra masih berdiri

pada posisi yang sama, menatap datar kearah

Aryella yang kini mendekat padanya.

Sementara Lia masih berdiri di tempatnya

sambil menatap sedikit kesal kearah Aryella.

"Siapa kau.. kenapa bisa ada di ruang kerja

ayah ku.? "

Tanya Aryella yang kini sudah berdiri di depan

Agra yang menegakkan badannya. Keduanya

saling pandang, jantung Aryella serasa di tabrak

sesuatu saat melihat jelas bagaimana tampan

nya pria ini, hatinya bergetar seketika .

"Aku.. suami kakak mu.!"

Jawab Agra santai sambil kemudian beranjak

dari hadapan Aryella yang membulatkan mata

nya tidak percaya, suaminya Kiran.? Ohh No..!

apa dia adalah suami dadakannya Kiran.?

Aryella memutar badannya melangkah kearah

sofa. Saat ini Agra sudah kembali duduk di sofa

menghadap laptop meneruskan pekerjaannya

membuat Lia menatapnya tidak percaya.

"Lia.. apalagi yang kamu tunggu.? keluar.!"

Ketus Aryella seraya mengibaskan tangannya.

Lia mengangguk kemudian berlalu keluar dari

ruangan. Aryella duduk anggun tumpang kaki

di sofa yang ada di sebelah Agra. Paha putih

mulusnya kini terpampang nyata di depan

mata Agra, tampak begitu menggoda, tatapan

nya mengunci sosok gagah Agra yang tengah

fokus pada laptopnya tidak terganggu dengan

apa yang ada di sebelahnya.

"Apa benar kau suaminya kak Kiran..? atau

kamu hanya salah satu pria simpanan nya.?"

Tanya Aryella mencoba meyakinkan diri. Agra

menghentikan aktifitas nya, menatap sebentar

kearah Kiran yang terlihat mulai terjaga dari

tidurnya.

"Kau bisa bertanya langsung padanya.!"

Jawab Agra acuh cenderung dingin membuat

Aryella semakin penasaran pada laki-laki ini.

Agra kembali pada kesibukannya.

"Kalian menikah dadakan bukan.? apa itu bisa

di sebut sebagai pernikahan.?"

Ujar Aryella, tatapannya tidak lepas dari wajah

tampan Agra yang semakin lama di lihat semakin membuat hatinya berdebar tidak menentu, pria

ini begitu memikat, dia memiliki daya tarik

seksual luar biasa yang mampu membuat

tubuh Aryella memanas seketika.

Agra melirik kearah Aryella, menatapnya tajam

membuat tubuh gadis itu langsung panas dingin

dan merasakan getaran hebat yang merambat

ke seluruh aliran darahnya. Gila.! tatapannya

saja membuat tubuh Aryella bereaksi erotis.

"Bagaimana pun awal kejadiannya.. kenyataan

nya aku adalah kakak ipar mu Nona Aryella..!"

Tegas Agra dengan suara yang sangat berat.

Wajah Aryella memerah. Dia melirik kearah

Kiran yang terlihat membuka matanya.

"Baiklah..tapi aku yakin pernikahan ini hanya

lah sebuah fatamorgana bagi kalian, karena

sebentar lagi dia akan di tarik laki-laki lain.!"

"Aryella..kamu di sini.?"

Agra melihat kearah Kiran yang saat ini sedang

menatap tajam wajah Aryella, sementara mata

gadis itu tidak terlepas dari sosok Agra..

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!