Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34_Hukuman
Yuna segera keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan. Dia tersenyum jahil lalu mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, dia kemudian menaruhnya di kursi tempat Leo duduk, hanya sekejap dia melakukan itu, lalu ia duduk dengan manis di tempatnya. Dia seperti anak Sd yang tenang menunggu ibu guru. Dia menahan senyumnya ketika melihat Leo yang perlahan melangkah ke meja makan.
"Selamat pagi," Yuna menyapa dengan manis. "Apa tidur mu nyenyak semalam setelah bertemu mantan yang indah itu? Tidak... aku lebih indah darinya. Mantan mu yang cantik itu, tidak juga... aku lebih cantik darinya. Hemmm setidaknya aku merasa seperti itu."
Tepat... Leo tidak memperhatikan tempat duduknya dan langsung duduk begitu saja.
"Pagi-pagi udah ngoceh, kau membuat ku sakit kepala." Leo memprotesnya. Yuna menggigit bibirnya, dia merasa geli melihat Leo yang belum sadar dengan apa yang akan terjadi.
"Baik aku diam," Yuna menunduk dan menyuap makanannya, mereka sarapan dengan tenang.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Leo dengan anggun menyeka sudut bibirnya menggunakan serbet. Yuna selalu senang menyaksikan makhluk satu ini dengan segala gerakannya.
"Apa kamu sudah selesai?" Leo bertanya pada Yuna yang biasanya sangat lambat menghabiskan sarapannya namun pagi ini sepertinya dia sudah selesai, Yuna mengangguk.
Leo kemudian berdiri lalu segera menyadari sesuatu. Dia menahan nafasnya sejenak, menatap Yuna dengan pandangan membunuh lalu mengangkat tangannya untuk memegang sesuatu yang menempel di celananya, sesuatu yang lengket...
"Kutukan ku sangat manjur Tuan muda, jadi kau jangan barani membully ku lagi," ucap Yuna dan segera berlari menjauh, dia tahu kalau Leo akan murka pagi ini, jadi dia harus segera kabur sebelum Leo mencincangnya.
Namun sebelum dia berhasil kabur, Leo lebih dulu berhasil menangkapnya, memegang bagian pingganggnya dan menggendongnya.
"Huwaaa turunkaaaaan," dia berteriak sambil memukul punggung Leo.
"Hukuman apa yang harus ku berikan untuk kenakalan mu kali ini," Leo membawanya naik ke atas, membuka kamar Yuna dan menutupnya kembali dengan kakinya.
Dia lalu melemparkan Yuna ke atas ranjang, memegang kedua tangan Yuna yang berusaha berontak. Leo menarik dasinya, kemudian dia mengikat tangan Yuna di ranjang menggunakan dasi miliknya. Dia melakukannya dengan sangat cepat. Yuna sangat ketakutan dengan ini, dia sudah salah tentang kutukannya.
"Leo... apa yang akan kau lakukan, lepaskan aku." suara Yuna gemetar. Adegan apa ini... gila, pikirnya.
Leo sedikit menjauh darinya, tersenyum menyeringai lalu melepaskan ikat pinggangnya, memandang Yuna dan ingin segera memangsanya.
Otak Yuna membeku melihat Leo yang seperti ini, dia tidak menyangka jika keusilannya pagi ini akan membuat dirinya dalam bahaya.
Leo memainkan ikat pinggangnya dan melangkah satu langkah.
"Leo, kau bajingan, diam ditempat mu, jangan berani mendekat," Yuna benar-benar ketakutan hingga berkeringat.
Leo melangkah satu langkah lagi.
"Leo... jika sampai kau berani melangkah lagi, aku akan mengutuk mu dengan kutukan yang lebih kejam lagi. Tidak... tidak berani lagi, aku akan mengutuk diri ku sendiri. Jika aku berani menjahili mu lagi maka aku akan kentut sembarangan dan tidak akan bisa menahannya. Okey, apa kau puas."
Leo menahan tawanya mendengar ucapan Yuna. Dia benar-benar punya hiburan setiap hari. Yuna selalu membuatnya tertawa dan membuatnya sering menyembunyikan tawa.
"Ohh sayang... aku tidak sabar melakukan ini," Leo melangkah lagi.
"Ampuni aku... ku mohon, aku janji tidak akan melakukannya lagi. Ampuni aku Leo," Yuna teriak memohon ampun. Leo terus menatapnya seperti serigala yang mendapat mangsa. Sementara Yuna ketakutan setengah mati.
Leo melangkah lagi sambil menggulung ikat pinggangnya. Yuna memejamkan matanya.
"Kau memejamkan matamu... apa kau menunggu sesuatu terjadi sayang?"
"Ampuni aku Leo...," Yuna membuka matanya dan menatap Leo dengan menyesal, dia memohon ampun.
Leo tak tahan lagi, dia segera memegang kaki Yuna dan membuat gerakan di telapak kaki Yuna. Ini membuat Yuna tertawa namun berteriak, rasanya sangat geli. Leo membuat gerakan yang lembut dan itu semakin membuat Yuna merasakan geli di sekujur tubuhnya. Yuna masih berteriak dan tertawa seperti orang gila. Leo menggelikitik kakinya tanpa ampun.
"Leo... hentikan, aku hampir mati," Yuna teriak di antara tawanya karena rasa geli hingga ubun-ubunnya. Tapi Leo belum memaafkannya, dia terus menggelikitik Yuna tanpa ampun.
"Kau gadis nakal... kau harus mendapat hukuman."
Leo memang hanya berniat menggelikitiknya tapi tidak asik jika tidak membuat Yuna merasa takut terbih dulu, jadi dia mendramatisir keadaan.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua