Rebirth Of Queen

Pagi hari Aurelie sudah bangun sejak subuh, ia mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

Setelah semua nyawanya yang tersebar di seluruh dunia terkumpul kembali ke dalam dirinya. Ia melangkah masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, sebelum ia berlari pagi di taman sekitar rumahnya.

Ia ingin suasana baru selain berolahraga di Mini Gym. Ia bergegas mengambil stelan pakaian training miliknya yang pendeknya selutut dan berlengan pendek.

"Mau kemana El?" tanya Stella yang tengah menyiapkan bahan masakan untuk di buat sarapan.

"Jogging di taman Cupid mom" ucap Aurelie mencium pipi kanan Stela

"Tumben, nggak olah raga di mini Gym?" ucap Stella

"Mau cari udara segar Mom, mumpung lagi libur kuliahnya" ucap Aurelie

"Ya sudah hati-hati, jangan telat pulangnya nanti kita sarapan bareng" ucap Stella

"Aye-aye kapten" ucap Aurelie tersenyum

Stella terkekeh melihat tingkah anak bungsunya, ia melihat Aurelie keluar dari rumah dengan earphone di telinganya, rambutnya yang di kunci kuda menambah kesan manis.

Anak bungsunya memang selalu mempesona dengan gayanya sendiri.

...

Aurelie sudah berlari mengelilingi taman sebanyak 2 kali, itu belum cukup baginya. Ia minimal harus lari 20 kali putaran atau lari dalam waktu kurang lebih 1 jam.

Namun siapa sangka ia bertemu dengan Sean yang mengenakan pakaian training sedang berjoging juga di sekitaran taman.

"Elie" sapa Sean dengan tersenyum hangat padanya.

"Sean. Kok kamu ada di sini? Bukannya rumah kamu cukup jauh ya dari sini?" tanya Aurelie kaget karena bertemu dengan Sean yang memang rumahnya berjarak cukup jauh dari rumahnya.

"Lagi pengen aja, aku merasa hari ini akan bertemu gadis cantik di Taman Cupid, eh ternyata benar. Aku bertemu dengan bidadari dari khayangan yang nyasar di taman ini sekarang" ucap Sean terkekeh

"Kau ini" ucap Aurelie, entah mengapa wajahnya terasa hangat saat mendengarnya.

"Serius loh yang tadi aku bilang, biasanya aku olah raga di tempat khusus. Tapi entah mengapa hari ini aku ingin banget jogging di taman ini, secara kebetulan ketemu kamu. Mungkin Jodoh" ucap Sean menunjukkan senyuman manis padanya.

Aurelie tertegun sejenak sebelum tersadar, ia merasakan bahaya untuk mata, jantung dan hatinya saat berdekatan dengan Sean saat ini.

Namun entah mengapa ia merasa nyaman karenanya, tapi Aurelie berusaha mengabaikannya. Ia pikir wajar sedikit tertarik pada Sean.

Tentunya hanya dengan penampilannya saja mendukung untuk orang menyukainya. Sean sangatlah tampan! Bahkan Aurelie mengakui, jika Sean adalah pria paling tampan yang pernah ia temui di kedua kehidupannya.

"Boleh lari bareng?" ucap Sean

"Hmm, tidak ada larangan tertulis di sini" ucap Aurelie

"Oke, ayo kita mulai keliling lagi" ucap Sean.

Mereka berdua kemudian lari bersama, mereka kini sudah berlari 10 putaran. Sean terkejut melihat stamina Aurelie, bahkan langkah lari Aurelie stabil sejak ia mulai mengelilingi taman.

Tapi Sean juga berlari dengan kecepatan yang sama stabil, mengimbangi langkah Aurelie. Aurelie juga cukup terkejut saat melihat stamina Sean yang juga bagus.

Keduanya bagaikan sepasang kekasih yang tengah berolahraga bersama. Semua orang yang melihat tertegun menetap keduanya yang sangat cantik dan juga tampan.

"Staminamu bagus. Apa kau sering melakukan olahraga rutin?" tanya Sean

"Hmm kamu juga sama bagusnya. Aku setiap hari olahraga, tapi baru kali ini jogging di sini" ucap Aurelie jujur

"Oh ya? Berarti sama dong, aku sangat beruntung secara kebetulan jadi teman berlari kamu hari ini" ucap Sean masih sambil berlari

"Mungkin" jawab Aurelie cuek.

Setelah selesai menyelesaikan putaran ke dua puluh. Aurelie beristirahat di rerumputan di bawah pohon dengan kaki di luruskan.

"Tunggu sebentar di sini!" ucap Sean

Beberapa saat setelah ia pergi, Sean kembali membawa dua botol air mineral di tangannya.

"Minumlah" ucap Sean menyodorkan salah satunya.

"Terimakasih" ucap Aurelie tulus di balas senyuman di wajah Sean.

...

Semua orang di keluarga Adhisti terdiam menatap ke arah sofa depan mereka, Aurelie sampai menepuk keningnya.

Hal ini sudah ia prediksi sebelumnya, setelah mengizinkan Sean untuk ke rumahnya. Setelah berolahraga Sean mengatakan ingin ke rumah Aurelie untuk menunggu William menjemputnya.

Awalnya Aurelie menolak, namun akhirnya ia mengizinkan karena kasihan jika Sean yang punya OCD harus tersiksa di antara orang-orang yang tidak ia kenal.

Meskipun ia juga bingung kenapa dirinya pengecualian. Keduanya pernah tidak sengaja bersentuhan saat olahraga tadi, tapi Sean tidak memiliki reaksi apapun seperti orang normal biasanya.

Jadilah orang-orang di keluarga Adhisti saat ini menatap Sean penuh tanda tanya. Siapa yang tidak tahu Rava Sean Demetri? Orang terkaya nomor 2 di negara ini dan sering wara-wiri di majalah Forbes bisnis.

"Dad, Kak, jangan malu-maluin ih" bisik Aurelie pelan

Sean yang terbiasa Dingin dan datar di depan orang lain merasa canggung juga kali ini. Bagaimana pun ini pertama kali dalam hidupnya, duduk bersama dengan keluarga dari orang yang ia suka.

"Salam Kenal, saya Sean teman Elie" ucap Sean dengan nada yang cukup lembut dan sopan.

"Ah ya, tuan muda Demetri salam kenal juga. Saya Kelvin Daddy nya Elie" ucap Kelvin sopan

"Salam kenal juga tuan muda, saya Angga kakaknya Elie" ucap angga tersenyum canggung

"Sa-salam kenal tuan muda, eh Bos, saya Alexa" ucap Alexa bingung, pasalnya Sean adalah bos tempatnya bekerja.

D.G Entertaiment yang menaungi dirinya adalah salah satu anak perusahaan dari Demetri Group. Dan sekarang bos besarnya berada di depannya saat ini.

"Tidak perlu sungkan, panggil saya Sean saja" ucap Sean sembari senyum tipis.

"Panggil Sean aja Dad, Kak. Sean teman Elie, jadi jangan canggung lagi" ucap Aurelie.

Setelahnya suara panggilan Stella terdengar, sarapan sudah di tata di atas meja makan. Stella menambah piring di samping tempat duduk Aurelie.

Stella tidak secanggung yang lainnya, ia memperlakukan Sean sama seperti tamu lain di rumahnya.

Mereka pun makan dengan tenang, semakin lama suasana canggung itu berubah menjadi harmonis.

Kelvin dan Angga banyak saring mengenai dunia bisnis dengan Sean. Meskipun mereka berdua lebih tua daripada Sean, mereka tetap menerima masukan yang sangat bermanfaat itu dengan senang hati.

Sean pun dengan sabar memberikan arahan untuk mereka. Meskipun arahannya mungkin tidak bisa di bandingkan Aurelie, karena dia memang Ratu bisnis.

Namun Sean juga merupakan Jenius bisnis selain Keegan di negara ini. Dan dia paham jika Aurelie belum memberitahu identitasnya sebagai Queen, orang terkaya nomer 1.

Jadi Sean juga bersikap biasa dan tidak menyinggung hal itu, ia menghargai Aurelie yang belum siap mengatakan hal itu pada keluarganya.

...