LANJUTAN NOVEL "AKU BUKAN WANITA MURAHAN"
Zaline Haena Cruise harus menjadi seorang Presdir di usianya yang masih muda. Wanita itu menjadi pemegang saham terbesar di PT. Cruise Kontruksi setelah kakeknya meninggal dunia.
Banyak sekali yang telah ia alami saat masih kecil karena keserakahan keluarganya sendiri. Namun kini ia bisa menjalani hidup lebih baik atas bantuan kakaknya Zionel Cruise.
Perusahaan yang ia pegang bersama kakaknya tentu saja tidak mudah menuju kesuksesan, apalagi ada perusahaan konstruksi baru yang terus saja menjadi pesaing mereka.
Namun siapa sangka, Zaline Haena Cruise justru harus jatuh cinta pada pemilik perusahaan pesaing tersebut.
Bagaimana kisah cinta mereka???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapakah Pria Itu?
Roxy akhirnya melihat Zaline sedang melangkahkan kakinya menuju balkon hotel, pria itu seketika mempercepat langkah kakinya untuk menemui Zaline.
"Lin... Lin...!!" panggil Roxy berkali-kali.
Zaline pun menolehkan kepalanya lalu terbelalak, "mengapa kau terus mengikutiku xy? tahu tidak, kau hari ini seperti kekasihku yang sangat takut jika aku berselingkuh dengan pria lain, kau sungguh posesif Xy," gerutunya.
"Aku tidak berdaya Lin, ini perintah bang Zio."
"Jangan berdalih, ini keinginanmu juga kan? Kau terus saja mengekor di belakangku."
"Aku hanya ingin melindungimu, tapi serius ini perintah bang Zio juga. Kau sepertinya tak nyaman berada di dekatku."
"Bukan seperti itu juga, hanya saja... Ya sudahlah, bang Zio yang menyebalkan, padahal aku sudah lama mandiri di negera lain."
"Dia sangat menyayangimu Lin, ia hanya khawatir jika kau diganggu orang. Dan mungkin saja ini sebagai tebusan saat ia tak bisa berada di dekatmu."
Zaline menghela nafas panjang, "kau benar, hanya saja aku tidak terbiasa terus diikuti seperti ini. Jika memang aku tidak boleh diganggu, mengapa aku harus diperkenalkan pada 500 tamu undangan hari ini?"
Roxy tertawa, "memperkenalkanmu bukan berarti sangat mudah untuk didekati. Berhentilah mengeluh Lin dan hati-hati dengan langkahmu, kau bisa tersandung gaunmu dan jatuh ke bawah."
"Terima kasih perhatianmu Xy, tapi jangan menakutiku juga. Aku hanya ingin mencari udara segar. Di dalam sangat pengap oleh suara keramaian."
"Bukankah kau tadi ingin mencari tante Fal? mengapa kau malah menuju balkon?" tanya Roxy.
"Aku tadi melihat mommy dan daddy sedang bercengkrama dengan para pemegang saham. Aku tidak ingin mengganggu mereka, para tetua itu pasti akan menasehatiku ini dan itu, sudah cukup penuh di kepalaku," jawab Zaline sambil menatap ke bawah hotel lewat balkon tersebut.
"Kau pasti merasa sangat bosan di acara seperti ini, aku pun merasakan hal yang sama. Tapi mau bagaimana lagi ini memang acaramu."
Zaline mengulas senyumnya tapi ia sama sekali tidak menjawab ucapan Roxy. Ia justru fokus ke arah parkiran hotel, ia memang berharap bisa kembali melihat pria tadi. Dan harapannya benar benar terwujud, saat itulah ia melihat kedua pria yang keluar dari acara pesta tadi menuju mobil mereka di parkiran hotel.
"Apa sih yang sedang kau lihat, serius sekali?" tanya Roxy sambil mengikuti tatapan Zaline ke bawah hotel.
"Entah kenapa aku seperti pernah bertemu dengan salah satunya, tapi di mana," ucap Zaline.
"Mana mungkin kau sempat bertemu mereka, keduanya baru terlihat hari ini dan sungguh mereka tidak sopan sebagai tamu undangan, mereka sama sekali tidak menemui tuan rumah, justru mereka langsung pergi begitu saja."
"Mungkin saja mereka terburu-buru," jawab Zaline sambil terus menatap kedua pria tersebut.
Seperti ada tarikan magnet, tiba-tiba Alvaro mendongakkan kepalanya ke atas, pria itu sepertinya benar benar menatap Zaline yang berada di balkon hotel. Zaline pun terkejut, perlahan-lahan ingatannya mulai kembali. Ia ingat seorang pria yang berhasil membuatnya kesal saat baru kembali dari Inggris.
"Ya Tuhan... aku baru ingat di mana bertemu dengan pria itu," ujar Zaline sambil memutar tubuhnya.
Tanpa berbicara lagi, ia langsung mempercepat langkahnya kembali masuk ke dalam ruangan pesta.
"Kau mau kemana lagi Lin?" teriak Roxy.
Tapi Zaline sama sekali tidak mendengarkan panggilan Roxy, wanita itu terus melangkahkan kakinya dengan cepat, ia melewati ruangan dan langsung menuju pintu keluar. Roxy terbelalak, ia segera mengejar Zaline.
"Lin... kau mau kemana? Hei... tunggu...!!!" teriak Roxy lagi tanpa memperdulikan para tamu undangan yang hadir.
Tapi sayang, Roxy tidak berhasil mengejar Zaline, wanita itu sudah masuk ke dalam lift dan pintu lift sudah tertutup sebelum Roxy sampai disana. Roxy mengumpat, ia menekan tombol lift berkali-kali.
"Ya Tuhan Zaline, apa yang ingin kau lakukan." gumam Roxy kesal sambil terus menekan tombol lift.
Zaline hanya penasaran dan ingin membuktikan ingatannya, ia berkali-kali memejamkan matanya di dalam lift berusaha mengingat wajah pria yang pernah bertemu dengannya di bandara, pria yang menjengkelkan, pria yang ingin sekali ia temui dan tentu saja untuk memakinya. Sayang sekali sebelumnya ia tidak mencium aroma parfum pria itu, karena yang ia ingat hanyalah aroma parfum tersebut.
"Ya Tuhan... semoga saja debaran jantungku yang cepat tadi hanya karena instingku yang pernah bertemu dengannya," gumam Zaline.
Zaline berharap masih sempat bertemu dengan pria itu sebelum mereka pergi dari hotel, saat pintu lift terbuka, Zaline kembali mempercepat langkahnya, ia sedikit berlari sambil mengangkat sedikit gaunnya, baru saja ia sampai di depan pintu masuk hotel, sebuah mobil mewah melewatinya, dan pria itulah yang berada di dalamnya. Seketika Zaline mengumpat karena tidak berhasil melihat pria itu dari dekat.
"Haruskah aku mengejarnya, tapi apa aku sudah gila, mengapa aku harus mengejar seorang pria hanya untuk masalah itu? Aku benar-benar tidak waras lagi, bahkan aku berlari keluar dari tempat pesta," gumam Zaline lagi.
"Ya Tuhan Lin, kau membuatku gila," ucap Roxy kesal sambil ngos-ngosan membuat Zaline membalikkan tubuhnya.
Ia berlari kencang untuk mengejar Zaline dan nyaris menabrak beberapa tamu hotel.
"Ada apa Lin? kau tiba-tiba berlari keluar kemari, kau kenapa?" tanya Roxy penasaran.
Alih-alih menjawab Zaline justru menyeringai membuat kekesalan Roxy mereda.
"Kau benar-benar membuatku khawatir dan ketakutan Lin," ucap Roxy lagi.
"Maafkan aku Xy, aku tidak bermaksud seperti itu tadi, aku sepertinya melihat seseorang yang aku kenal dan ternyata setelah sampai di sini tidak ada siapapun," jawab Zaline.
"Seseorang yang kau kenal? Siapa Lin? Kau berada di Inggris lebih dari 7 tahun. Siapa yang masih kau ingat?"
"Hei... apa kau lupa sebelum aku berangkat ke Inggris, aku juga pernah bersekolah di sini."
"Itu sudah lama sekali Lin, tidak mungkin kau ingat wajah teman-temanmu di sini. Dan seingatku pun, tidak ada teman sekolahmu yang dekat denganmu."
"Ingatanku sangat bagus Xy, sudahlah lupakan saja, sepertinya memang aku salah lihat. Ayo kita kembali lagi ke dalam pesta."
"Kau yakin ingin kembali? bukankah ini kesempatanmu untuk kabur dari sana?" goda Roxy.
Zaline terbelalak, ia akhirnya melepaskan tawanya, "kau benar Xy, bagaimana jika kita kabur saja? Kita sudah keluar dari sana tanpa sadar."
"Oh no, aku tadi hanya bercanda. Jika kau lakukan itu, maka bukan kau yang kehilangan kepalamu, tapi akulah yang akan dipotong lehernya oleh bang Zio."
"Aku yang akan bertanggung jawab, ayolah Xy...!" rengek Zaline.
"Jangan bersikap manja seperti itu. Aku selalu luluh dan takluk padamu jika kau bersikap seperti itu, tapi kali ini sepertinya aku tidak ingin membuat bang Zio marah, ini acaramu Lin, kau tidak bisa meninggalkan pesta begitu saja. Ayolah kita kembali, aku tadi benar benar hanya bercanda saja."
Zaline seketika mengerucutkan bibirnya, "barusan kau memberikan saran, sekarang kau mengajakku kembali. Huft... ya sudahlah... aku memang harus menyelesaikan acara ini," jawab Zaline menyerah.
Roxy tidak tega melihat wajah Zaline seperti itu, "bagaimana jika kita berjalan-jalan sebentar mengelilingi hotel ini, setelah itu baru kita kembali," saran Roxy.
Wajah Zaline yang terlihat murung seketika berubah berseri-seri kembali, "kau memang kakak terbaik untukku xy, aku setuju kita mencari udara segar terlebih dahulu sebelum kembali kesana."
"Ya kau benar, aku hanya seorang kakak untukmu," gumam Roxy pelan.
"Kau bilang apa?"
"Tidak ada..." jawab Roxy, "semoga saja bang Zio tidak menyadari kita menghilang, tapi kita tidak boleh lama-lama di luar, setelah kita menghilangkan penat sebentar, kita harus segera kembali sebelum bang Zio menyadari kalau kita tidak ada di sana, bukan hanya bang Zio saja yang panik, semua keluarga Cruise pasti ikut mencari kita."
"Ya ampun iya, kau bawel sekali sih."
Seketika Roxy menarik hidung Zaline, "aku bawel demi kebaikanmu Lin."
"Iya bawel..." ejek Zaline lagi seraya terkekeh.
"Ckckck..." ucap Roxy sambil menggelengkan kepalanya.
Keduanya pun masuk kembali ke dalam hotel. Tapi tidak ke tempat pertemuan. Keduanya justru mulai berjalan jalan dan menelusuri hotel mewah tersebut.
Baru saja sekitar 15 menit mereka berkeliling, suara teriakan pria mengejutkan mereka.
"Zaline Yunsu...!!!" teriak seorang pria tersebut.
Deg... deg... deg... deg...
*****
Siapakah pria itu? Dan suara jantung siapa yang kembali berdebar keras? Nantikan episode selanjutnya...
YANG BISA JAWAB SIAPA PRIA TERSEBUT, SILAHKAN KOMENTAR YA, ADA GIFT POIN BAGI 3 ORANG YANG TERCEPAT DAN BERUNTUNG, MASING2 5K POIN...
See you...
Happy Reading All...
selamat untuk AlZa atas kebahagiaan nya dengan lahir nya putra pertama
selamat dan sukses selalu untuk mamiku author missyou terima kasih sudah menghibur kami dengan cerita mu yang luar biasa 😘😘😘
dan yang terpenting mamii sehat selalu 😘😘😘
kecuali bocil belum paham 😂😂😂🚴
akhir nya anuu juga kala ada kata malam pertama
selamat ya AlZa 😘😘😘