Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Ariel Yang Sebenarnya
"Tiga tahun aku pergi, mereka masih belum menikah? Dan sekarang mama menyalahkanku?"
"Diam kamu! Ini semua gara-gara kamu, kau pasti yang menghasut Ray, untuk tidak segera menikahi Micella? Dan sekarang kau pulang untuk merebut Ray, kembali. Jangan bermimpi!"
Ariel mendengus kesal, "Merebut Ray! Jika aku mau, aku sudah melakukannya sejak dulu."
"Cuih!" Miranda meludah kala mendengar omongan Ariel, "Ma, jangan percaya padanya. Aku yakin tujuannya pulang pasti untuk menggalakkan pernikahan Micella dan Ray. Dia terlalu cinta pada, Ray!"
Marissa menatap tajam Ariel, omongan Miranda semakin menyulut api kemarahan wanita glamor ini. Tangannya yang dipenuhi berlian menarik rambut Ariel, wajahnya mengeras matanya melotot sempurna, "Rachel dengar! Kau harusnya sadar diri kau ini siapa, jangan macam-macam. Aku sarankan kembali pergi sejauh mungkin bila perlu lenyaplah dari muka bumi ini, apa kamu ingin aku yang membantumu pergi."
Rachel.... Inilah nama nona Ariel yang sesungguhnya, Rachel Sinclair. Putri ketiga dari Keluarga Sinclair, Ariel alias Rachel anak yang terlahir dari selir tuan Sinclair yang meninggal sejak Ariel masih sangat kecil. Lalu kenapa Nona Rachel bisa menjadi Ariel?
Nanti kita bahas pelan-pelan ya, mohon bersabar.....
Ariel meringis, tarikan ibu tirinya sangat kuat. Rambut-rambut yang tertanam di kulit kepalanya serasa ingin dicabut paksa. Miranda tersenyum dia sangat senang melihat adiknya menderita. Tapi tidak dengan putri bungsu Sinclair.
"Ma, tolong lepaskan. Itu pasti sangat sakit!"
"Diam kamu Anjani, apa kamu juga mau merasakannya?"
Gadis itu langsung menggeleng, ketakutan sangat nampak diwajahnya, sepertinya dia juga sering menerima kekerasan yang sama.
"Sekarang cepat pergi!" usir Marissa.
Ariel tau tidak akan ada yang bisa membantunya jika sudah berada di cengkraman singa betina ini, selama bertahun-tahun setelah kematian ibunya Ariel hidup seperti ini. Tapi dia bukan wanita manja, Ariel selalu melawan untuk membela diri.
Dengan sepatunya, Ariel menghantam kaki Marissa.
Wanita itu meringis, tangan kasar yang bertahun-tahun ia gunakan untuk menyakiti Ariel terlepas dari rambut putri madunya.
Miranda yang melihat ibunya kesakitan tidak tinggal diam, tangannya terangkat ingin menampar adiknya. Tapi... sebelum tangan itu mendarat di pipi mulus Ariel, Ariel menahannya dan PLAK!
Tamparan justru berbalik pada wajahnya.
Miranda menjerit, tangannya langsung menangkup pipi yang langsung berubah warna, "Kurang ajar! Kau berani memukulku?! Aku tidak akan memaafkan mu!"
Ariel merapihkan pakainya yang sedikit berantakan, "Kenapa tidak! Aku tidak takut padamu!" sahutnya.
"Sialan!"
"Cukup Miranda!" cegah Marissa, "Biarkan hari ini dia selamat, anggap saja ini hadiah untuk keberanian yang kembali menginjakkan kakinya di rumah ini," sambungnya seraya menatap tajam ke arah Ariel.
Entah apa yang membuat Marissa sangat membenci Ariel. Mungkin karena anak itu terlahir dari madunya, atau menganggap Ariel penghalang hubungan laki-laki yang bernama Ray dan putri tertuanya, Micella.
Ariel berhasil lepas dari kebencian Marissa selama tiga tahun dan hidup sederhana namun bahagia bersama Yuran dan Yummy, hingga mempertemukannya dengan Alfred, tapi karena Sinclair, dia harus kembali menghadapi ibu dan saudari-saudarinya yang sama sekali tidak mengharapkan keberadaannya.
Siapa Ray?
Dia laki-laki dewasa dan tampan berasal dari keluarga terhormat. Sejak kecil dia sudah mengenal Ariel, dan mereka pernah menjalin hubungan spesial. Tapi tentu cinta mereka tidak akan pernah direstui, Ariel dan Ray jauh berbeda. Keluarga Ray, jelas menolak Ariel. Seperti yang sudah ditegaskan, anak seorang selir tidak memiliki kedudukan dan keistimewaan apapun, mereka hanya dianggap pajangan keluarga besar untuk pelengkap. Bagi putri atau putra dari selir, hanya bisa menikahi dengan anak yang juga terlahir dari seorang selir.
Micella, putri tertua Keluarga Sinclair, dialah yang berhak menikah dengan putra utama keluarga bangsawan. Tapi... cinta Ray terllau luas untuk Ariel, hingga dia menolak.
Ariel banyak melewati masa sulit, sampai tercipta rencana pembunuhan untuknya, hingga pada akhirnya dia diharuskan pergi menggunakan identitas orang lain.
.....
Dua Minggu berlalu. Alfred hampir gila mencari keberadaan Ariel. Seluruh sudut kota Mandalika sudah dia telusuri dengan kaki dan matanya sendiri untuk memastikan ketelitian. Kota-kota lainpun kini menjadi target pencarian Alfred.
Kenapa Alfred harus sibuk mencari Ariel?
Seharusnya dia senang karena wanita itu pergi dengan sendirinya. Kesepakatan yang telah mereka tanda tangani telah berakhir, tapi sepertinya Alfred tidak semudah itu mengakhiri semuanya.
Mungkin karena ego atau dia tidak bisa kehilangan sosok Ariel, wanita yang secara singkat hadir dalam hidupnya namun mamaku hatinya terlalu dalam.
"Tuan, kami menemukan ini," laki-laki berseragam hitam meletakkan plastik kecil transparan diatas meja kerja Alfred. Sebelum Alfred meminta penjelasan akan isi benda tersebut, laki-laki itu lebih dulu menerangkannya, "Ini beberapa puing pecahan ponsel, tuan Arthur sudah mengkonfirmasi jika benda ini milik nona Ariel."
Alfred mengangkat sorot matanya. Dia tidak pernah tau jenis benda yang selalu digunakan Ariel itu, "Dimana kalian menemukan ini?"
"Jalan Mustika. Tapi kami memastikan selama dua minggu kebelakang tidak ada kecelakaan."
Alfred termenung, sebelumnya dia dikejutkan dengan uang yang Ariel minta masih tergeletak di meja kerjanya dan kini ponsel wanita itu yang ditemukan hancur berkeping. 'Ariel pergi tanpa membawa apapun?', ini semakin membingungkan, tapi Alfred yakin wanita itu pergi atas kemauannya sendiri bukan diculik seperti yang ditakutkan Imel.
.....
Dari hari ke minggu, berjalan pada bulan ke bulan, hingga tiga tahun sudah lamanya. Ariel masih belum Alfred temukan dia yang seharusnya bahagia karena kembali mendapatkan gelar dan kekuasaan bahkan sembuh dari lumpuhnya, justru ia merasakan kekosongan di hati. Ada yang kurang, ada yang salah, kebahagiaan juga tidak tumbuh dihatinya bahkan saat Milea kembali mendekatinya semua terasa hampa.
Alfred juga menutupinya hilangnya Ariel, saat ada yang bertanya. Dia selalu menjawab jika istrinya berada di suatu tempat yang aman bersama keluarganya. Tapi tidak sedikit orang yang tak mudah percaya begitu saja, gonjang-ganjing mulai tersiar.
Ada yang percaya wanita itu kabur, ada juga yang meyakini jika Ariel sudah mati.
"Al, akhir-akhir kau jarang terlihat. Apa kau baik-baik saja?" Ayunda, meskipun dia sempat merasa bahagia atas kesembuhan Alfred tapi saat melihat wajah anaknya yang muram wanita ini kembali merasa sedih. Dia tahu ada sesuatu tapi Alfred tidak mau bercerita, bertanya pada Arthur pun percuma karena dua laki-laki itu sama saja.
"Aku baik-baik saja."
"Kenapa kamu masih tinggal disana, menetap lah di sini."
Alfred menolak, sulit untuk dia meninggalkan Kastil, bagaimana kalau suatu hari nanti Ariel pulang dan dia tidak ada di sana? Pikirnya.
"Aku sudah nyaman tinggal di sana. Di mana Marion, apa tujuannya memintaku datang?"
....
"Tuan Sinclair mengadakan pesta penyambutan, untuk keluarganya yang akan pindah ke negara kita ini."
"Lalu?" tanya Alfred malas, baginya tidak ada yang lebih penting dari pada mencari Ariel.
"Pergilah ke pesta itu, bersama Milea."
"Kau yang diundang kenapa aku yang harus datang," ucapan ini jelas penolakan. Alfred langsung bangun dari duduknya rasanya sia-sia pulang ke kediaman utama jika hanya membahas hal yang tidak penting seperti ini.
"Al, kau harus menghadirinya."
"Kau masih memiliki dua putra tersisa, kenapa tidak menyuruh mereka," timpal Alfred lantas pergi dari ruang keluarga. Meninggalkan Marion yang masih ingin bertanya banyak pada anaknya.
"Lihatlah pa, akhir-akhir Alfred sangat keras kepala dan selalu membantah," cetus Julie yang selalu setia berada disebelah Marion.
"Mungkin dia sedang banyak pekerjaan."
.....
"Al!"
Langkah Alfred terhenti saat suara yang paling tidak ia sukai memanggil, tanpa ingin menoleh dan peduli Alfred kembali melanjutkan langkahnya.
"Di mana sebenarnya, Ariel? Kau mengurungnya?"
Dia Jonas, menjadi orang kedua yang ikut mencari keberadaan Ariel. Laki-laki ini yakin, yang selalu Alfred katakan pada keluarganya adalah dusta. Ariel menghilang, inilah yang dia yakini.
Kali ini Alfred berbalik, "Jika iya, apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan membebaskannya."
Alfred tertawa, "Jo, bangunlah dari tidurmu."
Jonas menimpalinya dengan senyum tipis, "Yang sebenarnya, Ariel pergi, kan? Aku akan mencarinya dan jika aku yang lebih dulu menemukannya, aku tidak akan membiarkan dia kembali padamu."
Sudah tiga tahun, Jonas masih sangat terobsesi pada kakak iparnya. Apapun akan dia lakukan sekalipun menentang Alfred dan keluarganya.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪