NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 33

"Ma ...af, Pak. Saya ...." Tria tidak melanjutkan kalimatnya. Kegugupan melanda sang OB. Lidahnya keluh seketika.

Kalau dia tidak berkenalan dengan Wira semalam, tentu saja gugup itu tidak menjadi miliknya pagi ini. Masa bodoh dengan skandal sang pimpinannya. Namun semua jadi berbeda, saat dia tahu kalau laki-laki yang sedang bermesraan dengan sekretarisnya itu tak lain dan tak bukan adalah suami Angie, sahabat lamanya.

Wira tak kalah canggung, menatap Stevi penuh amarah. Hati lelaki itu bukan saja gugup, tetapi bercampur panik dan ketar ketir. Dia yakin, Tria bisa melihat adegan tadi dengan jelas.

Stevi buru- buru keluar dari ruangan. Tertunduk ketakutan akan tatapan Wira yanb mengerikan. Dia tahu, setelah ini bakal dapat amukan Wira lagi.

"Silakan." Wira kembali ke posisinya. Berdiri menerawang jauh, menikmati pemandangan di luar jendela. Berdiri dengan kedua tangan terselip di saku celana kainnya. Berusaha menutupi perasaannya, Wira memilih tidak mau menatap Tria sedikit pun.

Laki-laki itu baru berbalik saat mendengar pintu ruangannya tertutup rapat.

"Stev! Temui aku sekarang!" Wira melalukan panggilan pada sekretarisnya melalui telepon. Amarahnya butuh pelampiasan dan Stevi adalah orang yang tepat dan pantas.

"Apa maksudmu?" Wira langsung melempar file di atas mejanya ke arah Stevi. Tepat mengenap lengan sang sekretaris dan lumayan berasa sakit kala ujung berkas mengenai kulit tangannya.

"Sejak awal sudah aku katakan berhenti menyentuhku diam-diam dan berhenti memanggilku seperti itu!" omel Wira. Bukan hanya berkas, sekarang seisi meja sudah luluh lantah. Turun kasta, menghuni lantai berlapis kayu bercorak. Wira meraup semua isi mejanya dan menjatuhkannya dengan emosi.

"Ma ...af, Mas," ucap Stevi tertunduk.

Kemarahan Wira yang selalu tertuju padanya terkadang membuat wanita itu lelah. Pernikahan ini hanya membuatnya mendapatkan kemewahan dan status tanpa kejelasan tetapi tidak untuk cinta Wira. Cinta yang selama puluhan purnama di sematkannya di dalam setiap doa, diselipkannya di setiap harap.

"Kamu tentu ingat siapa laki-laki tadi!"

Stevi mengerutkan dahi, berusaha mengingat kembali.

"Bukankah dia karya ...."

"Dia Tria, sahabat Naina sewaktu di Yogyakarta. Berdoa saja, semoga dia tidak melapor pada istriku. Pernikahanku dengan Naina selesai, hubungan kita juga usai!" potong Wira.

"Bereskan ruanganku. Hari ini aku sedang tidak ingin melihatmu. Sebisa mungkin jangan menampakan wajahmu di depanku!" Wira melangkah keluar dari ruangannya dengan amarah yang mengumpul di dadanya.

***

Setelah dari butik, Naina melajukan mobil mini coopernya menuju kantor sang suami. Tersenyum menatap kotak bekal makan siang di kursi sebelah, Naina kembali fokus dengan kemudinya.

Setengah jam, mobilnya melenggang masuk ke halaman kantor Wira. Masih sempat memoleskan lipstik merah muda sebelum turun dan menebar senyuman pada karyawan suaminya.

Saat kakinya melangkah di lobi, tiba-tiba terdengar suara maskulin yang menyapa. Cukup mendengar sapaan saja, Naina sudah bisa menebak si pemilik suara.

"Angie ...."

"Kak Tria ...." Naina berbalik.

"Angie, apa kita bisa bicara sebentar?" tanya Tria, memberanikan diri. Sebagai bawahan di perusahaan ini, tentu ada secuil sungkan saat harus berhadapan dengan istri si pemilik perusahaan.

"Aku harus bertemu dengan suamiku dulu. Nanti aku akan menemui Kak Tria." Naina menjawab sambil menunjukan kotak bekal yang ditentengnya.

"Tinggalkan nomor ponselmu, nanti aku akan menghubungi Kak Tria lagi begitu aku selesai menemui Mas Wira."

Demikianlah, pertemuan singkat itu diakhiri dengan tukar menukar nomor ponsel.

***

Saat Naina keluar dari lift, wanita itu terheran-heran menatap ke arah meja sekretaris yang kosong. Tidak biasanya, baru saja jam makan siang dimulai, tetapi Stevi sudah tidak ada di tempatnya.

"Mas ....!" pekik Naina tiba-tiba sudah membuka pintu. Memberi kejutan pada suaminya.

Wira sedang sibuk dengan laptop terbuka di depannya, mengumbar senyum lebar saat mendapati Naina sudah di depan mata.

"Mas sedang sibuk?" Naina berjalan mendekat dan meraih tangan Wira yang sibuk mengetik. Mencium punggung tangan kekar itu dengan lembut.

"Sudah tidak. Nai membawa makanan apa untuk makan siang Mas," tanya Wira, menutup. laptop di hadapannya dan menghadiahkan kecupan tipis di bibir istrinya.

"Nai tidak sempat masak. Jadi, Nai membeli soto betawi untuk makan siang." Wanita dengan dress selutut itu mulai membuka kotak makanan.

"Tentu tidak masalah." Wira sudah menarik pinggang istrinya supaya mendekat. Menjatuhkan kepalanya di perut Naina.

"Mas, kenapa jadi manja begini? Sedang ada masalah?" tanya Naina. Tangan gemulai itu sudah mengusap pelan pucuk kepala suaminya, seiring dengan tangan kekar Wira yang mendekap erat pinggang istrinya.

"Tidak ada. Mas hanya ingin bermanja-manja denganmu." Wira berucap pelan.

"Ada masalah apa? Mas bertengkar dengan Stevi lagi? Aku tidak melihatnya tadi. Biasanya dia selalu duduk di meja sambil merapikan make up." Naina menutup mulutnya, setelah menggosipkan Stevi.

"Ya, kami bertengkar lagi." Wira berterus terang.

"Ya Tuhan ... Mas. Ada masalah apa lagi?"

Wira terdiam sesaat. Mendongak menatap mata indah istrinya.

"Aku memarahinya, Nai." Wira berucap pelan.

Tangan kekar itu menarik istrinya duduk di pangkuan. Kemudian memeluk erat sembari menjatuhkan dagu di pundak Naina.

"Stevi sudah lancang memelukku dan ketauan oleh temanmu, Tria." Wira berkata jujur.

Terkejut dan menyimpan cemburunya. Naina berusaha untuk tidak menarik panjang sakit yang tiba-tiba menghantamnya. Dia tahu, Wira dan Stevi sahabatan. Bahkan pelukan itu dulu biasa terjadi.

"Maaf. Mas tidak sempat menghindar. Sedikit pun tidak ada niat. Mas hanya ingin di peluk Nai. Hanya Naina. Tidak ingin pelukan wanita mana pun."

"Nai cemburu!" gerutunya. Segera bangun dan ikut menarik tubuh Wira mengikutinya.

"Di mana dipeluknya, Mas?" tanya Naina pelan. Berusaha menahan diri supaya tidak menangis.

"Disini!" Wira memperagakan tempat di mana Stevi mendekapnya.

Kedua tangan Naina sudah membelit erat pinggang suaminya, tubuhnya pun sudah menempel di punggung suaminya.

"Nai sudah menghapus jejaknya, Mas. Sudah jangan marah-marah lagi. Serahkan padaku. Nai akan mengomelinya nanti." Naina berkata pelan.

“Mas, kenapa Stevi sampai memelukmu?” Naina kembali bertanya. Penasarannya belum hilang sepenuhnya.

Stevi memeluk suaminya pasti ada alasan. Tidak mungkin tanpa alasan tiba-tiba memeluk suami wanita lain.

“Dia membahas masalah rumah tangganya. Dan putrinya.” Wira menjawab. Susah payah laki-laki itu mencari cara untuk menjawab pertanyaan istrinya. Sebisa mungkin tidak ingin berbohong terlalu berlebih.

“Memang suaminya di mana, Mas?” tanya Naina pelan. Semakin bertanya, penasarannya semakin menjadi.

“Suaminya sudah beristri.” Wira bercerita dengan jantung berdetak kencang. Kata demi kata yang keluar dari bibir lelaki itu seperti bom yang akan meledak, menunggu waktu.

“Astaga!” Naina terkejut. Dekapannya semakin erat.

“Lalu ... istri pertamanya mengizinkan?” tanya Naina lagi.

***

TBC

Mohon bersabar ya, ini gak lama lagi terbongkar dan ending🙏🙏

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!