NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

Rama tampak mengedarkan mata kekanan dan ke kiri, namun Ayana sudah menghilang di telan malam.

"Cepet banget hilangnya," gumam Rama seraya berbalik kembali.

Huft...

"Untung aja Mas Rama nggak lihat aku," lirih Aya merasa lega, mucul dibalik pohon besar pinggir jalan.

Dan setelah itu, ia kembali melanjutkan jalannya menuju cafe langganan. Cafe itu tidak terlalu jauh. Hanya memakan waktu 8 menitan saja jika berjalan kaki.

Singkat waktu,

Ternyata Dokter Devan rupanya sudah sampai terlebih dulu di Cafe itu.

Ayana yang merasa tidak enak, lantas segera mendekat sambil menetralkan nafasnya.

"Dok, maaf ya saya terlambat!" ucap Ayana tersengal-sengal.

Dokter Devan bangkit, sambil tersenyum, "Kamu habis lari, Ayana? Ini, ini... Minum dulu!" ia menyerahkan jus alpukat untuk Aya.

"Makasih, Dok! Ya udah, saya ganti baju dulu ya," pamitnya menuju toilet, setelah menyerahkan jus tadi.

Dokter Devan kembali menunggu beberapa menit, hingga Ayana keluar dengan penampilan terbaiknya.

"Dok, saya sudah siap!"

Devan mendongakan matanya. Alangkah sempurnanya ciptaan Tuhan didepannya kini. Mata Devan sampai tak berkedip, sebab terpukau dengan penampilan modis Ayana.

"Kamu cantik sekali, Ayana!"

Aya memalingkan wajah tersipu malu.

"Ya udah, ayo...." Devan mengangkat lengannya, dan di sambut Ayana dengan baik.

Keduanya berjalan bersama bak sepasang suami istri. Tak sedikit pasang mata yang menatap kagum dengan kecantikan Ayana, juga ketampanan Dokter Devan.

*

*

Hotel Kencana Biru.

Rama turun lebih dulu, dan tak berniat membukakan pintu untuk kekasihnya. Sejak tadi, ia merasa kalut, sebab kehilangan jejak kepergian Ayana.

Brak!

Mawar membanting pintu mobil, keluar dengan wajah kesalnya.

Dan tak lama itu, mobil yang dibawa Devan juga ikut terparkir di samping mobil Rama. Dan dari kejauhan itu, Ayana sudah membolakan mata, melihat suaminya ada disana juga.

Deg!

"Itu Mas Rama? Duh, moga aja nggak ketahuan," batin Aya menahan cemas.

Dengan cepat, Ayana memakai topeng matanya.

"Di pakai sekarang?" tanya lembut Devan.

Ayana sedikit tersenyum, "Nggak papa, Dok... Saya nggak pede bertemu teman-teman Dokter Devan. Saya hanya pelayan, sedangkan mereka-"

Husttt!!!

Devan menutup bibir tipis itu dengan jari telunjuknya," Semua orang sama saja, Ayana! Tidak akan ada yang merendahkanmu nanti, jika kamu bersama saya!"

Dan setelah itu Devan turun terlebih dulu, lalu mengitar untuk membukakan pintu Ayana.

Setelah turun, Devan berbisik, "Pagang lengan saya!"

Ayana mengangguk kecil. Setelah itu ia hanya mampu mengimbangi jalan Devan, hingga mereka berhenti untuk menyapa Rama terlebih dulu.

"Woi, Ram... Kok malah pada bengong di sini nggak pada masuk?" Ucap Devan menepuk bahu temannya.

Rama tersadar, begitu juga Mawar.

"Oh iya, ini... Ini juga mau masuk," kata Rama sebelum dia sadar jika temannya sudah berhasil menggandeng seorang wanita cantik. "Eh, sebentar-sebentar... Ada yang beda nih... Wah, ternyata main gandeng cewek aja sekarang," kekeh Rama membalas tepukan bahu Dokter Devan.

'Apa? Jadi... Mas Rama sudah kenal dengan Dokter Devan sebelumnya?' batin Ayana terkejut.

Mawar juga tak kalah terpukau melihat cantiknya pasangan Devan, meskipun memakai topeng mata.

"Kamu bisa aja, Ram! Iya, kenalin... Namanya Angel! Maw, mau kenalan nggak ama cewek gua," kekeh Dokter Devan yang sebelumnya sudah ada perjanjian, jika tidak akan memakai nama asli Ayana.

Ayana sudah dag dig dug sejak tadi. Ia menunduk, mencoba mengulurkan tangan kepada Mawar.

"Saya Mawar, temannya Devan!" ucap Mawar memperkenalkan diri. Ia saat ini tengah memegang lengan Rama penuh kepemilikan.

"Angel!" ucap Ayana.

Deg!

"Suara itu? Kenapa suaranya mirip sekali dengan Ayana? Sebentar-sebentar...." Rama menatap Angel begitu telisik, merasa ada yang aneh dengan wanita didepanya kini.

Sebab Ayana sudah merasa tak nyaman, Devan langsung pamit terlebih dulu untuk mengajaknya masuk.

"Ya udah, kasian cewek gua. Masuk dulu ya," ucap Devan mengangkat satu tangannya.

Rama masih membeku dengan mata menatap kearah wanita bernama Angel tadi. Hingga lamunannya buyar, sebab Mawar menarik tangannya.

"Ayo masuk, Ram!"

Rama tak menjawab. Ia melepaskan tangan Mawar, lalu segera masuk kedalam menyusul Devan.

Di dalam, Devan menyerahkan undangan untuk di scan petugas, yang menyatakan jika ia memang alumni Universitas Indonesia.

Disana, tepatnya di ruangan terbuka dekat kolam renang, semua anak-anak Fakultas Hukum sudah memenuhi halaman dengan topeng mata masing-masing.

Ayana tercengang melihat meriahnya pesta reuni itu. Ia yang hanya lulusan SMA saja, jelas sekali terkesan bisa berada diantara banyaknya orang-orang berpengalaman.

Disana tidak ada yang datang sendiri. Semua orang saling bergandengan, bahkan ada yang mengajak anaknya.

"Pantes aja Dokter Devan malu dateng sendiri. Rupanya pada bawa pasangan semua ya," batin Ayana ketika diajak Devan menyapa beberapa mantan anak fakultas.

Devan sejak tadi menggenggam lengan Ayana, memastikan jika Ibu Zeva itu akan aman bersamanya.

Sejujurnya Aya tidak begitu nyaman memakai heels. Namun, ia memaksakan, hingga jalannya sedikit pincang.

"Kenapa Ayana?" bisik Devan.

"Dokter, kaki saya sepertinya lecet deh. Ini rasanya perih sekali," jawab Aya menahan rasa perih itu.

Devan tampak mengedarkan matanya. Ia mencari tempat, agar Ayana nyaman tanpa di lihat beberapa orang.

"Kita kesana aja, yuk! Pelan-pelan jalannya," kata Devan sambil menuntun Ayana.

Kembali ke posisi Rama,

Ayah Zeva itu sejak tadi mengedarkan mata, seolah tengah mencari sesuatu yang hilang.

Mawar yang sejak tadi di acuhkan, jelas merasa tak terima hingga melontarkan ucapan, "Rama... Kamu cari siapa sih? Aku lihat, sejak tadi di mobil, bawaanya kamu itu gelisah mulu. Emangnya ada apa sih?"

Ekor mata Rama melihat Devan berjalan menjauh dengan pasanganya tadi. "Itu bukanya Devan? Mau kemana dia sama wanita itu?"

"Rama... Kamu kenapa sih? Lihatin apa sih?" Mawar semakin kesal lagi-lagi di acuhkan.

Rama masih tetap diam.

"Mawar, kamu gabung dulu saja sama teman-temanmu. Aku mau ke toilet bentar," kata Rama tanpa memalingkan wajahnya.

Dan setelah itu, Rama langsung mengikuti langkah Devan dari belakang.

*

*

"Kaki kamu lecet, Ayana?!" di bukalah satu persatu heels yang di pakai Ayana.

Ayana duduk menahan perih.

Sejujurnya ia merasa canggung dengan perlakuan Dokter tampan itu. Namun, kakinya memang benar-benar sakit.

"Maaf ya, Dok... Kalau saya ganggu pestanya Dokter. Gara-gara kaki saya, Dokter malah duduk di sini temani saya," lirih Ayana merasa bersalah.

Devan tersenyum lembut.

Ia bangkit setelah melepaskan heels Ayana. "Bukan masalah besar, Ayana! Setidaknya... Kamu sudah bersedia menemani saya di pesta ini. Kamu bisa lihat sendiri 'kan, semuanya bawa pasangan? Saya nggak bisa bayangkan seperti apa malunya saya jika datang sendiri," kekeh Devan.

Ayana menoleh sekilas, menunduk kecil, juga ikut tersenyum.

Mengingat posisi mereka berada di lantai 10, jadi fokus Ayana lebih pada luasnya kota Jakarta yang terlihat dari atas gedung itu.

Cahaya lampu temaram dari berbagai sudut kota menebarkan kesan hangat, yang membuat jiwa Aya terasa sedikit tenang. Wajahnya damai, hingga anak rambut itu beterbangan dibawa sapuan semilir angin.

Tangan Devan terangkat, menyelipkan anak rambut dalam telinga Ayana.

"Apa suamimu tidak pernah mengajakmu ke tempat seperti ini?" lirih Devan nyaris menjadi bisikan.

Ayana menggeleng lemah.

"Saya tahu... Mungkin karena finansialnya belum cukup. Kamu sabar saja ya! Dan ada satu hal yang harus kamu percaya, Ayana...."

Devan juga menatap jauh kedepan.

Ayana menoleh. Tatapan itu semakin dalam-lebih menusuk, mencari tahu apa maksud jeda'an kalimat partnernya kini.

"Tidak ada suami yang ingin melihat istrinya Menderita!" Devan tersenyum getir. "Saya pernah berjuang untuk seseorang, namun pada saat itu dia tidak tahan hidup serba kekurangan dengan saya."

Ayana tercengan. Ia masih menatap Devan begitu dalam.

"Saya sudah pernah menikah, Ayana!"

Deg!

Ayana terperanjat. Sorot matanya semakin menelisik, seakan ingin tahu lebih dalam lagi.

"Saya duda! Pernikahan saya hanya mampu bertahan 5 bulan saja!"

"Maaf, saya kira Dokter masih lajang...." Ayana baru tahu fakta itu.

Devan kembali tersenyum kecut, "Bukan, Ayana! Saya juga tidak menyalahkan Istri saya pada saat itu. Mungkin, karena umur masih labil juga, jadi... Ego kami masih sama-sama tinggi. Dan, disaat itu saya belum mapan seperti sekarang. Saya masih kuliah sambil kerja serabutan. Padahal, saya sedang berusaha bagaimana caranya membuat Istri saya bahagia, meskipun jalannya agak lambat. Tapi ya... Istri saya tidak kuat, dan... Dia pergi dengan teman saya sendiri."

Mata Devan sampai berkaca-kaca mengingat perjuangannya saat dulu.

"Saya turut prihatin dengan kisah Dokter. Saya doakan, semoga saja kelak Dokter akan menemukan wanita yang cukup baik."

"Terimakasih, Ayana!" Devan menatap Ayana dengan senyum hangatnya.

Drttt...

Gawai dalam tas Aya bergetar. Dan setelah di lihat, sang Mertualah yang menghubunginya saat ini.

Tuan Ibrahim.

"Dok, saya ke toilet bentar ya, mau angkat telfon. Disini rame, nggak denger."

"Saya antarkan?"

Ayana menolak, "Nggak usah, Dokter gabung saja sama yang lain." Setelah itu Aya kembali memakai heelsnya, dan langsung pergi menuju toilet.

Setelah bertanya pada staff, Ayana segera masuk kedalam dan menerima panggilan dari Mertuanya itu.

"Hallo, ada apa Tuan Ibrahim?"

"Ayana, saya sudah sampai Apartement. Besok saya akan datang ke rumah untuk mengurus surat gugatan cerai kamu."

Degh!

Dada Ayana bergemuruh. Ia menekan pembatas wastafel itu dengan kuat. Wajah yang semula tenang, kini sedikit memucat.

'Nggak... Aku nggak boleh lemah! Ini yang aku minta, agar dapat terbebas dari pernikahan toxic ini.'

Sekuat tenaga itu, Aya mencoba meyakinkan hati kecilnya. Ia menarik topeng yang ia kenakan, lalu menatap cermin didepanya sangat dalam.

"Hallo Ayana...."

"Oh, i-iya Tuan, saya dengar kok!" jawab Ayana terbata.

1
Sasikarin Sasikarin
lpn selesai penderitaan nya... skip dulu tgu 1 bln ke depan tengok lagi
Septi.sari: kalo selesai udah tamat kak🤧. cerita butuh alur, plot, dan sebagainya. mohon kalo dari awal udah ngga niat ngebaca, jangan rusak retensi dengan nabung bab🤧. nulis nggak mudah🤧🙏
total 1 replies
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!