NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menemukanmu

Ketika Aku Menemukanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Ini adalah kisah tentang seorang ibu yang terabaikan oleh anak - anak nya di usia senja hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidup nya.
" Jika anak - anak ku saja tidak menginginkan aku, untuk apa aku hidup ya Allah." Isak Fatma di dalam sujud nya.
Hingga kebahagiaan itu dia dapat kan dari seorang gadis yang menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Tak Terduga

*****

Mata Kanaya dan Bella menuju satu arah. Yaitu ke arah Aris. Menatap dengan raut yang serius dan kaget.

" Pak Aris?" Gumam Kanaya dan Bella bersamaan.

Aris tersenyum menatap Kanaya dan Bella secara bergantian.

" Bunda mau pergi kemana?" Tanya Aris mengulang pertanyaan nya.

" Bunda... bunda..." Kanaya terbata.

" Tadi kamu bilang bunda mau pergi. Mau pergi kemana?" Tanya Aris lagi.

Kanaya menggeleng dengan cepat.

" Itu mas, bunda... bunda sering pergi ke rumah tetangga kalau lagi bosen di rumah. Sendiri kan nggak ada teman ngobrol. Jadi main ke rumah tetangga." Elak Kanaya berbohong.

" Iya... pak Aris. Bunda nya Naya sering banget main ke rumah tetangga." Sahut Bella nyengir.

" Oh... kirain bunda mau pergi kemana." Arus hanya manggut - manggut.

" Kita pulang sekarang yuk." Ajak Aris.

" Iya, mas." Jawab Kanaya.

*

*

*

Mobil Aris berhenti di depan rumah Kanaya. Aris pun keluar dari mobil dan membuka kan pintu untuk Kanaya.

" Terima kasih, mas." Ucap Kanaya lembut.

" Sama - sama, Nay." Jawab Aris.

Dari kejauhan Zeyden yang juga berada di dalam mobilnya, memperhatikan gerak gerik Kanaya dan Aris dengah tatapan dingin nya.

Mata Zeyden terpaku, memandangi setiap gerakan Kanaya dan Aris sampai mereka menghilangdi balik pintu rumah.

" Ternyata mama benar. Dia sudah punya pacar. Atau jangan - jangan laki - laki itu suami nya ya?" Gumam Zeyden kecewa.

" Tapi kenapa mereka masuk ke rumah itu? Seharus nya kan ke sini. Tempat kost nya." Gumam Zeyden lagi bingung.

" Assalamualaikum..."

" Bunda... bunda..." Panggil Kanaya karena Fatma tak juga menjawab salam nya.

" Duduk dulu, mas. Mungkin bunda lagi istirahat di kamar."

Aris pun mendudukkan tubuh nya di kursi tamu. Mata nya terus saja mengedarkan pandangan. Melihat isi rumah Kanaya.

" Bunda..." Panggil Kanaya lagi.

Tapi Fatma juga tak menyahuti panggilan Kanaya.

Langkah Fatma hampir mendekati rumah nya tiba - tiba berhenti saat dia melihat mobil Aris terparkir di depan rumah nya.

Dia masih mengingat warna dan BK yang tercetak di belakang mobil.

" Astaghfirullah... itu kan mobil nya Aris. Bagaimana Aris tahu kalau aku tinggal di sini?" Gumam Fatma dengan detak jantung yang tidak beraturan.

Selangkah demi selangkah Fatma kembali berjalan. Semakin dekat dan semakin mendekati pintu rumah nya.

" Aku harus berpikiran positif kan? Mungkin saat ini Aris memang sedang mencari ku. Mungkin Aris dan Ariel sangat merindukan aku. Mereka pasti merasa kehilangan sejak kepergian ku. Terima kasih ya Allah. Sudah mengirim kan anak - anak ku untuk menjemput ku ya Allah." Bathin Fatma lagi.

Fatma mengusap air mata nya yang sempat jatuh tadi. Dengan menarik kedua sudut bibir nya, Fatma dengan yakin mempercepat langkah nya masuk ke dalam rumah.

" Assalamualaikum." Ucap Fatma dengan riang.

" Waalaikumsalam." Jawab Aris.

Aris bangkit dari duduk nya dan berbalik menatap seseorang yang mengucap salam.

Aris terpaku di posisi nya. Mata nya terbelalak tak percaya saat melihat sosok yang sudah lama tak terlihat.

Sedangkan Fatma berdiri dengan senyuman yang mengembang menunggu pelukan Aris yang sudah lama dia rindu kan.

Namun Aris bukan melangkah maju, melainkan mundur. Penuh keraguan dan ketakutan yang nyata terpancar si wajah nya.

" ibuk..." Seolah olah dia masih tidak percaya dengan realita di depan mata nya.

Aris masih ragu, dia seperti terhempas ke masa lalu yang suram. Masa yang ingin dia lupakan. Fatma merasa hati nya hancur melihat reaksi Aris. Dia memahami bahwa jalan untuk kembali kepada anak - anak nya tidak akan mudah.

" Aris." Panggil Fatma.

" Ibuk? Nggak mungkin. Nggak mungkin. Bagaimana ada orang yang begitu mirip dengan ibuk?" Gumam Aris memperhatikan penampilan Fatma yang hanya berbeda karena sekarang Fatma sudah memakai hijab.

" Nggak mungkin. Aku pasti salah lihat. Kamu bukan ibu."

" Kamu nggak salah lihat, Nak. Aris... ini ibuk. Ibuk kamu. Kamu kesini mau jemput ibuk kan?" Sahut Fatma mencoba mendekati Aris.

" Jangan dekat." Cegah Aris.

" Kamu bukan ibu ku. Ibu ku sudah meninggal. Kamu bukan ibu ku. Kamu pasti hanya iblis yang menyerupai ibu ku saja. Pergi kamu."

" Astaghfirullahaladzim... Aris... Bagaimana kamu bisa bilang ibu sudah meninggal, Nak. Ini ibu, Nak. Ibu masih hidup. Kemari, Aris. Ibu sangat merindukan kamu." Fatma mengulurkan kedua tangan nya pada Aris.

Aris berulang kali mengusap wajah nya kasar. Masih belum yakin dengan kenyataan jika ibu yang sudah di nyatakan meninggal dalam kebakaran sekarang malah berdiri di depan mata nya.

Kanaya yang sedang membuat minum mendengar ada suara yang keras. Dia pun meninggalkan minuman itu dan melangkah untuk memastikan keadaan di depan.

" Bunda... bunda sudah pulang? Dari tadi Naya cariin loh." Ujar Kanaya mendekati ruang tamu.

" Bunda?" Tanya Aris hampir tak terdengar.

Tubuh Aria terasa membeku sesaat. Cahaya sore yang masuk lewat jendela menambah kesuraman dalam ruangan itu.

Bagaimana mungkin Kanaya memanggil nya Bunda, wanita yang seharus nya sudah tiada. Aris merasa dunia nya berputar.

" Mas Aris. Kenalin, ini bunda nya Naya. Bunda... ini bos nya Naya yang sering Naya ceritakan sama bunda. Hari ini mas Aris mau ketemu bunda untuk melamar Naya." Ucap Kanaya memperkenalkan Fatma dan Aris.

" Bunda? Jadi bunda yang selama ini kamu ceritakan itu?" Aris tak sanggup melanjutkan ucapan nya. Suara nya terasa berhenti di tenggorokan.

" Iya, mas. Ini bunda nya Naya." Jawab Kanaya.

" Nggak mungkin. Nggak mungkin Naya. Dia nggak mungkin bunda kamu. Dia itu ibu aku yang sudah meninggal." Bantah Aris dengan yakin.

Kanaya menganga mendengarkan ucapan Aris barusan.

" Nggak mungkin Nay. Semua ini pasti salah. Mungkin bunda kamu ini hanya mirip saja dengan ibu saya." Ucap Aris lagi.

Mata Fatma memerah, dan tangan nya gemetar. Nafas nya turun naik, mencoba menahan emosi. Air mata mulai mengalir di pipi Fatma, tapi dia berusaha keras untuk tetap berdiri dengan kokoh.

" Semua ini tidak salah. Kamu tidak salah lihat. Dan bunda nya Naya tidak mirip dengan ibu kamu. Ini ibu, Aris. Fatma. Wanita yang sudah melahirkan kamu dan membesar kan kamu."

" Naya.  Ini Aris. Putra pertama ibuk yang sudah meninggalkan ibuk di panti jompo. Dan sekarang dia malah mengatakan jika bunda ini setan yang menyerupai bunda nya. Karena ibu kandung nya sudah meninggal."

Mata Kanaya terbelalak penuh ketidakpercayaan ketika dia mendengar jika wanita yang selama ini dia panggil Bunda adalah ibu kandung dari pria yang telah mencuri hati nya.

Kanaya merasa bingung dan terkejut bercampur menjadi satu. Menyisakan tanya yang menggantung di hati.

Bagaimana mungkin takdir mempertemukan nya dengan Aris seperti ini.

" Saya ini ibu kandung kamu Aris. Saya hanya bunda angkat nya Naya. Ibu yang sudah kamu campakkan ke panti jompo karena kamu dan Ariel tidak mau repot mengurus ibuk. Dan dengan besar hati, Naya menerima ibuk dan menjadikan ibuk menjadi bunda angkat nya. Dia memberikan apa yang tidak pernah ibuk dapatkan dari anak - anak ibuk. Kasih sayang, perhatian dan cinta. Semua itu tidak pernah ibuk dapatkan dari kamu dan Ariel. Tapi ibuk dapat kan dari orang asing yang mendadak menjadi keluarga. Dan sekarang... dengan tega nya kamu tidak mau mengakui ibuk ini sebagi ibu kamu. Dan kamu... malah bilang kalau ibu kamu sudah meninggal. Apa kamu memang sudah menganggap ibuk tidak ada? Sudah tidak mau bertemu dengan ibuk lagi, Aris? Apa ini balasan kamu atas apa yang sudah sudah ibuk berikan untuk kamu dan Ariel? Ini balasan dari kasih sayang ibuk selama ini untuk kamu? Ibuk tidak menyangka kamu setega ini Aris. Kamu terlalu kejam, Nak. Ibu sangat kecewa dengan kamu." Ucap Fatma mengeluarkan semua rasa kecewa nya di hadapan Aris dan Kanaya.

" Dan berhubung kamu sudah di sini. Saya... sebagi bunda angkat nya Naya.  Tidak mengizinkan kamu melamar anak saya. Anak durhaka seperti kamu tidak pantas menjadi suami nya, Naya." Ucap Fatma lagi.

Mata Kanaya dan Aris membulat sempurna menatap Fatma.

Aris masih merasa seperti mimpi. Dan setiap ucapan yang keluar dari mulut Fatma tidak bisa di cerna dengan baik.

1
partini
jadian ma aris tah
partini
baca sinopsisnya penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!